Berbahayakah Anal Seks?
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah pakar telah menyarankan pasangan agar tidak melakukan anal seks. Pasalnya, kegiatan ini berisiko memicu terjadinya cedera seks hingga penularan penyakit seksual.
Sayangnya, sejumlah pasangan masih kerap melakukan hal tersebut. Mereka juga melakukan anal seks dalam frekuensi yang sering. Terapis seks, Ian Kerner, PhD menjelaskan, bahwa anal seks menyebabkan otot sfingter melebar.
"Tidak pernah mendengar ada kasus rektrum melebar karena terlalu sering melakukan anal seks. Tetapi hal sebaliknya bisa terjadi pada otot sfingter," papar Kerner yang dikutip dari Women's Health.
Otot sfinger merupakan otot berbentuk melingkar yang bekerja untuk menutup dan membuka jalur keluarnya kotoran dari dalam tubuh.
"Otot-otot ini diciptakan untuk mengencang dan menahan keluarnya feses sampai benar-benar siap dilepaskan. Bila sering dipakai seks anal, otot ini lama-lama akan melemah," ujar dia.
Meski belum ditemukan kasus tersebut dari pasiennya, Kerner pun mengingatkan, bahwa posisi seks yang salah merupakan salah satu tanda, posisi seks tersebut tidak aman. "Apalagi jika Anda menemukan adanya iritasi, lebih baik berhenti saja," kata Kerner.
Sayangnya, sejumlah pasangan masih kerap melakukan hal tersebut. Mereka juga melakukan anal seks dalam frekuensi yang sering. Terapis seks, Ian Kerner, PhD menjelaskan, bahwa anal seks menyebabkan otot sfingter melebar.
"Tidak pernah mendengar ada kasus rektrum melebar karena terlalu sering melakukan anal seks. Tetapi hal sebaliknya bisa terjadi pada otot sfingter," papar Kerner yang dikutip dari Women's Health.
Otot sfinger merupakan otot berbentuk melingkar yang bekerja untuk menutup dan membuka jalur keluarnya kotoran dari dalam tubuh.
"Otot-otot ini diciptakan untuk mengencang dan menahan keluarnya feses sampai benar-benar siap dilepaskan. Bila sering dipakai seks anal, otot ini lama-lama akan melemah," ujar dia.
Meski belum ditemukan kasus tersebut dari pasiennya, Kerner pun mengingatkan, bahwa posisi seks yang salah merupakan salah satu tanda, posisi seks tersebut tidak aman. "Apalagi jika Anda menemukan adanya iritasi, lebih baik berhenti saja," kata Kerner.
(alv)