Bersihkan Lingkungan Dengan Komunitas Bersih Nyok
A
A
A
“Kerja di Jakarta memang oke, tapi kok nyampah?”. Tulisan yang disebarkan di sebuah media sosial ini membuat orang yang membacanya berpikir dan kemudian membayangkan para pegawai kantoran yang bergaya perlente, tapi suka membuang sampah sembarangan.
Kata-kata di atas bukan sekadar katakata belaka, melainkan bagian dari kampanye yang dilakukan oleh komunitas Bersih Nyok. Lalu siapa sebenarnya komunitas ini? Mereka adalah komunitas yang ingin membuat Jakarta bersih dengan cara yang sederhana, yaitu membuang sampah pada tempatnya.
Berkaca pada musibah banjir yang melanda Jakarta pada 2012, dokter Amaranila Lalita Drijono yang juga penggagas komunitas Bersih Nyok dan ketiga temannya berpikir bagaimana bisa ikut membantu untuk mencegah banjir yang selalu menjadi musibah tahunan di Jakarta. Akhirnya, mereka pun memutuskan bergabung dalam sebuah komunitas yang awalnya memiliki tujuan sederhana untuk mengajak masyarakat buang sampah pada tempatnya.
Harapannya, agar Kota Jakarta tercinta ini bisa bersih dari sampah. Kebiasaan membuang sampah sembarangan ini disebut sebagai salah satu pemicu genangan air, setiap kali hujan mengguyur Jakarta. “Kami memang mau menciptakan gerakan bersih tanpa melakukan aksi bersih-bersih. Kami ingin membentuk pola pikir masyarakat Jakarta untuk peduli terhadap kebersihan, yakni melalui penyebaran informasi secara verbal dan nonverbal melalui berbagai media,” ujar Nila.
Akhirnya, komunitas ini menggagas kampanye “Bersih Nyok” yang secara resmi dibentuk pada 23 Juni 2013 yang langsung diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta yang saat itu dijabat oleh Joko Widodo. Sama halnya dengan komunitas lainnya, komunitas ini juga melakukan kegiatan berbagai aksi bersih-bersih, seperti clean up JKTDay, Bersih Jeruk Purut 2013, gerakan pungut sampah, dan Jakarta Kinclong di Taman Menteng.
Komunitas yang memiliki jumlah anggota 250 orang dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia itu akan selalu konsisten dengan kebersihan lingkungan. Nila pun menambahkan, masyarakat pun harus dirangkul agar paham bahwa membuang sampah pada tempatnya akan menciptakan lingkungan yang sehat.
Membuang sampah pada tempatnya juga bisa mengurangi intensitas banjir. “Oleh karena itu, kami aktif mendatangi langsung target di lokasi yang banyak masyarakat berkumpul, salah satunya saat car free day dengan kampanye yang kreatif,” kata Nila. Untuk kegiatan ke depan, komunitas ini akan mengadakan sebuah event bertajuk Indonesia Bebas Sampah 2020, yang merupakan gerakan aksi amal nasional serentak dilakukan di seluruh area car free day di Indonesia.
“Nantinya acara bebas sampah ini akan ditutup dengan operasi semut, yaitu mengumpulkan sampah-sampah yang bertebaran di jalan,” tutup Nila.
aprilia s andyna
Kata-kata di atas bukan sekadar katakata belaka, melainkan bagian dari kampanye yang dilakukan oleh komunitas Bersih Nyok. Lalu siapa sebenarnya komunitas ini? Mereka adalah komunitas yang ingin membuat Jakarta bersih dengan cara yang sederhana, yaitu membuang sampah pada tempatnya.
Berkaca pada musibah banjir yang melanda Jakarta pada 2012, dokter Amaranila Lalita Drijono yang juga penggagas komunitas Bersih Nyok dan ketiga temannya berpikir bagaimana bisa ikut membantu untuk mencegah banjir yang selalu menjadi musibah tahunan di Jakarta. Akhirnya, mereka pun memutuskan bergabung dalam sebuah komunitas yang awalnya memiliki tujuan sederhana untuk mengajak masyarakat buang sampah pada tempatnya.
Harapannya, agar Kota Jakarta tercinta ini bisa bersih dari sampah. Kebiasaan membuang sampah sembarangan ini disebut sebagai salah satu pemicu genangan air, setiap kali hujan mengguyur Jakarta. “Kami memang mau menciptakan gerakan bersih tanpa melakukan aksi bersih-bersih. Kami ingin membentuk pola pikir masyarakat Jakarta untuk peduli terhadap kebersihan, yakni melalui penyebaran informasi secara verbal dan nonverbal melalui berbagai media,” ujar Nila.
Akhirnya, komunitas ini menggagas kampanye “Bersih Nyok” yang secara resmi dibentuk pada 23 Juni 2013 yang langsung diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta yang saat itu dijabat oleh Joko Widodo. Sama halnya dengan komunitas lainnya, komunitas ini juga melakukan kegiatan berbagai aksi bersih-bersih, seperti clean up JKTDay, Bersih Jeruk Purut 2013, gerakan pungut sampah, dan Jakarta Kinclong di Taman Menteng.
Komunitas yang memiliki jumlah anggota 250 orang dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia itu akan selalu konsisten dengan kebersihan lingkungan. Nila pun menambahkan, masyarakat pun harus dirangkul agar paham bahwa membuang sampah pada tempatnya akan menciptakan lingkungan yang sehat.
Membuang sampah pada tempatnya juga bisa mengurangi intensitas banjir. “Oleh karena itu, kami aktif mendatangi langsung target di lokasi yang banyak masyarakat berkumpul, salah satunya saat car free day dengan kampanye yang kreatif,” kata Nila. Untuk kegiatan ke depan, komunitas ini akan mengadakan sebuah event bertajuk Indonesia Bebas Sampah 2020, yang merupakan gerakan aksi amal nasional serentak dilakukan di seluruh area car free day di Indonesia.
“Nantinya acara bebas sampah ini akan ditutup dengan operasi semut, yaitu mengumpulkan sampah-sampah yang bertebaran di jalan,” tutup Nila.
aprilia s andyna
(bbg)