Ibu Nike Ardilla Antarkan Deddy Dores ke Peristirahatan Abadinya

Rabu, 18 Mei 2016 - 17:13 WIB
Ibu Nike Ardilla Antarkan...
Ibu Nike Ardilla Antarkan Deddy Dores ke Peristirahatan Abadinya
A A A
SUMEDANG - Keluarga, sahabat, kerabat, dan ratusan warga turut mengantarkan maestro musik slow rock tanah air, Deddy Dores ke tempat peristirahatan terakhirnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Poclot, Desa Cijeler, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang, Rabu (18/5/2016).

Jasad pencipta lagu Mama Aku Ingin Pulang ini tiba di rumah duka/rumah orang tuanya di Dusun Cijeler RT 03/03, sekitar pukul 10.00 WIB. Setelah disalatkan di Masjid Baiturrahman, jasad almarhum dimakamkan di samping makam kedua orang tuanya (ayahanda RM Souyitnow Karto Adibrotho asal Surabaya dan RH Rohamah asal Cijeler, Sumedang) dan kakak kandungnya Yayat di TPU tersebut.

Adik kandung Deddy, Doni Dores tampak terpukul ketika jasad kakaknya tiba di rumah duka. “Keluarga di sini kaget, karena kepergiannya begitu mendadak. Sebelumnya, almarhum memang sempat bilang ingin dimakamkan di samping Mamih dan Bapak,” ujar Doni yang terlihat berusaha tabah.

Doni mengatakan, sebelum meninggal, pemilik nama asli Dedi Supriyadi ini sempat terbang ke Singapura untuk keperluan bisnis. “Selasa malam, sepulang dari Singapura, begitu tiba di Bandara Soekarno Hatta, kakak mengeluh sakit perut. Kemudian sempat di rawat di RS Bintaro, di RS ini, kakak menghembuskan napas terakhir,” tutur dia.

Sahabat terdekat Deddy, yang turut menghantarkan jasad almarhum, Hery Arnaz, Asep Dedi, dan Syamsul Huda tak mampu menyembunyikan kesedihannya. “Almarhum memiliki pribadi yang tangguh dan tidak pernah mengeluh meskipun diterpa cobaan yang berat,” ucap Asep, sahabat almarhum yang lebih dari 5 tahun bersamanya.

Adik kandung Deddy lainnya, Yoni menyebutkan, semasa kecil, Deddy memang sering tinggal di Cijeler, Situraja, Sumedang. “Bahkan disunatnya pun di Cijeler. Tapi saat mau mulai sekolah Deddy tinggal dan sekolah di Bandung. Almarhum merupakan anak kedua dari 14 bersaudara dan meninggalkan lima orang anak,” ucap dia.

Sementara, Hery Arnaz, yang merupakan sahabat almarhum mengatakan, Deddy dikenal sebagai pribadi dermawan. Bahkan, kata dia, rumahnya di Taman Meruya Hilir, Kebon Jeruk, Jakarta Barat selalu terbuka bagi siapa saja yang berkunjung, termasuk pengamen jalanan hingga pengemis.

“Yang patut diteladani dari almarhum, dia pribadi yang open, dermawan, bahkan rumahnya di meruya selalu terbuka bagi siapa saja, termasuk bagi para pengamen jalanan hingga pengemis, di rumahnya itu selalu ramai,” kata dia.

Selain sahabat, ibunda almarhum Nike Ardila, Nining, 75, turut mengantar almarhum ke tempat peristirahatan terakhirnya. “Almarhum merupakan guru sekaligus kakak bagi anak saya Nike Ardila. Saya masih ingat betul, almarhum telah membina Nike sejak kelas 5 SD sekitar tahun 1985/1986, dia orangnya sabar dalam mengajar hingga Nike menjadi seorang bintang papan atas semasa hidupnya,” kenangnya.

Nining pun mengenang sosok almarhum sebagai pribadi sekaligus musisi yang tangguh dan tidak penah mengeluh. “Saat mendengar kabar Deddy meninggal saya tak percaya. Tapi kemudian diyakinkan oleh anak-anak saya bahwa kabar meninggalnya Deddy itu benar. Saat itu juga, dari Tasikmalaya, saya diantar anak-anak saya langsung ke sini (rumah duka),” papar dia.

Nining mengaku, kehilangan sosok almarhum yang sudah dianggap seperti keluarganya sendiri dan masih bisa mengingat sejumlah kenanagan bersama almarhum semasa hidupnya.

“Deddy guru yang baik, selain anak saya Nike, almarhum juga banyak membina artis papan atas lainnya seperty Poppy Mercury, Nafa Urbach, itu yang saya tahu, dan pastinya banyak artis lain yang pernah dia besarkan,” tutur dia.

Deddy Dores mengembuskan nafas terakhir karena serangan jantung di Rumah Sakit Premiere Bintaro, Selasa (17/5/2016), pukul 23.15 WIB. Semasa hidupnya, dia dikenal bertangan dingin dan mampu mengorbitkan sejumlah penyanyi top di era 90an.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0594 seconds (0.1#10.140)