Memilih Alas Kaki yang Nyaman & Sehat
A
A
A
Sepatu tak hanya memengaruhi penampilan seseorang, juga kesehatan. Pasalnya, pemakaian alas kaki yang tidak baik ternyata dapat menimbulkan masalah bagi konsumen itu sendiri.
Permasalahan nyeri otot, tulang, dan sendi kerap jadi teman baik pada pengguna alas kaki yang tidak mendukung keamanan dan kenyamanan konsumen. Meski begitu, masih banyak wanita yang beranggapan bahwa dengan memakai high heels,tubuhnya akan terlihat lebih seksi.
Hal ini karena ada efek dari sepatu dengan hak tinggi yang membuat bokong sedikit terangkat, maka saat berjalan jadi terlihat lebih seksi. Padahal, memakai high heelsmembuat otot dan sendi menjadi terganggu. Menurut dr Aditya Wahyudi SpKFR, seorang dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dari Flex-Free, menggunakan sepatu dengan hak tinggi sangat berisiko nyeri pada bagian tulang belakang.
“Keluhan ini sering hadir pada mereka yang hobi menggunakan alas kaki, baik itu sepatu maupun sandal dengan hak tinggi (high heels). Untuk itu, saran saya untuk tidak menggunakan high heelsdalam keadaan apa pun,” ungkapnya. Memakai high heelsatau sepatu hak tinggi akan memengaruhi postur tubuh.
Sayangnya, menggunakan sepatu hak tinggi ini membuat tubuh membentuk postur tubuh yang salah, meski terlihat lebih indah. Pada saat menggunakan high heels, tumit menjadi sedikit lebih tinggi. Hal ini menyebabkan tubuh menjadi condong ke depan. Agar tubuh tidak jatuh, otomatis otototot tulang belakang harus menahan agar tidak jatuh karena pada saat yang sama tubuh harus melawan gravitasi bumi.
“Sepatu atau sandal dengan alas yang rata sangat baik untuk kenyamanan tulang belakang,” kata dr Aditya Wahyudi. Menurut dia, sepatu sejenis dengan sepatu lari adalah alas kaki yang paling aman dan nyaman untuk dipakai saat ini. Sepatu lari biasanya dirancang dengan sol yang lebih empuk sehingga nyaman digunakan.
Selain itu, kontur telapak kaki pada sepatu lari dibuat sesuai dengan kontur telapak kaki yang tidak rata sehingga tetap nyaman. “Akan lebih baik lagi jika menggunakan sepatu bertali. Ikatan pada sepatu bisa lebih menyesuaikan kaki penggunanya karena jenis dan bentuk kaki setiap orang berbedabeda,” tambah Aditya.
Penggunaan hak sepatu yang berlebihan juga dapat menyebabkan kram pada betis. Jika betis harus kerja lebih keras, otot-ototnya akan kencang dan tak jarang menyebabkan kram. “Biasanya kram yang dirasakan pada malam hari, salah satunya diakibatkan oleh kerja otot yang berlebih, seperti menggunakan heels.
Selain itu, ibu hamil dan orang yang kegemukan juga dapat terserang kram pada otot betis, penyebabnya karena otototot bekerja terus melawan gravitasi untuk menjaga tubuh tetap tegak dan tidak jatuh,” ujar dr Aditya. Memang untuk acara-acara tertentu, seperti pesta dan acara resmi, high heels selalu menjadi pilihan. Namun, Aditya Wahyudi mengingatkan untuk tetap membawa alas kaki ganti.
Ini dilakukan untuk antisipasi saat kaki telah lelah menggunakan hak tinggi dalam jangka waktu yang lama. “Sebaiknya saat sudah berada di luar area resmi, heelslangsung diganti dengan alas kaki yang lebih nyaman sehingga otot-otot cepat kembali meregang,” tuturnya. Sementara Dr Arif Soemarjono MD SpKFR FACSM mengingatkan,
untuk menghindari nyeri otot, tulang, dan sendi, akibat berdiri dalam jangka waktu yang lama, usahakan mencari pijakan yang bisa menekuk kaki satu per satu secara bergantian setiap beberapa menit sekali. Topangan kaki yang diperlukan cukup setinggi kardus sepatu untuk meregangkan otot-otot.
“Memang terlihat agak kurang sopan, tapi itu cara untuk mengurangi ketegangan otot pada betis dan tulang belakang akibat berdiri terlalu lama,” tutup Arif Soemarjono.
Larissa Huda
Permasalahan nyeri otot, tulang, dan sendi kerap jadi teman baik pada pengguna alas kaki yang tidak mendukung keamanan dan kenyamanan konsumen. Meski begitu, masih banyak wanita yang beranggapan bahwa dengan memakai high heels,tubuhnya akan terlihat lebih seksi.
Hal ini karena ada efek dari sepatu dengan hak tinggi yang membuat bokong sedikit terangkat, maka saat berjalan jadi terlihat lebih seksi. Padahal, memakai high heelsmembuat otot dan sendi menjadi terganggu. Menurut dr Aditya Wahyudi SpKFR, seorang dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dari Flex-Free, menggunakan sepatu dengan hak tinggi sangat berisiko nyeri pada bagian tulang belakang.
“Keluhan ini sering hadir pada mereka yang hobi menggunakan alas kaki, baik itu sepatu maupun sandal dengan hak tinggi (high heels). Untuk itu, saran saya untuk tidak menggunakan high heelsdalam keadaan apa pun,” ungkapnya. Memakai high heelsatau sepatu hak tinggi akan memengaruhi postur tubuh.
Sayangnya, menggunakan sepatu hak tinggi ini membuat tubuh membentuk postur tubuh yang salah, meski terlihat lebih indah. Pada saat menggunakan high heels, tumit menjadi sedikit lebih tinggi. Hal ini menyebabkan tubuh menjadi condong ke depan. Agar tubuh tidak jatuh, otomatis otototot tulang belakang harus menahan agar tidak jatuh karena pada saat yang sama tubuh harus melawan gravitasi bumi.
“Sepatu atau sandal dengan alas yang rata sangat baik untuk kenyamanan tulang belakang,” kata dr Aditya Wahyudi. Menurut dia, sepatu sejenis dengan sepatu lari adalah alas kaki yang paling aman dan nyaman untuk dipakai saat ini. Sepatu lari biasanya dirancang dengan sol yang lebih empuk sehingga nyaman digunakan.
Selain itu, kontur telapak kaki pada sepatu lari dibuat sesuai dengan kontur telapak kaki yang tidak rata sehingga tetap nyaman. “Akan lebih baik lagi jika menggunakan sepatu bertali. Ikatan pada sepatu bisa lebih menyesuaikan kaki penggunanya karena jenis dan bentuk kaki setiap orang berbedabeda,” tambah Aditya.
Penggunaan hak sepatu yang berlebihan juga dapat menyebabkan kram pada betis. Jika betis harus kerja lebih keras, otot-ototnya akan kencang dan tak jarang menyebabkan kram. “Biasanya kram yang dirasakan pada malam hari, salah satunya diakibatkan oleh kerja otot yang berlebih, seperti menggunakan heels.
Selain itu, ibu hamil dan orang yang kegemukan juga dapat terserang kram pada otot betis, penyebabnya karena otototot bekerja terus melawan gravitasi untuk menjaga tubuh tetap tegak dan tidak jatuh,” ujar dr Aditya. Memang untuk acara-acara tertentu, seperti pesta dan acara resmi, high heels selalu menjadi pilihan. Namun, Aditya Wahyudi mengingatkan untuk tetap membawa alas kaki ganti.
Ini dilakukan untuk antisipasi saat kaki telah lelah menggunakan hak tinggi dalam jangka waktu yang lama. “Sebaiknya saat sudah berada di luar area resmi, heelslangsung diganti dengan alas kaki yang lebih nyaman sehingga otot-otot cepat kembali meregang,” tuturnya. Sementara Dr Arif Soemarjono MD SpKFR FACSM mengingatkan,
untuk menghindari nyeri otot, tulang, dan sendi, akibat berdiri dalam jangka waktu yang lama, usahakan mencari pijakan yang bisa menekuk kaki satu per satu secara bergantian setiap beberapa menit sekali. Topangan kaki yang diperlukan cukup setinggi kardus sepatu untuk meregangkan otot-otot.
“Memang terlihat agak kurang sopan, tapi itu cara untuk mengurangi ketegangan otot pada betis dan tulang belakang akibat berdiri terlalu lama,” tutup Arif Soemarjono.
Larissa Huda
(bbg)