Turun-Naik Hormon Oksitosin, Pengaruhi Keintiman Pasangan

Sabtu, 20 Februari 2016 - 10:25 WIB
Turun-Naik Hormon Oksitosin, Pengaruhi Keintiman Pasangan
Turun-Naik Hormon Oksitosin, Pengaruhi Keintiman Pasangan
A A A
LONDON - Hormon oksitosin atau hormon cinta, dipercaya bisa mempengaruhi langgeng atau tidaknya suatu pernikahan. Oksitosin merupakan molekul yang kuat.

Kehadiran hormon ini disebut-sebut bisa mempererat ikatan sosial pada hewan. Sementara pada manusia, oksitosin memengaruhi pola pengasuhan dari orangtua ke anaknya.

Sejumlah penelitian juga mengungkapkan, hormon oksitosin juga berperan dalam keintiman. Pria dan wanita diketahui memproduksi oksitosin dalam jumlah yang sama.

Penelitian tersebut menemukan, kadar oksitosin rendah selama kehamilan dan setelah persalinan, pasangan suami istri lebih besar kemungkinannya untuk bercerai saat anak berusia 2,5 tahun.

"Level oksitosin yang rendah saat hamil terkait dengan risiko gagalnya pernikahan saat anak masih usia balita," papar ketua peneliti sekaligus psikolog, Jennifer Bartz yang dilansir dari Huffington Post.

Dalam memengaruhi kesuksesan sebuah hubungan, hormon oksitosin bekerja dengan mengubah cara seseorang menghadapi stres atau pengasuhan. Meski demikian, penelitian ini masih berupa dugaan.

Namun, dalam jumlah yang rendah, oksitosin bisa memengaruhi keintiman suami istri, termasuk kepuasan seksual.

Hormon ini juga bisa merendah selama kehamilan dan setelah melahirkan jika tidak adanya bantuan atau dukungan dari orang sekitar saat wanita menjalankan peran barunya sebagai ibu.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4862 seconds (0.1#10.140)