Kisah Cinderella Berbalut Thriller

Sabtu, 25 Juli 2015 - 10:39 WIB
Kisah Cinderella Berbalut Thriller
Kisah Cinderella Berbalut Thriller
A A A
PERFECT Proposal adalah film Korea hasil adaptasi dari novel Prancis tahun 1964 La Femme de paille (Woman of Straw ) yang ditulis Cahtherine Arley. Oleh sineas Korea, novel ini diterjemahkan menjadi film romansa dengan bumbu thriller di tengah cerita.

Premisnya sangat klasik. Seorang gadis cantik pramuniaga bar terjerat utang besar tanpa sengaja. Dia ditipu oleh rekan kerjanya yang meminjam uang kepada seorang rentenir dengan menggunakan nama sang gadis. Saat dikejar-kejar rentenir dan sudah tak mampu membayar kamar sewa, Jiyeon (Im Soo-jung)—nama gadis itu—tiba-tiba ditawari sebuah perjanjian yang menggiurkan.

Sebuah proposal yang akan membuatnya menjadi seorang cinderella modern, namun dengan cara yang sedikit kotor. Nah yang mengajukan proposal adalah Sung-yeol (Yoo Yeon-seok), anak hasil hubungan gelap seorang miliarder penguasa kasino di Makau, Kim Seok-gu (Lee Geung-young), dengan seorang perempuan miskin.

Bermodal dendam masa lampau, Sung-yeol yang kini menjadi sekretaris Kim mengajak Ji-yeon bersekongkol: Ji-yeon harus menggoda Kim yang otoriter dan temperamental itu hingga dia jatuh cinta kepada Ji-yeon dan mau menyerahkan harta warisannya kepada gadis itu. Setelah itu, harta tersebut akan dibagi rata antara Jiyeon dan Sung-yeol.

Nantinya, Ji-yeon harus menyamar sebagai perawat baru Kim, saat mereka berlayar dari Makau ke kampung halaman Kim di Seoul. Skenarionya, sebelum kapal pesiar berlabuh di Seoul, Ji-yeon harus sudah menikah dengan Kim, hingga saat di Seoul, harta warisan sudah diberikan sepenuhnya kepada Jiyeon.

Jangan bayangkan kalau di atas kapal pesiar, kita akan melihat Jiyeon yang cantik mengenakan pakaian seksi nan menggoda dengan lipstik merah merona. Lupakan juga jika Anda berharap ada adegan romantis klasik antara Ji-yeon dan Kim. Sebaliknya, skenario yang dijalankan Ji-yeon dan Sung-yeol adalah membuat Kim marah atas perilaku “kurang ajar” Ji-yeon sebagai seorang perawat.

Misalnya, Ji-yeon menolak dipanggil dengan menggunakan peluit. Dia mau namanya disebut oleh Kim. Ji-yeon juga menolak saat Kim memerintahkannya mengambil cerutu supaya bisa merokok. Tindakan-tindakan inilah yang malah akhirnya membuat Kim jatuh cinta kepada Ji-yeon.

Strategi godaan terselubung inilah yang juga memantik beberapa adegan komedi yang melibatkan para kru kapal. Mulai dari Yoo-mi yang lucu dan suka mencampur miras Kim dengan air putih, Khan yang menolak makan babi tapi tak sadar kalau sup ramen di kapal diberi kuah minyak babi, juga kapten kapal yang kelakuannya kocak.

Sementara, Sung-yeol sebagai otak skenario jahat, tetap bersikap cool dan misterius meski Ji-yeon jelas-jelas menyukai pria itu. Sampai di sini, Perfect Proposal enak ditonton. Namun, di tengah jalan, saat mood film berubah menjadi thriller, tiba-tiba film seperti kehilangan arah dan berubah menjadi sangat klise.

Sebenarnya, perubahan mood film dari drama, romansa, dan komedi ke thriller tidaklah mengecewakan. Justru membuat film jadi lebih menarik dan meningkat tensinya. Namun, adegan-adegan thriller dalam Perfect Proposal sangat mudah ditebak. Intrik-intriknya yang sebenarnya menarik, tidak digarap dengan baik.

Akhirnya, yang kita tonton hanyalah intrik dan konflik yang bisa kita temukan dalam film crime thriller murahan atau bahkan dalam film televisi sekalipun. Inilah yang akhirnya membuat Perfect Proposal menjadi mengecewakan, sebagai film crime thriller , juga sebagai film romansa.

Singkatnya, Perfect Proposal bukan film yang memuaskan. Namun, sebagai sebuah tontonan hiburan, film ini tetap masih bisa dinikmati.

Herita endriana
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7722 seconds (0.1#10.140)