Ajarkan Lagu Anak lewat Piknik Musik
A
A
A
PRIHATIN sudah tidak banyak lagu anak-anak yang dinyanyikan ataupun didengarkan kepada anak-anak seusianya, Komunitas Marinyanyi kembali membuat kegiatan Piknik Musik yang pertama kali diadakan di Jakarta, tepatnya di Taman Cattleya pada Minggu (5/7).
Komunitas Marinyanyi merupakan kumpulan volunter dari lagu anak Indonesia sebuah website sebagai bentuk dedikasi menciptakan lagu anak-anak yang didirikan oleh Djito Kasilo.
Komunitas ini hadir pertama kali di daerah Yogyakarta bertujuan untuk mengajarkan lagu anak ciptaan Djito Kasilo, yang kerap disapa Ayah kepada anak-anak di sana. Di Yogya, program Piknik Musik sudah menjadi agenda rutin.
Kali ini beberapa pengurus yang dulu pernah menjadi volunter pun berinisiatif mengadakan hal yang serupa di Jakarta. ”Kali ini kami berkolaborasi dengan Street Kids Ministry, yang mengasuh anak-anak jalanan di daerah Tomang dan kebetulan memang biasa mengadakan acara di Taman Cattleya,” ungkap Ayah.
Piknik Musik memiliki kegiatan mengenalkan lagu anak-anak. Kali ini ada tiga lagu yang perkenalkan kepada anak-anak seusia balita sampai 7 tahun, yaitu Aku Suka Baca, Tirukan Suara Binatang, dan Makanan Sehat. Selain itu, kegiatan lain adalah mewarnai.
Gambar-gambar tersebut diambil menggambarkan dari ketiga lagu tersebut. ”Terpilih tiga lagu tersebut juga karena praktis mudah diaplikasikan dalam gambar dan paling dekat dengan anak,” katanya.
Ayah pun menambahkan ketiga lagu tersebut merupakan request dari masyarakat. ”Saya suka baca berdasarkan keluhan guru tentang minat baca yang rendah. Makanan sehat untuk memperkenalkan kepada anak apa saja makanan sehat yang mereka butuhkan, seperti telur, daging, buah.
Sementara suara binatang ini sebenarnya dikhususkan untuk guru pendidikan usia dini (PAUD), di mana untuk memperkenalkan suara binatang,” ungkap Ayah. Sampai saat ini Djito Kasilo sudah menciptakan 500 lagu yang dapat diunduh secara gratis di website www.marinyanyi.com.
Prinsipnya menciptakan proyek ini adalah memberi alternatif kepada orang tua untuk mendengarkan lagu-lagu anak. Di mana kebanyakan anak zaman sekarang masih banyak yang didengarkan lagu anak tahun 80’–90’-an yang sudah lagi tidak sesuai zaman.
”Sebetulnya kegiatan ini diberikan untuk melakukan sesuatu yang bisa diberikan kepada anak-anak Indonesia. Percuma saya protes, maka saya bertindak sendiri saja,” kata dia.
Balqis Eghnia
Komunitas Marinyanyi merupakan kumpulan volunter dari lagu anak Indonesia sebuah website sebagai bentuk dedikasi menciptakan lagu anak-anak yang didirikan oleh Djito Kasilo.
Komunitas ini hadir pertama kali di daerah Yogyakarta bertujuan untuk mengajarkan lagu anak ciptaan Djito Kasilo, yang kerap disapa Ayah kepada anak-anak di sana. Di Yogya, program Piknik Musik sudah menjadi agenda rutin.
Kali ini beberapa pengurus yang dulu pernah menjadi volunter pun berinisiatif mengadakan hal yang serupa di Jakarta. ”Kali ini kami berkolaborasi dengan Street Kids Ministry, yang mengasuh anak-anak jalanan di daerah Tomang dan kebetulan memang biasa mengadakan acara di Taman Cattleya,” ungkap Ayah.
Piknik Musik memiliki kegiatan mengenalkan lagu anak-anak. Kali ini ada tiga lagu yang perkenalkan kepada anak-anak seusia balita sampai 7 tahun, yaitu Aku Suka Baca, Tirukan Suara Binatang, dan Makanan Sehat. Selain itu, kegiatan lain adalah mewarnai.
Gambar-gambar tersebut diambil menggambarkan dari ketiga lagu tersebut. ”Terpilih tiga lagu tersebut juga karena praktis mudah diaplikasikan dalam gambar dan paling dekat dengan anak,” katanya.
Ayah pun menambahkan ketiga lagu tersebut merupakan request dari masyarakat. ”Saya suka baca berdasarkan keluhan guru tentang minat baca yang rendah. Makanan sehat untuk memperkenalkan kepada anak apa saja makanan sehat yang mereka butuhkan, seperti telur, daging, buah.
Sementara suara binatang ini sebenarnya dikhususkan untuk guru pendidikan usia dini (PAUD), di mana untuk memperkenalkan suara binatang,” ungkap Ayah. Sampai saat ini Djito Kasilo sudah menciptakan 500 lagu yang dapat diunduh secara gratis di website www.marinyanyi.com.
Prinsipnya menciptakan proyek ini adalah memberi alternatif kepada orang tua untuk mendengarkan lagu-lagu anak. Di mana kebanyakan anak zaman sekarang masih banyak yang didengarkan lagu anak tahun 80’–90’-an yang sudah lagi tidak sesuai zaman.
”Sebetulnya kegiatan ini diberikan untuk melakukan sesuatu yang bisa diberikan kepada anak-anak Indonesia. Percuma saya protes, maka saya bertindak sendiri saja,” kata dia.
Balqis Eghnia
(bbg)