Menikmati Angsle di Wedangan Kampung Kuno Nan Eksotis

Senin, 21 September 2015 - 02:20 WIB
Menikmati Angsle di...
Menikmati Angsle di Wedangan Kampung Kuno Nan Eksotis
A A A
SLEMAN - Eksotis, kesan yang dirasakan saat pertama kali orang datang berkunjung ke tempat kuliner bernama ‘Wedangan Kampung’, yang berada di Jalan Kaliurang Km 12,5 Sleman, Yogyakarta ini.
Tak hanya dari segi makanan yang dihidangkan, namun konsep arsitektur bangunan tempo dulu pun membuatnya menarik untuk kembali lagi ke sana.
Wedangan kampung, baru mulai berdiri pada Desember 2014 silam. Dari namanya, orang sudah menebak makanan apa yang dihidangkan di tempat ini.
Seperti ‘wedang ronde’ khas Yogya, yang mempunyai rasa jahe. Bercampur dengan roti dan kacang. Kemudian, ada juga wedang bandrek, khas Sunda berupa santan, jahe.
‘Wedang angsle’ pun ada, yaitu khas dari Surakarta yang berupa santan diisi kentang, mutiara, kacang ijo dan roti. Serta, bermacam kopi daerah berbagai daerah dapat dinikmati di tempat ini.
"Wedangan kampung ya berbagai macam minuman khas kampung di Jawa yang kuno, kami hidangkan. Bandrek, Angsle, Ronde. Kopi Merapi, Temanggung, ada," ucap pengelola Wedangan Kampung, Roni Wibisono, kepada Sindonews.com.
Untuk makanannya pun demikian. Yang mayoritas merupakan menu-menu di angkringan. Seperti nasi kucing, berbagai macam sate, ketela rebus, pisang, dan masih banyak lagi.
"Karena sebelum buka di sini, awalnya memang kami dari angkringan. Dulu jualan angkringan, ada empat tenda di daerah Kalasan selama empat tahun," kata Roni menambahkan.
Menikmati berbagai makanan dan minuman kuno tersebut, agar feel-nya dapat, tempatnya pun khas bangunan tempo dulu. Seperti rumah adat Jawa, kemudian gasebo, dan kandang sapi dari kayu berukuran besar yang digunakannya.
"Ada tiga kandang sapi, yang memang asli kami datangkan dari daerah Boyolali. Kamar mandinya pun, dari mulai temboknya hingga kuncinya, gaya kuno," ucapnya.
Satu yang tak kalah menarik, tempat ini berada di dekat sungai yang juga berhulu Merapi. Karena diberi bendungan, meski musim kemarau pun tetap ada air yang menggenang. Jadi tak heran, ketika memilih tempat duduk yang berhadapan dengan sungai akan dapat melihat kunang-kunang.
"Memang aliran sungai ini menjadi daya tarik juga. Setiap hari sudah ada yang bertanggungjawab untuk membersihkannya. Jadi, menghindari bau tak sedap dan sampah," katanya.
Salah satu peminatnya, Probo, 32, warga yang tinggal di daerah Cebongan, Sleman, mengatakan, tempat seperti ini memang sudah cukup sulit dikunjungi. Karena di Yogya sendiri sudah banyak berdiri bangunan megah dan modern.
Hal itu membuat budaya anak muda saat ini lebih memilih untuk pergi ke tempat-tempat seperti Mall dengan makanan yang lebih modern. "Eksotis memang tempatnya. Unik, jarang ditemui. (Wedang) Angslenya juga enak," ujar Probo.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1337 seconds (0.1#10.140)