Pornografi Picu Perilaku Agresif secara Seksual
A
A
A
JAKARTA - Berhati-hatilah bagi Anda yang banyak menghabiskan waktu untuk mengonsumi materi pornografi. Meski terlihat tidak berbahaya, tapi, kegiatan ini bisa menyebabkan Anda menjadi agresif secara seksual.
Kesimpulan ini didapat dari sebuah riset yang dipublikasikan di Journal of Communication baru-baru ini. Analisis dari 22 kajian dari tujuh negara berbeda menemukan bahwa konsumsi pornografi berkaitan dengan serangan seksual di seluruh negeri baik terhadap wanita atau pun pria. Kajian itu menemukan, asosiasinya bahkan lebih kuat pada serangan seksual secara verbal dibandingkan secara fisik meskipun keduanya sama-sama signifikan.
“Pola umum dari hasil ini menunjukkan bahwa material kekerasan bisa menjadi faktor yang membuatnya makin memburuk,” tulis para periset dari Indiana University dan University of Hawaii di Manoa, Amerika Serikat (AS), seperti dikutip Times of India.
Data yang dikumpulkan melihat pada konsumsi pornografi yang dilaporkan sendiri dan aksi serangan seksual. Ini juga termasuk pelecehan seksual dan penggunaan kekuatan atau ancaman untuk “mendapatkan seks.”
Meski begitu, para periset mengakui bahwa penyebab serangan seksual itu kompleks dan banyak konsumen pornografi yang tidak agresif secara seksual. Mereka juga menyimpulkan data itu meninggalkan sedikit keraguan bahwa, pada rata-rata, orang yang lebih sering mengonsumsi pornografi cenderung memiliki perilaku penyerangan seksual dan melalukan tindakan serangan seksual ketimbang orang yang tidak mengonsumsi pornografi atau yang tidak sering mengonsumsi pornografi.
Kesimpulan ini didapat dari sebuah riset yang dipublikasikan di Journal of Communication baru-baru ini. Analisis dari 22 kajian dari tujuh negara berbeda menemukan bahwa konsumsi pornografi berkaitan dengan serangan seksual di seluruh negeri baik terhadap wanita atau pun pria. Kajian itu menemukan, asosiasinya bahkan lebih kuat pada serangan seksual secara verbal dibandingkan secara fisik meskipun keduanya sama-sama signifikan.
“Pola umum dari hasil ini menunjukkan bahwa material kekerasan bisa menjadi faktor yang membuatnya makin memburuk,” tulis para periset dari Indiana University dan University of Hawaii di Manoa, Amerika Serikat (AS), seperti dikutip Times of India.
Data yang dikumpulkan melihat pada konsumsi pornografi yang dilaporkan sendiri dan aksi serangan seksual. Ini juga termasuk pelecehan seksual dan penggunaan kekuatan atau ancaman untuk “mendapatkan seks.”
Meski begitu, para periset mengakui bahwa penyebab serangan seksual itu kompleks dan banyak konsumen pornografi yang tidak agresif secara seksual. Mereka juga menyimpulkan data itu meninggalkan sedikit keraguan bahwa, pada rata-rata, orang yang lebih sering mengonsumsi pornografi cenderung memiliki perilaku penyerangan seksual dan melalukan tindakan serangan seksual ketimbang orang yang tidak mengonsumsi pornografi atau yang tidak sering mengonsumsi pornografi.
(alv)