Bagaimana Cara Menangani Penolakan Bercinta dari Pasangan?
A
A
A
MELBOURNE - Apakah ada sebuah cara memperbaiki merosotnya gairah chemistry dari bercinta usai terjadinya sekali atau dua kali penolakan ajakan dari salah satu pasangan?
Nah, psikolog asal Australia, Toby Green, sekaligus salah satu penulis dan pengasuh di kanal relationship dan sub kanal seks di situs bodyandsoul, coba melontarkan sarannya buat Anda yang pernah mengalami, atau nantinya bisa jadi merasakannya juga.
(Pertanyaan klien)
"Pada tahun 2004, Aku harus menjalani hysterectomy total. Tak lama setelah itu, suamiku tak pernah bercinta lagi denganku seraya mengatakan aku tidak lagi bisa membuatnya puas secara seksual. Aku menyarankan kami mendapatkan bantuan dari sesi konseling profesional."
"Namun suamiku menolaknya. Aku merasa seolah-olah aku sedang dihukum karena melakukan sesuatu, yakni tentang kesehatanku. Dan itu tak hanya merupakan sebuah alasan bagiku untuk mencari bantuan. Apa yang Anda sarankan harus aku lakukan?"
(Jawaban dari Toby Green)
* Meskipun sangat menyakitkan, ini bukan kejadian yang jarang. Saya juga menerima permohonan serupa dari seorang istri yang mana suaminya telah menyaksikan kelahiran (secara langsung) dan bereaksi yang justru membuatnya kini menjadi mati rasa secara seksual.
* Ini adalah mengapa saya menyarankan para suami untuk tidak memanipulasi, bahwa mereka berani menyaksikan proses kelahiran anaknya, dan mampu mengantisipasi dampak luar biasa pasca proses itu bagi mereka.
* Seharusnya, tidak ada stigma yang melekat pada suami pasca melihat sebuah proses melahirkan. Stigma itu harusnya, suami bisa melihat kalau bau obat medis atau darah dalam proses melahirkan anaknya, telah mampu ditangani oleh pihak rumah sakit/dokter/bidan.
* Harus diingat pula, jika tingkat keterlibatan dalam proses melahirkan adalah pilihan masing-masing pasangan. Tapi tidak ada pilihan atas masalah kesehatan yang bersangkutan pasca melihat proses itu.
* Saya juga telah menasihati wanita yang telah menjalani mestektomi dan telah mengalami di mana pasangan mereka setelah itu memiliki respon seksual yang negatif.
* Pertama, istri sedang menjalani kesulitan medis sendiri. Kesulitan itu bertambah karena tidak mendapat dukungan dari suami dengan perasaan pasca proses. Akhirnya, ada pengabaian psikologis dan emosional atas penolakan seksual.
* Kebenaran mengerikannya adalah, itu tidak ada hitung-hitungannya, atau rumus pasti buat memperbaikinya, yakni chemistry seksual pasangan. Ini adalah respon manusia yang benar-benar tidak masuk akal, bahkan dengan pikiran kita sendiri.
* Namun, dalam beberapa kasus ada korelasi yang tinggi antara mempertahankan daya tarik seksual dan komitmen.
* Seorang pria yang berkomitmen kepada wanitanya, akan berusaha melewati rintangan cuaca apapun yang mereka hadapi, tanpa mempengaruhi masalah seksual.
* Komitmen khusus berkaitan dengan masalah ini tampaknya melekat lebih dalam lagi, karena cinta tanpa syarat dari dalam tubuh wanitanya, bertentangan dengan perannya dalam hubungan ketertarikan seksual.
* Satu-satunya saran yang dapat saya tawarkan adalah, Anda harus sadar bahwa Anda mungkin akan lebih baik dengan seseorang yang dapat Anda percaya akan berada di sisi Anda, tidak peduli apapun yang terjadi nantinya.
Nah, psikolog asal Australia, Toby Green, sekaligus salah satu penulis dan pengasuh di kanal relationship dan sub kanal seks di situs bodyandsoul, coba melontarkan sarannya buat Anda yang pernah mengalami, atau nantinya bisa jadi merasakannya juga.
(Pertanyaan klien)
"Pada tahun 2004, Aku harus menjalani hysterectomy total. Tak lama setelah itu, suamiku tak pernah bercinta lagi denganku seraya mengatakan aku tidak lagi bisa membuatnya puas secara seksual. Aku menyarankan kami mendapatkan bantuan dari sesi konseling profesional."
"Namun suamiku menolaknya. Aku merasa seolah-olah aku sedang dihukum karena melakukan sesuatu, yakni tentang kesehatanku. Dan itu tak hanya merupakan sebuah alasan bagiku untuk mencari bantuan. Apa yang Anda sarankan harus aku lakukan?"
(Jawaban dari Toby Green)
* Meskipun sangat menyakitkan, ini bukan kejadian yang jarang. Saya juga menerima permohonan serupa dari seorang istri yang mana suaminya telah menyaksikan kelahiran (secara langsung) dan bereaksi yang justru membuatnya kini menjadi mati rasa secara seksual.
* Ini adalah mengapa saya menyarankan para suami untuk tidak memanipulasi, bahwa mereka berani menyaksikan proses kelahiran anaknya, dan mampu mengantisipasi dampak luar biasa pasca proses itu bagi mereka.
* Seharusnya, tidak ada stigma yang melekat pada suami pasca melihat sebuah proses melahirkan. Stigma itu harusnya, suami bisa melihat kalau bau obat medis atau darah dalam proses melahirkan anaknya, telah mampu ditangani oleh pihak rumah sakit/dokter/bidan.
* Harus diingat pula, jika tingkat keterlibatan dalam proses melahirkan adalah pilihan masing-masing pasangan. Tapi tidak ada pilihan atas masalah kesehatan yang bersangkutan pasca melihat proses itu.
* Saya juga telah menasihati wanita yang telah menjalani mestektomi dan telah mengalami di mana pasangan mereka setelah itu memiliki respon seksual yang negatif.
* Pertama, istri sedang menjalani kesulitan medis sendiri. Kesulitan itu bertambah karena tidak mendapat dukungan dari suami dengan perasaan pasca proses. Akhirnya, ada pengabaian psikologis dan emosional atas penolakan seksual.
* Kebenaran mengerikannya adalah, itu tidak ada hitung-hitungannya, atau rumus pasti buat memperbaikinya, yakni chemistry seksual pasangan. Ini adalah respon manusia yang benar-benar tidak masuk akal, bahkan dengan pikiran kita sendiri.
* Namun, dalam beberapa kasus ada korelasi yang tinggi antara mempertahankan daya tarik seksual dan komitmen.
* Seorang pria yang berkomitmen kepada wanitanya, akan berusaha melewati rintangan cuaca apapun yang mereka hadapi, tanpa mempengaruhi masalah seksual.
* Komitmen khusus berkaitan dengan masalah ini tampaknya melekat lebih dalam lagi, karena cinta tanpa syarat dari dalam tubuh wanitanya, bertentangan dengan perannya dalam hubungan ketertarikan seksual.
* Satu-satunya saran yang dapat saya tawarkan adalah, Anda harus sadar bahwa Anda mungkin akan lebih baik dengan seseorang yang dapat Anda percaya akan berada di sisi Anda, tidak peduli apapun yang terjadi nantinya.
(sbn)