Cegah Kerusakan Tulang Belakang, Tinggalkan Sit Up!

Sabtu, 26 Desember 2015 - 16:30 WIB
Cegah Kerusakan Tulang Belakang, Tinggalkan Sit Up!
Cegah Kerusakan Tulang Belakang, Tinggalkan Sit Up!
A A A
LOS ANGELES - Para ahli fitnes di Amerika Serikat (AS) dikabarkan mulai meninggalkan sit up. Pasalnya, olahraga yang berguna untuk mengecilkan perut ini dipercaya bisa merusak tulang belakang.

Bahkan, pelatih pribadi dan penasihat militer di AS menilai gerakan ini mampu menekan terlalu banyak tulang belakang. Oleh karena itu, pria dan wanita harus menggantinya dengan gerakan plank. Posisi ini mengharuskan badan tetap berada di atas dari keadaan menekan ke bawah.

Sebuah studi menemukan sebanyak 56 % masalah yang dialami prajurit disebabkan oleh sit up. Selain itu, sebuah editorial di Navy Times yang meliput soal angkatan laut AS juga melarang melakukan sit up.

Mereka menilai sit up sebagai olahraga kuno dan penyebab cedera tulang belakang bawah. Oleh karena itu, mereka pun tengah mempertimbangkan persyaratan kebugarannya. Hal senada juga dilakukan oleh Korps marinir AS.

Namun, angkatan bersenjata Kanada sudah lebih dulu menghilangkan sit up. Sebagai gantinya, prajurit mereka diharuskan berlatih mengangkat karung pasir seberat 22 kg.

Profesor biomekanik tulang belakang dari University of Waterloo di Kanada, Stuart McGill mengatakan, bahwa banyak studi yang membuktikan sit up bisa menekan ruas-ruas di tulang belakang. Selama bertahun-tahun tekanan di ruas tulang belakang akan menekan saraf. Hal ini menyebabkan nyeri dan dapat mendatangkan terjadinya hernia.

Pencipta seri video olahraga P90X, Tony Horton mengungkapkan dirinya telah melarang crunches dan sit up. "Saya benar-benar percaya bahwa crunch tradisional dan antik sudah melewati masa-masanya yang indah dan saat ini kita harus membuat perubahan," ungkapnya.

Saat ini tren olahraga di AS mulai berkembang. Bahkan sudah mulai digemari di Inggris juga. Besar kemungkinan juga, pada akhirnya para ahli di Inggris juga akan menghilangkan sit up.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5610 seconds (0.1#10.140)