Bisnis Telekomunikasi Memasuki Era Iot

Selasa, 01 September 2015 - 09:23 WIB
Bisnis Telekomunikasi...
Bisnis Telekomunikasi Memasuki Era Iot
A A A
PERUSAHAAN telekomunikasi saat ini sudah bertransformasi ke arah bisnis yang mementingkan sistem keamananan dan efisiensi. Peralihan tersebut ditandai dengan banyaknya perusahaan yang mengadopsi sistem Machine to Machine (M2M) dan Internet of Things (IoT).

Saat ini perusahaan berada pada tahap belajar memahami bagaimana mengadopsi teknologi M2M dan IoT untuk bisnis mereka. Tujuan utamanya--selain efisiensi--juga meningkatkan pendapatan perusahaan. Sebagai salah satu topik yang menjadi bahan pembicaraan para pebisnis telekomunikasi di dunia saat ini, perlu diketahui lagi bahwa Internet of Things merujuk pada sebuah konsep koneksi perangkat komputasi dengan infrastruktur internet.

Pengembangannya juga mengarah pada sistem teknologi ramah bagi konsumen untuk solusi berbagai produk pintar dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai perusahaan yang berfokus pada sektor telekomunikasi global, saat ini kami membantu untuk memperluas jangkauan perusahaan lokal Indonesia ke pasar Asia. IoT atau M2M mendorong pembangunan teknologi telekomunikasi pintar yang berguna untuk meringankan bisnis dan masalah sosial dengan memberikan dampak nyata pada produktivitas dan pertumbuhan teknologi di setiap negara.

Indonesia sebagai negara keempat dengan jumlah penduduk terbesar di dunia memperlihatkan bahwa bisnis IoT/M2M akan meningkatkan produktivitas perusahaan telekomunikasi lokal. Dari bisnis tersebut akan membantu penyelesaian masalah kota-kota besar salah satunya kemacetan yang terjadi di Jakarta. Event Asia IoT Business Platform Ke-5 memperlihatkan bagaimana Indonesia mampu menawarkan peluang yang sangat besar dalam hal penggunaan solusi IoT ataupun M2M. Salah satunya solusi kemacetan.

Hal kecil yang bisa diperlihatkan bahwa Internet of Things ini membawa dampak perubahan yang begitu banyak. Di sektor transportasi misalnya, berbagai macam pihak akan mencari solusi yang tepat untuk mengurai kemacetan ibukota. Sektor kesehatan berbasis IT juga akan memberi solusi bagi rumah sakit hingga pasien terhadap efisiensi sistem data-data riwayat pasien.

Hasil akhirnya, bisnis ini akan juga memberikan dampak nyata pada produktivitas dan pertumbuhan teknologi di ASEAN. IoT juga berpotensi besar untuk industri manufaktur. Ternyata saat ini manajemen produksi juga sesuatu yang sangat penting untuk diadopsi. Dengan IoT maka akan sangat mungkin membantu bisnis-bisnis ritel. Sebagai teknologi terbarukan, bisnis IoT ini perlu sekali di eksplorasi lebih dalam lagi karena di tahun-tahun mendatang diprediksi akan mengalami peningkatan yang signifikan.

Melihat manfaatnya yang juga signifikan itu, bisnis IoT digadang-gadang bisa membawa kontribusi yang begitu besar bagi perekonomian dunia. Bahkan IDC memprediksi bahwa pertumbuhan pasarnya akan melonjak menjadi USD583 miliar pada 2020 dari hanya USD250 miliar di akhir 2015. Angka tersebut merupakan kontribusinya dilihat dari sisi produksi, biaya, instalasi, jasa managemen, dan juga nilai tambah ekonomi dari produk IoT.

Tapi diluar itu semua, IoT juga menyimpan potensi masalah dari sisi privasi dan penguasaan data. Hingga saat ini negaranegara besar di dunia seperti Amerika Serikat juga negara Eropa sedang mencari sebuah solusi untuk menangani masalah securitas dan privasi penggunaan data. Perkembangan IoT saat ini juga perlu jaminan keseimbangan dalam proses perlindungan data konsumen. Maka, regulasi yang jelas sangat diperlukan untuk mendukung sistem IoT.

Zaf coelho,
Direktur Pelaksana Asia IoT Business Platform
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0870 seconds (0.1#10.140)