Kitchen Tour Pizza Hut Ungkap Proses Penyimpanan Hingga Penyajian Pizza
A
A
A
JAKARTA - Menanggapi rumor penggunaan bahan baku kadaluarsa yang telah cukup banyak diperbincangkan, salah satu restoran penyaji pizza ternama di Indonesia, Pizza Hut yang tergabung dalam grup PT Sarimelati Kencana bersama Pizza Hut Delivery (PHD) dan The Kitchen by Pizza Hut mengajak para awak media untuk melihat langsung prosesnya. Bagaimana alur dan proses mulai dari penyimpanan hingga penyajian makanan di meja pelanggan di salah satu outletnya di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Mengaku kecewa dengan pemberitaan negatif yang beredar saat ini, Andrias Chandra selaku General Manager PHD Indonesia mengungkapkan kekecewaannya. “Dengan tegas kami mengatakan bahwa PT Sarimelati Kencana tidak pernah dan tidak akan pernah menyuguhi customer kita dengan bahan yang sudah kadaluarsa. Kami juga tidak pernah memberikan rekomendasi untuk memperpanjang masa kadaluarsa produk,” ujarnya.
Seiring dengan pembuktian pernyataannya tersebut, Andrias mempersilahkan awak media untuk melihat kondisi dan proses penyimpanan bahan hingga penyajian makanan di dapur Pizza Hut dengan dipandu oleh Area Manager Pizza Hut, Muhammad Haviz. Sebelum memasuki dapur, setiap orang wajib memenuhi standar kebersihan dengan mengenakan penutup kepala dan mencuci tangan terlebih dahulu.
Pertama, Haviz mengajak awak media untuk memasuki tempat penyimpanan bahan baku kering. Berbagai bahan baku pizza dan makanan lainnya seperti susu, gula, garam, teh, kopi, agar-agar, sirup, beras, keju, bumbu kering, pasta, dan bahan lainnya disimpan di ruangan yang tidak begitu besar dengan temperatur suhu 22 derajat celcius.
“Disini ada panduan masa berlakunya berapa lama. Supaya bahan baku tidak menumpuk dan mencegah kadaluarga, kami menerapkan sistem First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO) setiap harinya. Jadi dari pertama kali datang, bahan di cek, kemudian yang mendekati expired kami gunakan lebih dulu” jelas Haviz, di Jakarta, Rabu (7/9/2016).
Selanjutnya, awak media menuju ruang preparation dan pembuatan pizza serta makanan lainnya. Sama seperti di area lainnya, di area ini juga banyak terdapat panduan untuk memilah porsi makanan, meracik pizza, dan yang lainnya. Haviz mengatakan, hal ini bertujuan agar cita rasa dan kualitas makanan yang tersaji di Pizza Hut semua sesuai dengan prosedur yang ada dan tidak terdapat perbedaan.
Selesai di area tersebut, Haviz kemudian menunjukkan area chiller atau area penyimpanan bahan baku segar, seperti daging, sosis, peperoni, berbagai topping, dan adonan pizza. Disimpan dalam suhu 1-4 derajat celcius, bahan-bahan baku segar ini juga terjamin kebersihannya mengingat chiller yang selalu dibersihkan setiap harinya. “Kontainernya kami cuci, lantai disapu, dipel, temperature juga selalu dijaga, karena semua berpengaruh pada bahan baku segar ini,” ungkap Haviz.
Saat keluar dari area tersebut, Haviz kembali menjelaskan mengenai sistem MRD (Made-Ready-Discard) yang merupakan sistem pelabelan setiap produk makanan yang digunakan oleh Pizza Hut. “Secara keseluruhan, informasi mengenai masa berlaku bahan baku dari area prepararion sampai di area landing kami selalu mencantumkan mengenai kapan dibuat (Made), kapan digunakan (Ready), dan kapan harus dibuang (Discard). Ini berlaku di semua outlet Pizza Hut, PHD, dan The Kitchen,” jelasnya.
Sebelum mengakhiri Kitchen Tour, awak media juga diajak untuk melihat area produksi minuman dan landing table. Di area minuman, terdapat berbagai bahan minuman seperti sirup, gula, susu, es batu, dan yang lainnya. Sementara area landing table, para staff Pizza Hut terlihat sedang mempercantik hidangan pizza dan makanan lainnya sebelum akhirnya disajikan ke meja pelanggan. Meski tidak terlalu besar, dapur Pizza Hut di outlet Gatot Subroto ini dapat dikatakan rapi dan bersih dengan staff yang juga mengenakan penutup rambut, sarung tangan plastik, dan celemek untuk menjaga kehigienisan makanan dan minuman disana.
Mengaku kecewa dengan pemberitaan negatif yang beredar saat ini, Andrias Chandra selaku General Manager PHD Indonesia mengungkapkan kekecewaannya. “Dengan tegas kami mengatakan bahwa PT Sarimelati Kencana tidak pernah dan tidak akan pernah menyuguhi customer kita dengan bahan yang sudah kadaluarsa. Kami juga tidak pernah memberikan rekomendasi untuk memperpanjang masa kadaluarsa produk,” ujarnya.
Seiring dengan pembuktian pernyataannya tersebut, Andrias mempersilahkan awak media untuk melihat kondisi dan proses penyimpanan bahan hingga penyajian makanan di dapur Pizza Hut dengan dipandu oleh Area Manager Pizza Hut, Muhammad Haviz. Sebelum memasuki dapur, setiap orang wajib memenuhi standar kebersihan dengan mengenakan penutup kepala dan mencuci tangan terlebih dahulu.
Pertama, Haviz mengajak awak media untuk memasuki tempat penyimpanan bahan baku kering. Berbagai bahan baku pizza dan makanan lainnya seperti susu, gula, garam, teh, kopi, agar-agar, sirup, beras, keju, bumbu kering, pasta, dan bahan lainnya disimpan di ruangan yang tidak begitu besar dengan temperatur suhu 22 derajat celcius.
“Disini ada panduan masa berlakunya berapa lama. Supaya bahan baku tidak menumpuk dan mencegah kadaluarga, kami menerapkan sistem First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO) setiap harinya. Jadi dari pertama kali datang, bahan di cek, kemudian yang mendekati expired kami gunakan lebih dulu” jelas Haviz, di Jakarta, Rabu (7/9/2016).
Selanjutnya, awak media menuju ruang preparation dan pembuatan pizza serta makanan lainnya. Sama seperti di area lainnya, di area ini juga banyak terdapat panduan untuk memilah porsi makanan, meracik pizza, dan yang lainnya. Haviz mengatakan, hal ini bertujuan agar cita rasa dan kualitas makanan yang tersaji di Pizza Hut semua sesuai dengan prosedur yang ada dan tidak terdapat perbedaan.
Selesai di area tersebut, Haviz kemudian menunjukkan area chiller atau area penyimpanan bahan baku segar, seperti daging, sosis, peperoni, berbagai topping, dan adonan pizza. Disimpan dalam suhu 1-4 derajat celcius, bahan-bahan baku segar ini juga terjamin kebersihannya mengingat chiller yang selalu dibersihkan setiap harinya. “Kontainernya kami cuci, lantai disapu, dipel, temperature juga selalu dijaga, karena semua berpengaruh pada bahan baku segar ini,” ungkap Haviz.
Saat keluar dari area tersebut, Haviz kembali menjelaskan mengenai sistem MRD (Made-Ready-Discard) yang merupakan sistem pelabelan setiap produk makanan yang digunakan oleh Pizza Hut. “Secara keseluruhan, informasi mengenai masa berlaku bahan baku dari area prepararion sampai di area landing kami selalu mencantumkan mengenai kapan dibuat (Made), kapan digunakan (Ready), dan kapan harus dibuang (Discard). Ini berlaku di semua outlet Pizza Hut, PHD, dan The Kitchen,” jelasnya.
Sebelum mengakhiri Kitchen Tour, awak media juga diajak untuk melihat area produksi minuman dan landing table. Di area minuman, terdapat berbagai bahan minuman seperti sirup, gula, susu, es batu, dan yang lainnya. Sementara area landing table, para staff Pizza Hut terlihat sedang mempercantik hidangan pizza dan makanan lainnya sebelum akhirnya disajikan ke meja pelanggan. Meski tidak terlalu besar, dapur Pizza Hut di outlet Gatot Subroto ini dapat dikatakan rapi dan bersih dengan staff yang juga mengenakan penutup rambut, sarung tangan plastik, dan celemek untuk menjaga kehigienisan makanan dan minuman disana.
(nfl)