Rilis History of Magic in North America, JK Rowling Dikritik
A
A
A
LONDON - Sebelum film Fantastic Beasts and Where to Find Them diluncurkan tahun ini, penulis naskahnya, JK Rowling merilis kisah pertama dari serial History of Magic in North America. Bagian pertama kisah ini berjudul Fourteenth Century—Seventeenth Century.
Kisah yang bisa didapatkan di Pottermore.com ini berpusat pada masyarakat yang tergabung dalam komunitas magis di sebuah benua, penduduk asli Amerika dan skinwalker. Ada juga tentang daerah sihir yang membuat pembaca Harry Potter penasaran selama bertahun-tahun. Yaitu sihir tanpa tongkat.
Selain itu, untuk selama tiga hari berturut-turut yang dimulai sejak 9 Maret 2016 bagian selanjutnya, Seventeenth Century and Beyond, juga dapat dilihat langsung di Pottermore pada pukul 09.00 waktu setempat. Kisah ini akan disusul dengan Rappaport’s Law pada tanggal 10 Maret dan 1920s Wizarding America pada 11 Maret.
Seventeenth Century and Beyond menceritakan sejarah nyata dari persidangan penyihir Salem dan Scourers, band magis bayaran. Sementara itu, Rappaport’s Law berpusat pada Magical Kongres Amerika Serikat dari Kementerian Sihir. Kemudian 1920s Wizarding America bercerita tentang Wolfe, Jonker, Quintana, dan Beauvais, yang merupakan pembuat alat sihir terbaik dari Amerika.
Dilansir Aceshowbiz, film seri History of Magic in North America sekaligus ingin memperkenalkan karakter Newt Scamander yang diperankan oleh Eddie Redmayne. Sementara itu, film Fantastic Beasts and Where to Find Them akan hadir secara resmi di seluruh bioskop AS pada 18 November 2016.
Sayangnya, karya baru Rowling ini direspons dengan banyak kritikan terutama dari komunitas suku Indian Navajo. Mereka menyebut penulis Harry Potter itu mencari keuntungan tersendiri setelah menulis tentang legenda Navajo, skinwalker. Pengguna media sosial menyebut Rowling memanfaatkan tradisio hidup orang-orang marjinal.
Skinwalker adalah legenda turun temurun suku Indian Navajo. Legenda itu menyebutkan skinwalker adalah roh jahat yang bisa menyaru sebagai hewan. Dalam tulisannya, Rowling memberikan intepretasinya sendiri. Inilah yang menyebabkannya jadi sasaran kritikan dari berbagai komunitas Indian Amerika.
Rowling dikenal mengintepretasikan legenda berbasis Eropa untuk aspek di serial Harry Potter. Tapi, inilah kali pertama dia menulis berbasis dongeng Amerika Utara.
“JK Rowling, kepercayaan saya bukanlah fantasi. Kalau memang ada kebutuhan keanekaragaman di tulisan Anda, ini adalah omong kosong. Leluhur saya tidak bisa bertahan dari kolonisasi sehingga Anda bisa menggunakan budaya kami sebagai media nyaman,” ujar penulis Navajo Brian Young, yang dikutip Contactmusic.
Rowling tidak memberikan responsnya terhadap kritikan itu secara langsung. Tapi, dia menjawab salah satu pertanyaan fan. “Dalam dunia sihir saya, tidak ada skinwalker. Legenda itu diciptakan No-Majes untuk mengutuk para penyihir,” tulis Rowling. Majes adalah sebutan untuk Muggle atau orang yang tidak punya kekuatan sihir alias manusia biasa di dunia Harry Potter untuk bagian Amerika.
Kisah yang bisa didapatkan di Pottermore.com ini berpusat pada masyarakat yang tergabung dalam komunitas magis di sebuah benua, penduduk asli Amerika dan skinwalker. Ada juga tentang daerah sihir yang membuat pembaca Harry Potter penasaran selama bertahun-tahun. Yaitu sihir tanpa tongkat.
Selain itu, untuk selama tiga hari berturut-turut yang dimulai sejak 9 Maret 2016 bagian selanjutnya, Seventeenth Century and Beyond, juga dapat dilihat langsung di Pottermore pada pukul 09.00 waktu setempat. Kisah ini akan disusul dengan Rappaport’s Law pada tanggal 10 Maret dan 1920s Wizarding America pada 11 Maret.
Seventeenth Century and Beyond menceritakan sejarah nyata dari persidangan penyihir Salem dan Scourers, band magis bayaran. Sementara itu, Rappaport’s Law berpusat pada Magical Kongres Amerika Serikat dari Kementerian Sihir. Kemudian 1920s Wizarding America bercerita tentang Wolfe, Jonker, Quintana, dan Beauvais, yang merupakan pembuat alat sihir terbaik dari Amerika.
Dilansir Aceshowbiz, film seri History of Magic in North America sekaligus ingin memperkenalkan karakter Newt Scamander yang diperankan oleh Eddie Redmayne. Sementara itu, film Fantastic Beasts and Where to Find Them akan hadir secara resmi di seluruh bioskop AS pada 18 November 2016.
Sayangnya, karya baru Rowling ini direspons dengan banyak kritikan terutama dari komunitas suku Indian Navajo. Mereka menyebut penulis Harry Potter itu mencari keuntungan tersendiri setelah menulis tentang legenda Navajo, skinwalker. Pengguna media sosial menyebut Rowling memanfaatkan tradisio hidup orang-orang marjinal.
Skinwalker adalah legenda turun temurun suku Indian Navajo. Legenda itu menyebutkan skinwalker adalah roh jahat yang bisa menyaru sebagai hewan. Dalam tulisannya, Rowling memberikan intepretasinya sendiri. Inilah yang menyebabkannya jadi sasaran kritikan dari berbagai komunitas Indian Amerika.
Rowling dikenal mengintepretasikan legenda berbasis Eropa untuk aspek di serial Harry Potter. Tapi, inilah kali pertama dia menulis berbasis dongeng Amerika Utara.
“JK Rowling, kepercayaan saya bukanlah fantasi. Kalau memang ada kebutuhan keanekaragaman di tulisan Anda, ini adalah omong kosong. Leluhur saya tidak bisa bertahan dari kolonisasi sehingga Anda bisa menggunakan budaya kami sebagai media nyaman,” ujar penulis Navajo Brian Young, yang dikutip Contactmusic.
Rowling tidak memberikan responsnya terhadap kritikan itu secara langsung. Tapi, dia menjawab salah satu pertanyaan fan. “Dalam dunia sihir saya, tidak ada skinwalker. Legenda itu diciptakan No-Majes untuk mengutuk para penyihir,” tulis Rowling. Majes adalah sebutan untuk Muggle atau orang yang tidak punya kekuatan sihir alias manusia biasa di dunia Harry Potter untuk bagian Amerika.
(alv)