Bolehkah Lansia Berpuasa?
A
A
A
JAKARTA - Berpuasa merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim di dunia. Namun, bagi orang dengan lanjut usia (lasia) ada yang harus diperhatikan untuk menjalankan puasa. Salah satunya, memiliki kesehatan yang baik.
Jika lansia dalam kondisi sakit kronis dan memiliki risiko komplikasi penyakit, seperti hipoglikemia, hiperglikemia, dan penyakit yang berkenaan dengan metabolisme tubuh, dianjurkan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
"Lansia yang tidak memiliki riwayat kesehatan yang baik, sebaiknya membicarakannya dengan dokter mereka sebelum berpuasa. Terutama mereka yang menderita diabetes, hipertensi, dan tiroid," papar dr. Javaid Shah.
Dilansir dari Khaleejtimes, bagi penderita diabetes, Javaid menyarankan untuk mempertimbangkan kondisi tubuh, kesehatan mental dan kekuatan tubuh. Sementara, salah satu masalah yang akan dihadapi lansia saat berpuasa adalah dehidrasi. Karena itu, para lansia harus menerima asupan cairan yang sering setelah berbuka puasa.
Untuk menu sahur, lansia harus mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi yang berbeda dan seimbang. Idealnya, asupan sahur lebih baik berkalori rendah, rendah lemak dan mudah dicerna. Pasalnya, lemak yang berlebihan akan memicu terjadinya komplikasi pada liver dan peredaran darah.
Selain itu, saat puasa di hari pertama, lansia akan mengeluhkan rasa sakit kepala pada hari pertama berpuasa. Hal ini disebabkan tubuh yang masih berusaha beradaptasi dan menyesuaikan keadaan. Javaid menambahkan, lansia harus bisa membedakan antara sakit kepala yang berasal dari penyakit, perubahan pola pengobatan dan pola makan saat puasa.
"Salah satu penyebab sakit kepala saat berpuasa dikarenakan penurunan tingkat gula darah. Sindrom ini perlahan akan menghilang ketika tubuh berhasil beradaptasi dengan berpuasa," pungkasnya.
Jika lansia dalam kondisi sakit kronis dan memiliki risiko komplikasi penyakit, seperti hipoglikemia, hiperglikemia, dan penyakit yang berkenaan dengan metabolisme tubuh, dianjurkan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
"Lansia yang tidak memiliki riwayat kesehatan yang baik, sebaiknya membicarakannya dengan dokter mereka sebelum berpuasa. Terutama mereka yang menderita diabetes, hipertensi, dan tiroid," papar dr. Javaid Shah.
Dilansir dari Khaleejtimes, bagi penderita diabetes, Javaid menyarankan untuk mempertimbangkan kondisi tubuh, kesehatan mental dan kekuatan tubuh. Sementara, salah satu masalah yang akan dihadapi lansia saat berpuasa adalah dehidrasi. Karena itu, para lansia harus menerima asupan cairan yang sering setelah berbuka puasa.
Untuk menu sahur, lansia harus mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi yang berbeda dan seimbang. Idealnya, asupan sahur lebih baik berkalori rendah, rendah lemak dan mudah dicerna. Pasalnya, lemak yang berlebihan akan memicu terjadinya komplikasi pada liver dan peredaran darah.
Selain itu, saat puasa di hari pertama, lansia akan mengeluhkan rasa sakit kepala pada hari pertama berpuasa. Hal ini disebabkan tubuh yang masih berusaha beradaptasi dan menyesuaikan keadaan. Javaid menambahkan, lansia harus bisa membedakan antara sakit kepala yang berasal dari penyakit, perubahan pola pengobatan dan pola makan saat puasa.
"Salah satu penyebab sakit kepala saat berpuasa dikarenakan penurunan tingkat gula darah. Sindrom ini perlahan akan menghilang ketika tubuh berhasil beradaptasi dengan berpuasa," pungkasnya.
(nfl)