Bertema Freedom, PlayMediaTalk Ajak Anak Muda untuk Bebas Berkreativitas
A
A
A
JAKARTA - MNC Play yang bekerja sama dengan Binus International University kembali menggelar PlayMediaTalk untuk yang ketiga kalinya. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini acara talkshow dengan format inspiring storytelling ini mengangkat tema Freedom dengan mengundang tiga orang pembicara, yakni Christopher Springate, Darwis Triadi, dan Arie Dagienkz.
Head of Marketing Division MNC Play Aditya Haikal menuturkan, di gelaran ketiganya ini, kebebasan dijadikan tema karena mereka melihat adanya pola dari keluarga yang sering membuat anak-anak mahasiswa tidak bisa bebas mengungkapkan kreativitasnya. “Di sini yang lebih ditekankan adalah freedom of your creativity. Kebetulan ketiga narasumber kita juga bekerja pada lahan yang tidak biasa," ujar Aditya ketika ditemui di acara PlayMediaTalk ke-3 di Binus International University, FX, Jakarta (3/5/2016).
Hadir sebagai salah satu pembicara di PlayMediaTalk kali ini, seorang news anchor sebuah channel berita asal Jerman, Christopher Springate bercerita tentang kecintaannya pada dunia jurnalistik. Dia telah bekerja sebagai seorang jurnalis sejak tahun 1991 untuk media Inggris, Jerman, dan Perancis.
Menurut dia, jurnalis memiliki kebebasan atau freedom dalam mewawancara dan membuat pemberitaan. Namun kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan yang bertanggung jawab.
"Saya memulai bekerja sebagai jurnalis di tahun 1991, saat ini saya masih menjadi news anchor di Deutsche Welle. Jurnalisme dengan kebebasan itu saling berhubungan. Anda bisa memikirkan sebuah ide atau Anda melihat sesuatu menarik dan kemudian memberitakannya. Anda mendapatkan kebebasan dalam melakukan liputan, mewawancara, dan kegiatan jurnalistik lainnya. Namun kebebasan yang saya maksud adalah kebebasan dengan tanggung jawab, dan yang terpenting adalah keadilan," ungkap pria berkebangsaan Inggris itu.
Sementara, ikon fotografi Indonesia, Darwis Triadi, menceritakan perjalanan karirnya yang awalnya menjadi seorang pilot, namun dia merasa tidak menemukan 'freedom' di profesinya tersebut. Kemudian dia mengambil keputusan besar untuk beralih menjadi seorang fotografer.
Baginya, kebebasan itu harus dimiliki oleh setiap orang. Apapun yang dilakukan oleh setiap orang harus sesuai dengan jiwanya, hati nuraninya, dan keinginannya sendiri tanpa paksaan dari pihak lain.
"Freedom itu harus dipunyai setiap orang. Dengan freedom kita dapat mengeksplor diri secara bebas tanpa adanya tekanan. Biasanya untuk anak muda sering kali dapat pressure karena keinginan orang tua. Padahal, setiap apa yang kita kerjakan kalau ada pressure, tidak ada kebebasan, itu tidak akan berhasil dengan baik, tidak akan berlangsung dalam waktu yang panjang,” papar pemilik Darwis Triadi School of Photography itu.
Sementara, Arie Dagienkz yang telah berkecimpung di industri radio selama 15 tahun ini juga turut berbagi pengalaman dan arti kebebasan dalam pandangan dia. Baginya, kebebasan bukan berarti bebas sebebas-bebasnya untuk melakukan apapun yang diinginkan, namun juga memikirkan orang lain dan kondisi sekitar.
"Saya dari kecil bercita-cita ingin seperti ayah saya, walaupun ayah dan ibu saya tidak pernah menuntut saya untuk jadi seperti apa yang mereka mau. Dalam hidup, bagi saya kebebasan bukan hanya Anda bisa melakukan apa yang Anda inginkan, tapi juga harus memikirkan orang lain. Saya tidak pernah bermimpi untuk menjadi penyiar radio dan sudah 15 tahun saya disini, tentu itu karena adanya kebebasan. Kebebasan untuk dapat mengekspresikan apa yang saya lihat, apa yang saya rasakan. Yang paling penting, pilihlah kebebasan itu, kebebasan yang baik, bertanggung jawab, tanpa menyakiti orang lain atau makhluk hidup lainnya," pungkas Dagienkz.
Head of Marketing Division MNC Play Aditya Haikal menuturkan, di gelaran ketiganya ini, kebebasan dijadikan tema karena mereka melihat adanya pola dari keluarga yang sering membuat anak-anak mahasiswa tidak bisa bebas mengungkapkan kreativitasnya. “Di sini yang lebih ditekankan adalah freedom of your creativity. Kebetulan ketiga narasumber kita juga bekerja pada lahan yang tidak biasa," ujar Aditya ketika ditemui di acara PlayMediaTalk ke-3 di Binus International University, FX, Jakarta (3/5/2016).
Hadir sebagai salah satu pembicara di PlayMediaTalk kali ini, seorang news anchor sebuah channel berita asal Jerman, Christopher Springate bercerita tentang kecintaannya pada dunia jurnalistik. Dia telah bekerja sebagai seorang jurnalis sejak tahun 1991 untuk media Inggris, Jerman, dan Perancis.
Menurut dia, jurnalis memiliki kebebasan atau freedom dalam mewawancara dan membuat pemberitaan. Namun kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan yang bertanggung jawab.
"Saya memulai bekerja sebagai jurnalis di tahun 1991, saat ini saya masih menjadi news anchor di Deutsche Welle. Jurnalisme dengan kebebasan itu saling berhubungan. Anda bisa memikirkan sebuah ide atau Anda melihat sesuatu menarik dan kemudian memberitakannya. Anda mendapatkan kebebasan dalam melakukan liputan, mewawancara, dan kegiatan jurnalistik lainnya. Namun kebebasan yang saya maksud adalah kebebasan dengan tanggung jawab, dan yang terpenting adalah keadilan," ungkap pria berkebangsaan Inggris itu.
Sementara, ikon fotografi Indonesia, Darwis Triadi, menceritakan perjalanan karirnya yang awalnya menjadi seorang pilot, namun dia merasa tidak menemukan 'freedom' di profesinya tersebut. Kemudian dia mengambil keputusan besar untuk beralih menjadi seorang fotografer.
Baginya, kebebasan itu harus dimiliki oleh setiap orang. Apapun yang dilakukan oleh setiap orang harus sesuai dengan jiwanya, hati nuraninya, dan keinginannya sendiri tanpa paksaan dari pihak lain.
"Freedom itu harus dipunyai setiap orang. Dengan freedom kita dapat mengeksplor diri secara bebas tanpa adanya tekanan. Biasanya untuk anak muda sering kali dapat pressure karena keinginan orang tua. Padahal, setiap apa yang kita kerjakan kalau ada pressure, tidak ada kebebasan, itu tidak akan berhasil dengan baik, tidak akan berlangsung dalam waktu yang panjang,” papar pemilik Darwis Triadi School of Photography itu.
Sementara, Arie Dagienkz yang telah berkecimpung di industri radio selama 15 tahun ini juga turut berbagi pengalaman dan arti kebebasan dalam pandangan dia. Baginya, kebebasan bukan berarti bebas sebebas-bebasnya untuk melakukan apapun yang diinginkan, namun juga memikirkan orang lain dan kondisi sekitar.
"Saya dari kecil bercita-cita ingin seperti ayah saya, walaupun ayah dan ibu saya tidak pernah menuntut saya untuk jadi seperti apa yang mereka mau. Dalam hidup, bagi saya kebebasan bukan hanya Anda bisa melakukan apa yang Anda inginkan, tapi juga harus memikirkan orang lain. Saya tidak pernah bermimpi untuk menjadi penyiar radio dan sudah 15 tahun saya disini, tentu itu karena adanya kebebasan. Kebebasan untuk dapat mengekspresikan apa yang saya lihat, apa yang saya rasakan. Yang paling penting, pilihlah kebebasan itu, kebebasan yang baik, bertanggung jawab, tanpa menyakiti orang lain atau makhluk hidup lainnya," pungkas Dagienkz.
(alv)