Anomali Film Marvel
A
A
A
BERAPA banyak masyarakat yang mengenal Ant-Man sebagai jagoan super keluaran komik Marvel? Dibanding Captain America, IronMan, Hulk, Thor, dan superhero lainnya yang tergabung dalam tim TheAvengers , Ant-Man adalah nama yang paling asing.
Padahal, dia adalah salah satu pendiri tim super ini. Namun, justru ketidakpopulerannya ini membuat Marvel dan tim film Ant- Man berani untuk “bermain-main” dalam pembuatannya. Misalnya saja, dengan mendaulat aktor komedi seperti Paul Rudd sebagai Ant-Man.
Paul bahkan juga diajak masuk ke dalam tim penulis. Begitu juga dengan bujet film yang dibuat jauh lebih kecil dibanding film-film Marvel lainnya. Ant-Man diketok dengan bujet USD130 juta. Padahal standar film-film superhero Marvel yang paling minim adalah USD140 juta, itu pun film yang dibuat beberapa tahun yang lalu. The Guardians of The Galaxy (2014) misalnya, menghabiskan USD195 juta.
Dengan berbagai perbedaan yang tidak biasa itu, Ant-Man nyatanya bisa tampil sesuai standar film-film Marvel. Ada tontonan yang menghibur, ada kecanggihan visual terkini, ada komedi yang pas. Yang paling di luar dugaan, Ant- Man bisa jadi adalah film Marvel yang paling ramah ditonton oleh penonton segala umur alias film Marvel paling ramah bagi keluarga.
Meski Motion Pictures Association of America (MPAA) masih memberikan rating “PG-13” (anak di bawah 13 tahun harus didampingi orang tua) bukan “General Audiences”, adegan-adegan dalam Ant-Man nyaris tanpa kekerasan. Kalaupun ada adegan kekerasan, kebanyakan dibungkus dalam adegan cenderung komikal yang tidak berbahaya, misalnya beberapa karakter yang ditembak hingga menjadi “gel”.
Lebih dari itu, skenario yang dibuat keroyokan antara Joe Cornish, Adam McKay, dan Paul Rudd pun tampak dibuat lebih hati-hati serta mengedepankan unsur nilai-nilai keluarga. Paul Rudd yang memerankan Ant-Man/Scott Lang adalah seorang mantan pencuri profesional yang sudah insyaf.
Lepas dari penjara, Lang yang sudah bercerai berjanji untuk hidup lurus demi anak perempuan satu-satunya, Cassie (Abby Ryder Fortson) yang kini diasuh mantan istrinya yang sudah memiliki suami baru. Lang berusaha menjalani pekerjaan halal, tapi rekam jejak sebagai mantan napi membuat hal ini menjadi sulit. Sampai akhirnya datang tawaran dari Hank Pym (Michael Douglas).
Dia memberi kesempatan kepada Lang untuk menyelamatkan dunia sekaligus mendapatkan kembali hati sang putri tercinta. Dibantu anak perempuan Hank, Hope (Evangeline Lilly), Lang pun belajar menjadi Ant- Man. Meski visual film ini tak seheboh film Marvel lainnya, Ant-Man justru tampil beda dengan membuat tampilan-tampilan mikro ala dunia semut yang cukup menakjubkan.
Unsur komedinya pun, meski tak sesegar The Guardians of The Galaxy , tetap memberi warna tersendiri bagi film ini. Jika melihat after credit scene dalam film ini, sekuel Ant-Man bukan hal yang mustahil dan tentu akan menawarkan sesuatu yang lebih menakjubkan dari film pertamanya ini.
Herita endriana
Padahal, dia adalah salah satu pendiri tim super ini. Namun, justru ketidakpopulerannya ini membuat Marvel dan tim film Ant- Man berani untuk “bermain-main” dalam pembuatannya. Misalnya saja, dengan mendaulat aktor komedi seperti Paul Rudd sebagai Ant-Man.
Paul bahkan juga diajak masuk ke dalam tim penulis. Begitu juga dengan bujet film yang dibuat jauh lebih kecil dibanding film-film Marvel lainnya. Ant-Man diketok dengan bujet USD130 juta. Padahal standar film-film superhero Marvel yang paling minim adalah USD140 juta, itu pun film yang dibuat beberapa tahun yang lalu. The Guardians of The Galaxy (2014) misalnya, menghabiskan USD195 juta.
Dengan berbagai perbedaan yang tidak biasa itu, Ant-Man nyatanya bisa tampil sesuai standar film-film Marvel. Ada tontonan yang menghibur, ada kecanggihan visual terkini, ada komedi yang pas. Yang paling di luar dugaan, Ant- Man bisa jadi adalah film Marvel yang paling ramah ditonton oleh penonton segala umur alias film Marvel paling ramah bagi keluarga.
Meski Motion Pictures Association of America (MPAA) masih memberikan rating “PG-13” (anak di bawah 13 tahun harus didampingi orang tua) bukan “General Audiences”, adegan-adegan dalam Ant-Man nyaris tanpa kekerasan. Kalaupun ada adegan kekerasan, kebanyakan dibungkus dalam adegan cenderung komikal yang tidak berbahaya, misalnya beberapa karakter yang ditembak hingga menjadi “gel”.
Lebih dari itu, skenario yang dibuat keroyokan antara Joe Cornish, Adam McKay, dan Paul Rudd pun tampak dibuat lebih hati-hati serta mengedepankan unsur nilai-nilai keluarga. Paul Rudd yang memerankan Ant-Man/Scott Lang adalah seorang mantan pencuri profesional yang sudah insyaf.
Lepas dari penjara, Lang yang sudah bercerai berjanji untuk hidup lurus demi anak perempuan satu-satunya, Cassie (Abby Ryder Fortson) yang kini diasuh mantan istrinya yang sudah memiliki suami baru. Lang berusaha menjalani pekerjaan halal, tapi rekam jejak sebagai mantan napi membuat hal ini menjadi sulit. Sampai akhirnya datang tawaran dari Hank Pym (Michael Douglas).
Dia memberi kesempatan kepada Lang untuk menyelamatkan dunia sekaligus mendapatkan kembali hati sang putri tercinta. Dibantu anak perempuan Hank, Hope (Evangeline Lilly), Lang pun belajar menjadi Ant- Man. Meski visual film ini tak seheboh film Marvel lainnya, Ant-Man justru tampil beda dengan membuat tampilan-tampilan mikro ala dunia semut yang cukup menakjubkan.
Unsur komedinya pun, meski tak sesegar The Guardians of The Galaxy , tetap memberi warna tersendiri bagi film ini. Jika melihat after credit scene dalam film ini, sekuel Ant-Man bukan hal yang mustahil dan tentu akan menawarkan sesuatu yang lebih menakjubkan dari film pertamanya ini.
Herita endriana
(ftr)