Apakah Sesi Bercinta Lebih Lama, Lebih Baik?
A
A
A
SYDNEY - Dr Gabrielle Morrissey, seorang seksolog dan pengaruh kanal sex expert di situs bodyandsoul menjawab pertanyaan dari pembaca tentang bercinta yang lebih tahan lama apakah lebih baik ketimbang yang lebih cepat.
(Pertanyaan)
"Pacar saya dan saya sedang mendiskusikan bagaimana pria dikondisikan untuk percaya bahwa lebih lama bakal lebih baik dalam hal kinerja seksual."
"Tapi kadang-kadang seorang wanita tidak ingin seorang pria untuk terus begitu karena faktor termakan usia. Dan tidak seharusnya pria merasa mereka tidak dapat kehilangan kontrol kadang-kadang."
"Media telah menciptakan tekanan pada pria untuk memastikan mereka tidak mengakhiri semuanya dengan cepat. Ada juga iklan tentang bagaimana pria harus "berhubungan intim yang tahan lama"."
"Aku ingin tahu apakah ada yang bertanya kepada wanita jika hal itu merupakan yang mereka inginkan dalam sebuah senggama?"
(Jawaban)
* Ini adalah pertanyaan yang kompleks. Tapi Anda benar; Tersebar di mana-mana, di media ada pesan sederhana bahwa "lebih besar, lebih panjang, lebih mengarah ke Oh, OH, OOOOH".
* Hal ini bertentangan dengan penelitian, yang menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen wanita telah memalsukan orgasme "untuk segera menyelesaikannya (proses senggama)".
* Seperti yang Anda katakan, sebuah ide telah diabadikan bahwa sesi bercinta terbaik adalah senggama yang berlangsung selama mungkin.
* Namun apakah hal dan proses itu menjadi ekspresi terbaik dari bercinta, atau keintiman seksual antar pria dan wanita, itu soal lain.
* Kita semua diajarkan untuk mengukur beberapa tingkat maskulinitas pria, dan bahkan "kelayakannya" sebagai pria, dari keterampilan atau skill-nya di atas ranjang.
* Dan keterampilan yang diukur dari pria, apakah dia mampu bertahan lama, karena, jika dia bisa terus dan terus, itu akan mengantar sang wanita lebih liar dan berarti dia memiliki kecakapan seksual yang besar.
* Tapi jika sang pria tidak berlangsung lama dalam sesi bercinta, sudah barang tentu si wanita tidak akan puas.
* Ternyata, ada begitu banyak dusta dalam konsep-konsep tadi. Pada kenyataannya, jika pria tidak melakukan hal yang benar di tempat yang tepat (titik-titik rangsangan untuk mengantar wanita mencapai orgasme), maka sesi bercintan ini hanya merupakan sebuah penderitaan, atau frustrasi, atau membosankan bagi wanita.
* Pertama, hubungan intim sering jadi pengalaman paling tidak menyenangkan bagi wanita tanpa rangsangan klitoris yang memadai. Jika itu tidak terjadi, kaus kakinya tidak akan terlempar, tidak peduli berapa lama seorang pria bertahan dengan mister p tegang di ranjang.
* Kedua, mayoritas ujung saraf dirangsang selama berhubungan intim berada di sepertiga bagian luar miss v (vagina), dan tidak jauh di dalam. Sehingga gagasan bahwa sesi bercinta yang bertahan lama, bakal meningkatkan kesenangan si wanita, karena periode ini telah merangsang begitu banyak bagian tubuhnya, adalah informasi yang salah.
* Seorang wanita lebih mungkin mencapai orgasme selama hubungan intim jika dia telah mengalami satu (atau lebih) mengeluarkan cairan pelumas dalam miss v (saat pemanasan) sebelum penetrasi.
* So, jika ada sesuatu yang harus dilakukan lagi lebih lama oleh pria dalam sebuah sesi bercinta, itu adalah foreplay alias pemanasan, bukan bertahan lebih lama saat hubungan intim!
* Adapun jika telah kehilangan kendali, kehidupan seksual yang bervariasi juga penting, dan ini termasuk kedua pasangan bisa kehilangan kendali dan menjadi hanyut pada saat itu.
* Tapi quickies, juga, adalah bagian dari kehidupan seks yang sehat, bervariasi, walau ini tidak direkomendasikan sebagai pokok kehidupan seks pasangan, ini memungkinkan pasangan untuk saling menghubungkan. Quickies bisa menyenangkan dan semakin sering Anda melakukan hubungan intim, semakin besar keinginan Anda untuk itu.
* Banyak pasangan yang tak punya banyak waktu. Mereka tidak melakukan hubungan intim karena mereka berpikir mereka harus punya waktu dan energi untuk itu. Sesi menarik yang panjang setiap kali. Hal ini tidak begitu.
* Banyak pasangan lebih suka beberapa koneksi melalui waktu yang cukup singkat bercinta daripada tidak sama sekali. Ini adalah apa yang saya sebut "perawatan hubungan intim secara berkala", dan tidak ada yang salah dengan itu.
* Jadi apa yang wanita inginkan? Ini kompleks. Hubungan intim yang tahan lama, jelas bukan merupakan ukuran dari wanita seberapa hebat Anda di ranjang sebagai pria.
* Terkadang, wanita mungkin ingin lebih lama saat bercinta, tapi tidak setiap waktu. Sebaliknya, fokus pada foreplay lebih lama untuk keintiman yang lebih baik, serta memeluk setelah itu, dan berbicara dan mendengarkan.
* Yang terakhir adalah bagaimana Anda akan mencari tahu apa yang wanita benar-benar inginkan guna mengantarnya mencapai The Big O dan mewujudkannya dalam setiap sesi intim.
(Pertanyaan)
"Pacar saya dan saya sedang mendiskusikan bagaimana pria dikondisikan untuk percaya bahwa lebih lama bakal lebih baik dalam hal kinerja seksual."
"Tapi kadang-kadang seorang wanita tidak ingin seorang pria untuk terus begitu karena faktor termakan usia. Dan tidak seharusnya pria merasa mereka tidak dapat kehilangan kontrol kadang-kadang."
"Media telah menciptakan tekanan pada pria untuk memastikan mereka tidak mengakhiri semuanya dengan cepat. Ada juga iklan tentang bagaimana pria harus "berhubungan intim yang tahan lama"."
"Aku ingin tahu apakah ada yang bertanya kepada wanita jika hal itu merupakan yang mereka inginkan dalam sebuah senggama?"
(Jawaban)
* Ini adalah pertanyaan yang kompleks. Tapi Anda benar; Tersebar di mana-mana, di media ada pesan sederhana bahwa "lebih besar, lebih panjang, lebih mengarah ke Oh, OH, OOOOH".
* Hal ini bertentangan dengan penelitian, yang menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen wanita telah memalsukan orgasme "untuk segera menyelesaikannya (proses senggama)".
* Seperti yang Anda katakan, sebuah ide telah diabadikan bahwa sesi bercinta terbaik adalah senggama yang berlangsung selama mungkin.
* Namun apakah hal dan proses itu menjadi ekspresi terbaik dari bercinta, atau keintiman seksual antar pria dan wanita, itu soal lain.
* Kita semua diajarkan untuk mengukur beberapa tingkat maskulinitas pria, dan bahkan "kelayakannya" sebagai pria, dari keterampilan atau skill-nya di atas ranjang.
* Dan keterampilan yang diukur dari pria, apakah dia mampu bertahan lama, karena, jika dia bisa terus dan terus, itu akan mengantar sang wanita lebih liar dan berarti dia memiliki kecakapan seksual yang besar.
* Tapi jika sang pria tidak berlangsung lama dalam sesi bercinta, sudah barang tentu si wanita tidak akan puas.
* Ternyata, ada begitu banyak dusta dalam konsep-konsep tadi. Pada kenyataannya, jika pria tidak melakukan hal yang benar di tempat yang tepat (titik-titik rangsangan untuk mengantar wanita mencapai orgasme), maka sesi bercintan ini hanya merupakan sebuah penderitaan, atau frustrasi, atau membosankan bagi wanita.
* Pertama, hubungan intim sering jadi pengalaman paling tidak menyenangkan bagi wanita tanpa rangsangan klitoris yang memadai. Jika itu tidak terjadi, kaus kakinya tidak akan terlempar, tidak peduli berapa lama seorang pria bertahan dengan mister p tegang di ranjang.
* Kedua, mayoritas ujung saraf dirangsang selama berhubungan intim berada di sepertiga bagian luar miss v (vagina), dan tidak jauh di dalam. Sehingga gagasan bahwa sesi bercinta yang bertahan lama, bakal meningkatkan kesenangan si wanita, karena periode ini telah merangsang begitu banyak bagian tubuhnya, adalah informasi yang salah.
* Seorang wanita lebih mungkin mencapai orgasme selama hubungan intim jika dia telah mengalami satu (atau lebih) mengeluarkan cairan pelumas dalam miss v (saat pemanasan) sebelum penetrasi.
* So, jika ada sesuatu yang harus dilakukan lagi lebih lama oleh pria dalam sebuah sesi bercinta, itu adalah foreplay alias pemanasan, bukan bertahan lebih lama saat hubungan intim!
* Adapun jika telah kehilangan kendali, kehidupan seksual yang bervariasi juga penting, dan ini termasuk kedua pasangan bisa kehilangan kendali dan menjadi hanyut pada saat itu.
* Tapi quickies, juga, adalah bagian dari kehidupan seks yang sehat, bervariasi, walau ini tidak direkomendasikan sebagai pokok kehidupan seks pasangan, ini memungkinkan pasangan untuk saling menghubungkan. Quickies bisa menyenangkan dan semakin sering Anda melakukan hubungan intim, semakin besar keinginan Anda untuk itu.
* Banyak pasangan yang tak punya banyak waktu. Mereka tidak melakukan hubungan intim karena mereka berpikir mereka harus punya waktu dan energi untuk itu. Sesi menarik yang panjang setiap kali. Hal ini tidak begitu.
* Banyak pasangan lebih suka beberapa koneksi melalui waktu yang cukup singkat bercinta daripada tidak sama sekali. Ini adalah apa yang saya sebut "perawatan hubungan intim secara berkala", dan tidak ada yang salah dengan itu.
* Jadi apa yang wanita inginkan? Ini kompleks. Hubungan intim yang tahan lama, jelas bukan merupakan ukuran dari wanita seberapa hebat Anda di ranjang sebagai pria.
* Terkadang, wanita mungkin ingin lebih lama saat bercinta, tapi tidak setiap waktu. Sebaliknya, fokus pada foreplay lebih lama untuk keintiman yang lebih baik, serta memeluk setelah itu, dan berbicara dan mendengarkan.
* Yang terakhir adalah bagaimana Anda akan mencari tahu apa yang wanita benar-benar inginkan guna mengantarnya mencapai The Big O dan mewujudkannya dalam setiap sesi intim.
(sbn)