Lebih dari Sekadar Foto

Senin, 13 Juli 2015 - 10:16 WIB
Lebih dari Sekadar Foto
Lebih dari Sekadar Foto
A A A
PICTURES paint a thousand words, pepatah ini dipegang teguh oleh komunitas #Handsinframeyang senang menuangkan aspirasi dalam keseharian mereka ataupun dalam jepretan kamera.

Bagi mereka, foto bukan hanya menangkap momen istimewa, lebih dari itu berbicara banyak hal. Felix Witanto misalnya, baginya memotret dengan Handsinframe Styledapat memberi sense of livingke dalam foto ketimbang hanya “menangkap” benda atau makanan.

Gaya minimalis dalam hasil jepretannya menjadi pembeda karyanya dengan karya orang lain. “Foto lifestyleseperti food and beverage, fashion, dan sebagainya biasanya yang saya kurasi,” beber pria yang di komunitas ini bertugas di belakang layar untuk menjalankan administrasi dan pengembangan bisnis Handsinframe.

Berbeda dengan Andrew Yaputra yang lebih gemar mengabadikan foto-foto kesehariannya di media sosial tersebut. “Entah itu saya pergi kuliner atau sedang menggarap pekerjaan pada eventpernikahan atau birthdayanak-anak. Segala yang saya jalani setiap harinya merupakan sesuatu yang random, jadi enggak hanya (memotret) makanan.

Dengan demikian, hal tersebut membuat saya bisa lebih jauh mendalami angle dengan ada objek tangannya,” tutur Andrew yang bertanggung jawab sebagai fotografer di tim #Handsinframeini. Andrew memiliki andil dalam membuat konsep sekaligus foto bagi setiap merek yang ingin berpromosi dengan bantuan pihak #Handsinframe.

Lebih jauh dia menilai, angleyang membuat tampilan foto akan lebih menarik sebenarnya banyak dan luas untuk dieksplorasi. Kembali lagi kepada kreativitas masingmasing individu agar menghasilkan momen yang jauh dari kesan monoton. Menurut dia, kebanyakan orang memotret dengan gaya flatlayatau angledari atas.

Padahal, semua objek mempunyai keindahan tersendiri dari anglelain sehingga tidak selalu dari atas (pengambilan objek). Di sisi lain, dia melihat tidak sedikit pula pemilik Instagram yang dapat menghasilkan foto yang patut diacungi jempol. “Karena saya juga banyak belajar dari orangorang yang saya follow.

Ada banyak sekali orang kreatif di Indonesia,” cerita pria yang diajak bergabung di komunitas ini oleh Benny Lim beberapa minggu setelah tagar tersebut dibuat. Ajakan Benny tersebut disambut positif oleh Andrew. Dia berpendapat, komunitas #Handsinframe bertujuan sebagai wadah bagi mereka kalangan awam yang hobi memotret dan tetap terbuka bagi fotografer profesional sekalipun.

Apalagi sekarang makin banyak orang yang hanya memotret dengan kamera ponsel pintar, tapi dapat menghasilkan gambar yang bagus. Senada dengan Benny yang juga mengapresiasi fotofoto di Instagram. Kemunculan Instagrammemang akhirnya melahirkan banyak fotografer dadakan yang memiliki nilai seni cukup tinggi.

Jadi, di samping menampung kreativitas para pencinta foto yang ada, komunitas ini juga berupaya membagikan berbagai informasi lewat blog resmi komunitas. Benny Lim mengaku bermain Instagramhanya untuk kesenangan semata. Foto-foto jepretannya pun seluruhnya berbicara soal keseharian ayah satu anak ini, tanpa menganut anglekhusus.

“Jadi, fotonya apa yang saya liat menarik saja dalam keseharian, kadang sambil traveling. Beberapa orang ada yang punya gaya dengan mengambil angledari atas atau fotonya selalu hitam putih,” ungkap Benny yang membuka usaha fotografi spesialis pernikahan dan lifestylebernama Nomina pada 2010 dan Junia yang mengkhususkan diri di kids photography.

Sri Noviarni
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6300 seconds (0.1#10.140)