Segarnya Sushi dan Sashimi di Tsukiji Fish Market
A
A
A
TOKYO - Jika berkunjung ke Tokyo, Jepang, pusat hiburan atau perbelanjaan seperti Shibuya, Harajuku atau Akihabara biasanya pasti jadi tujuan utama berwisata. Tapi, jika ingin menikmati tempat wisata yang tak biasa, Tsukiji Fish Market bisa jadi alternatifnya.
Salah satu kegiatan menarik yang bisa dilihat di salah satu pusat penjualan produk laut terbesar di dunia itu adalah acara pelelangan tuna, jenis ikan yang disukai masyarakat Jepang. Tapi, untuk acara ini, jumlah turis dibatasi hanya 60 orang per hari. Itu pun harus mendaftar terlebih dulu dan ikut mengantre dari jam 04.00—05.00 waktu setempat.
Nah, jika malas datang pagi-pagi, mengamati beragam produk laut yang ditawarkan di pasar ini pun cukup menarik. Tapi, untuk yang satu ini wisatawan baru dibolehkan datang pada jam 09.00 waktu setempat, setelah jam sibuk di pasar itu usai. Selain itu, wisatawan pun dilarang keras mengganggu aktivitas para pedagang, jadi berfoto-foto saja cukuplah.
Memang, suasana pasar di pagi hari sangat sibuk. Skuter dan turret trucks, kendaraan mirip bajaj tanpa atap dengan kemudi bundar yang digunakan para pedagang untuk membawa ikan dan barang-barang lainnya, hilir mudik sepanjang waktu. Jadi, hati-hati dengan lalu lintas lokal saat melihat-lihat atau mengambil foto.
Sambil menunggu waktu, wisatawan yang datang ke Tsukiji Market biasanya mencari sarapan dulu di kedai-kedai sushi atau sashimi yang ada di pinggir pasar. Tapi, untuk makan di salah satu kedai tersebut, wisatawan perlu bersabar. Sebab, antrean panjang calon pengunjung biasanya sudah mengular di luar kedai.
Maklum, kedai-kedai makanan di Tsukiji rata-rata masih tradisional dengan ruang terbatas. Tapi, soal rasa dijamin! Ikan-ikan yang disajikan super segar dan lezat. Semua makanan diolah langsung oleh chef di masing-masing kedai dihadapan pengunjung yang hanya dibatasi meja panjang. Aksi sang juru masak pun menjadi atraksi tersendiri yang menarik hati.
Puas makan, wisatawan juga bisa berkeliling pasar, di mana sejumlah toko menjual cenderamata khas di sana. Mulai dari kaus, gantungan kunci, magnet kulkas, sampai celemek tukang ikan bisa diboyong sebagai oleh-oleh dari Tsukiji.
Salah satu kegiatan menarik yang bisa dilihat di salah satu pusat penjualan produk laut terbesar di dunia itu adalah acara pelelangan tuna, jenis ikan yang disukai masyarakat Jepang. Tapi, untuk acara ini, jumlah turis dibatasi hanya 60 orang per hari. Itu pun harus mendaftar terlebih dulu dan ikut mengantre dari jam 04.00—05.00 waktu setempat.
Nah, jika malas datang pagi-pagi, mengamati beragam produk laut yang ditawarkan di pasar ini pun cukup menarik. Tapi, untuk yang satu ini wisatawan baru dibolehkan datang pada jam 09.00 waktu setempat, setelah jam sibuk di pasar itu usai. Selain itu, wisatawan pun dilarang keras mengganggu aktivitas para pedagang, jadi berfoto-foto saja cukuplah.
Memang, suasana pasar di pagi hari sangat sibuk. Skuter dan turret trucks, kendaraan mirip bajaj tanpa atap dengan kemudi bundar yang digunakan para pedagang untuk membawa ikan dan barang-barang lainnya, hilir mudik sepanjang waktu. Jadi, hati-hati dengan lalu lintas lokal saat melihat-lihat atau mengambil foto.
Sambil menunggu waktu, wisatawan yang datang ke Tsukiji Market biasanya mencari sarapan dulu di kedai-kedai sushi atau sashimi yang ada di pinggir pasar. Tapi, untuk makan di salah satu kedai tersebut, wisatawan perlu bersabar. Sebab, antrean panjang calon pengunjung biasanya sudah mengular di luar kedai.
Maklum, kedai-kedai makanan di Tsukiji rata-rata masih tradisional dengan ruang terbatas. Tapi, soal rasa dijamin! Ikan-ikan yang disajikan super segar dan lezat. Semua makanan diolah langsung oleh chef di masing-masing kedai dihadapan pengunjung yang hanya dibatasi meja panjang. Aksi sang juru masak pun menjadi atraksi tersendiri yang menarik hati.
Puas makan, wisatawan juga bisa berkeliling pasar, di mana sejumlah toko menjual cenderamata khas di sana. Mulai dari kaus, gantungan kunci, magnet kulkas, sampai celemek tukang ikan bisa diboyong sebagai oleh-oleh dari Tsukiji.
(alv)