Teliti Produk Kecantikan
A
A
A
Kesadaran masyarakat khususnya wanita terhadap bahan serta kandungan dalam produk perawatan kulit maupun tubuh semakin meningkat. Hal tersebut merupakan langkah preventif untuk mengetahui aman atau tidaknya bahan-bahan yang digunakan untuk tubuh.
Menurut The Green Beauty Barometer, perusahaan yang memfokuskan pada perlindungan konsumen kecantikan menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran wanita untuk melihat label daftar kandungan pada produk kecantikan semakin meningkat. Pengecekan label daftar kandungan tersebut, biasanya dilakukan sebelum memutuskan untuk membeli produk kecantikan.
“Berdasarkan hasil riset terlihat bahwa 60% wanita sekarang akan memeriksa label kecantikan untuk privilegesebelum membeli. Sementara itu, 40% sisanya tidak memeriksa label karena yakin produk kecantikan yang mereka pilih terbuat dari bahan-bahan alami yang sudah mereka kenal,” tutur Kari Gran, peneliti dari The Green Beauty Barometer, seperti dilansir Telegraph.co.uk.
Sementara itu, menurut Lisa Saring, co-founderTheGreen Beauty Barometer, pemeriksaan label kandungan pada produk kecantikan menjadi tren di dunia kecantikan saat ini. ”Selama beberapa tahun terakhir pembeli telah menjadi lebih sadar tentang apa yang mereka masukkan ke dalam tubuh mereka melalui konsumsi makanan, atau bahkan produk kecantikan yang mereka gunakan,” katanya.
Menurut dia, kesadaran wanita untuk mengecek label bahan kandungan perawatan kecantikan juga dipengaruhi usia konsumen tersebut. Dia menyebutkan, wanita yang berusia sekitar 35 hingga 54 tahun lebih berhati-hati saat menggunakan produk kecantikan karena lebih memperhatikan label kandungan produk kecantikan tersebut.
Sementara itu, wanita yang berusia sekitar 18 hingga 34 tahun tidak terlalu memperhatikan label kandungan karena lebih tertarik untuk mencobacoba berbagai kandungan pada produk kecantikan yang ada. Menurut ahli organik dari Organic Pharmacy Inggris, Imelda Burke, ada sekitar tujuh bahan kimia berbahaya apabila digunakan wanita pada produk perawatan kecantikannya.
“Bahan-bahan kimia tersebut, di antaranya parabens, SPF sintetis, mineral oilsdan petrolatum, propylene glycol, bismuth oxychloride, sodium lauryl sulphate, serta methylisothiazolinone,” ujar Burke, seperti dilansir Telegraph.co.uk. Menurut Burke, secara umum bahan-bahan kimia tersebut merupakan bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi tubuh.
Bahanbahan tersebut biasanya digunakan oleh produk-produk kecantikan untuk mendapatkan tampilan kulit, misalnya kulit yang lebih kenyal atau kulit yang tampak lebih bercahaya namun dengan waktu yang sangat singkat. Namun, efek samping dari bahan kimia sintetis tersebut akan terlihat beberapa tahun setelah pemakaian. Di antaranya kerusakan kulit permanen, kerusakan organ tubuh, hingga kanker.
Dwi nur ratnaningsih
Menurut The Green Beauty Barometer, perusahaan yang memfokuskan pada perlindungan konsumen kecantikan menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran wanita untuk melihat label daftar kandungan pada produk kecantikan semakin meningkat. Pengecekan label daftar kandungan tersebut, biasanya dilakukan sebelum memutuskan untuk membeli produk kecantikan.
“Berdasarkan hasil riset terlihat bahwa 60% wanita sekarang akan memeriksa label kecantikan untuk privilegesebelum membeli. Sementara itu, 40% sisanya tidak memeriksa label karena yakin produk kecantikan yang mereka pilih terbuat dari bahan-bahan alami yang sudah mereka kenal,” tutur Kari Gran, peneliti dari The Green Beauty Barometer, seperti dilansir Telegraph.co.uk.
Sementara itu, menurut Lisa Saring, co-founderTheGreen Beauty Barometer, pemeriksaan label kandungan pada produk kecantikan menjadi tren di dunia kecantikan saat ini. ”Selama beberapa tahun terakhir pembeli telah menjadi lebih sadar tentang apa yang mereka masukkan ke dalam tubuh mereka melalui konsumsi makanan, atau bahkan produk kecantikan yang mereka gunakan,” katanya.
Menurut dia, kesadaran wanita untuk mengecek label bahan kandungan perawatan kecantikan juga dipengaruhi usia konsumen tersebut. Dia menyebutkan, wanita yang berusia sekitar 35 hingga 54 tahun lebih berhati-hati saat menggunakan produk kecantikan karena lebih memperhatikan label kandungan produk kecantikan tersebut.
Sementara itu, wanita yang berusia sekitar 18 hingga 34 tahun tidak terlalu memperhatikan label kandungan karena lebih tertarik untuk mencobacoba berbagai kandungan pada produk kecantikan yang ada. Menurut ahli organik dari Organic Pharmacy Inggris, Imelda Burke, ada sekitar tujuh bahan kimia berbahaya apabila digunakan wanita pada produk perawatan kecantikannya.
“Bahan-bahan kimia tersebut, di antaranya parabens, SPF sintetis, mineral oilsdan petrolatum, propylene glycol, bismuth oxychloride, sodium lauryl sulphate, serta methylisothiazolinone,” ujar Burke, seperti dilansir Telegraph.co.uk. Menurut Burke, secara umum bahan-bahan kimia tersebut merupakan bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi tubuh.
Bahanbahan tersebut biasanya digunakan oleh produk-produk kecantikan untuk mendapatkan tampilan kulit, misalnya kulit yang lebih kenyal atau kulit yang tampak lebih bercahaya namun dengan waktu yang sangat singkat. Namun, efek samping dari bahan kimia sintetis tersebut akan terlihat beberapa tahun setelah pemakaian. Di antaranya kerusakan kulit permanen, kerusakan organ tubuh, hingga kanker.
Dwi nur ratnaningsih
(bbg)