Menpar Minta Festival Pesona Palu Nomoni 2017 Digelar 27 September
A
A
A
PALU - Festival Pesona Palu Nomoni 2016 tanggal 24—26 September ini betul-betul membuat Menpar Arief Yahya terpesona. Apalagi seluruh mata kegiatan direspons antusias oleh masyarakat dan konsisten menggunakan logo dan tittle Pesona Indonesia.
"Saya kira tahun 2017 depan harus dirancang lebih go global, dipaskan di 27 September, Hari Pariwisata Dunia," ujar Arief yang didampingi Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo atau yang dikenal sebagai Pasha Ungu.
Selanjutnya, Palu harus berkembang menjadi destinasi wisata berkelas internasional. Karena itu gunakan standart global, jika ingin menjadi pemain kelas dunia.
"Kemenpar akan mendukung untuk Go Internasional, karena Palu juga sudah membuktikan saat GMT Gerhana Matahari Total 2016 lalu paling heboh, paling ramai diantara 12 titik yang heboh diserbu wisatawan mancanegara. PATA 2016 memberi penghargaan kepada Indonesia sebagai negara kreatif dalam memasarkan fenomena alam. Palu adalah penyelenggara yang terbaik," tutur Arief.
Selain itu, Palu harus punya event internasional. Paling mudah sport tourism seperti Tour de Celebes 2017 yang berpusat di Palu dan Kemenpar akan mendukung.
"Palu harus punya internasional port baik airport (lapangan udara, red) dan seaport (pelabuhan laut, red). "Jadikan Palu sebagai hub city di wilayah timur. Itu akan membuat banyak penerbangan yang singgah dan transit di Palu sebelum membawa penumpang ke kota lain di Indonesia," kata Arief saat Pembukaan Festival di Penggaraman Pantai Talise.
Arief bersama Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, Walikota Palu Hidayat dan Pasha juga menghadiri pembukaan acara yang disaksikan puluhan ribu pasang mata itu. Acara dilanjutkan dengan menandatangi batu prasasti raksasa sebagai tanda keseriusan Sulteng menempatkan pariwisata sebagai panglima.
Arief berharap event ini jangan sampai putus di tengah jalan. Jangan hanya sekali event besar terus selesai. "Kalau oke, berkesinambungan, langsung masukkan di agenda resmi event yang didukung Kemenpar pada bulan September 2017 itu," kata dia.
Wali Kota Hidayat pun siap mengangisipasi untuk semuanya. “Ada sepuluh ritual adat balia yang menyambut pak Menpar Arief Yahya, Ritual ini merupakan kekayaan budaya nasional di tanah Kaili,” kata Hidayat.
Salah satu juru bicara Panitia FPPN, Sudaryano Lamangkona menjelaskan, ritual yang akan menyambut menteri dan para wisatawan tersebut terdiri atas Ritual Pompoura (Tala Bala’a) dari Kelurahan Balaroa dan Ritual Adat Enje Da’a dari kelurahan Donggala Kodi, akan digelar di depan rumah makan Taman Ria, Teluk Palu.
Kemudian Ritual Tampilangi Ulujadi dari Kelurahan Kabonena dan Pompoura Vunja dari Kelurahan Petobo, dilakukan di Taman Datokarama. Ritual Manuru Viata Kelurahan Tipo dan Ritual Adat Jinja Kelurahan Lasoani dilaksanakan di ujung Jembatan 4 Ponulele. Balia Topoledo Kelurahan Taipa dan Vunja Ntana Kelurahan Tanamodindi di Tugu Gerhana Matahari Teluk Palu.
“Jelas ini juga sekaligus sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisatawan yang tahun ini menargetkan 500.000 wisatawan nusantara dan 25.000 wisatawan mancanegara, ini perintah pak Wali kota langsung,” katanya.
Dia menambahkan, kegiatan ini sudah bertahun-tahun diselenggarakan di Palu. Hanya, nama yang membuat festival tahun ini sedikit berbeda.
“Tahun lalu namanya masih Festival Teluk Palu. Lalu kenapa sekarang ada Nomoni, itu artinya adalah berbunyi. Jadi kalau diartikan, gemakan sedikit Palu maka ini akan berbunyi, seperti dengan kedatangan pak Menteri. Festival ini adalah sarana untuk melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat serta meningkatkan kunjungan wisatawan serta menggerakan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar,” tutur dia.
Festival ini akan menampilkan atraksi menarik antara lain seni budaya. Kata Hidayat, kegiatan pertama sepanjang 7,2 km terdapat 520 titik pasang obor. Kemudian ada suling dengan gendang yang akan berbunyi dan obor akan menyala serentak saat pembukaan festival.
“Kegiatan kedua akan mengangkat ritual adat. Juga akan ada panggung budaya di sepanjang 7,2 km itu. Yang membuat unik lainnya adalah kendaraan yang akan mengangkut wisatawan selama festival adalah dokar,” kata dia.
Festival yang telah diselenggarakan sejak tahun 2008 ini diharapkan dapat mencapai kunjungan wisatawan di tahun 2016 ini. Kota Palu di bawah kepemimpinan Hidayat dan Pasha periode 2016—2021 akan dibangun dengan visi menjadikan Kota Palu sebagai kota jasa yang berbudaya dan beradab.
Hidayat sudah bersolek jauh-jauh hari untuk sarana dan prasana. Pihaknya sudah meminta pengusaha perhotelan di kota Palu untuk memenuhi permintaan akomodasi maupun kegiatan. Apalagi di tahun-tahun mendatang, berbagai event nasional maupun internasional siap dihelat di Kota Palu.
Menurut Hidayat, selama ini ketersediaan kamar hotel tidak mampu memenuhi kebutuhan event. “Beragam kegiatan tidak mampu diakomodir perhotelan. Sedangkan hari-hari biasa saja, tingkat hunian begitu tinggi, maka dari itu sudah jauh-jauh hari kami siapkan dan beri semangat pengusaha Hotel,” ujar Hidayat.
Hidayat menambahkan, di tahun-tahun mendatang, sejumlah event yang sudah diagendakan Pemerintah Kota Palu. Antara lain Festival Pesona Palu Nomoni, Temu Budaya Nusantara, marathon internasional dan lain-lain.
"Saya kira tahun 2017 depan harus dirancang lebih go global, dipaskan di 27 September, Hari Pariwisata Dunia," ujar Arief yang didampingi Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo atau yang dikenal sebagai Pasha Ungu.
Selanjutnya, Palu harus berkembang menjadi destinasi wisata berkelas internasional. Karena itu gunakan standart global, jika ingin menjadi pemain kelas dunia.
"Kemenpar akan mendukung untuk Go Internasional, karena Palu juga sudah membuktikan saat GMT Gerhana Matahari Total 2016 lalu paling heboh, paling ramai diantara 12 titik yang heboh diserbu wisatawan mancanegara. PATA 2016 memberi penghargaan kepada Indonesia sebagai negara kreatif dalam memasarkan fenomena alam. Palu adalah penyelenggara yang terbaik," tutur Arief.
Selain itu, Palu harus punya event internasional. Paling mudah sport tourism seperti Tour de Celebes 2017 yang berpusat di Palu dan Kemenpar akan mendukung.
"Palu harus punya internasional port baik airport (lapangan udara, red) dan seaport (pelabuhan laut, red). "Jadikan Palu sebagai hub city di wilayah timur. Itu akan membuat banyak penerbangan yang singgah dan transit di Palu sebelum membawa penumpang ke kota lain di Indonesia," kata Arief saat Pembukaan Festival di Penggaraman Pantai Talise.
Arief bersama Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, Walikota Palu Hidayat dan Pasha juga menghadiri pembukaan acara yang disaksikan puluhan ribu pasang mata itu. Acara dilanjutkan dengan menandatangi batu prasasti raksasa sebagai tanda keseriusan Sulteng menempatkan pariwisata sebagai panglima.
Arief berharap event ini jangan sampai putus di tengah jalan. Jangan hanya sekali event besar terus selesai. "Kalau oke, berkesinambungan, langsung masukkan di agenda resmi event yang didukung Kemenpar pada bulan September 2017 itu," kata dia.
Wali Kota Hidayat pun siap mengangisipasi untuk semuanya. “Ada sepuluh ritual adat balia yang menyambut pak Menpar Arief Yahya, Ritual ini merupakan kekayaan budaya nasional di tanah Kaili,” kata Hidayat.
Salah satu juru bicara Panitia FPPN, Sudaryano Lamangkona menjelaskan, ritual yang akan menyambut menteri dan para wisatawan tersebut terdiri atas Ritual Pompoura (Tala Bala’a) dari Kelurahan Balaroa dan Ritual Adat Enje Da’a dari kelurahan Donggala Kodi, akan digelar di depan rumah makan Taman Ria, Teluk Palu.
Kemudian Ritual Tampilangi Ulujadi dari Kelurahan Kabonena dan Pompoura Vunja dari Kelurahan Petobo, dilakukan di Taman Datokarama. Ritual Manuru Viata Kelurahan Tipo dan Ritual Adat Jinja Kelurahan Lasoani dilaksanakan di ujung Jembatan 4 Ponulele. Balia Topoledo Kelurahan Taipa dan Vunja Ntana Kelurahan Tanamodindi di Tugu Gerhana Matahari Teluk Palu.
“Jelas ini juga sekaligus sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisatawan yang tahun ini menargetkan 500.000 wisatawan nusantara dan 25.000 wisatawan mancanegara, ini perintah pak Wali kota langsung,” katanya.
Dia menambahkan, kegiatan ini sudah bertahun-tahun diselenggarakan di Palu. Hanya, nama yang membuat festival tahun ini sedikit berbeda.
“Tahun lalu namanya masih Festival Teluk Palu. Lalu kenapa sekarang ada Nomoni, itu artinya adalah berbunyi. Jadi kalau diartikan, gemakan sedikit Palu maka ini akan berbunyi, seperti dengan kedatangan pak Menteri. Festival ini adalah sarana untuk melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat serta meningkatkan kunjungan wisatawan serta menggerakan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar,” tutur dia.
Festival ini akan menampilkan atraksi menarik antara lain seni budaya. Kata Hidayat, kegiatan pertama sepanjang 7,2 km terdapat 520 titik pasang obor. Kemudian ada suling dengan gendang yang akan berbunyi dan obor akan menyala serentak saat pembukaan festival.
“Kegiatan kedua akan mengangkat ritual adat. Juga akan ada panggung budaya di sepanjang 7,2 km itu. Yang membuat unik lainnya adalah kendaraan yang akan mengangkut wisatawan selama festival adalah dokar,” kata dia.
Festival yang telah diselenggarakan sejak tahun 2008 ini diharapkan dapat mencapai kunjungan wisatawan di tahun 2016 ini. Kota Palu di bawah kepemimpinan Hidayat dan Pasha periode 2016—2021 akan dibangun dengan visi menjadikan Kota Palu sebagai kota jasa yang berbudaya dan beradab.
Hidayat sudah bersolek jauh-jauh hari untuk sarana dan prasana. Pihaknya sudah meminta pengusaha perhotelan di kota Palu untuk memenuhi permintaan akomodasi maupun kegiatan. Apalagi di tahun-tahun mendatang, berbagai event nasional maupun internasional siap dihelat di Kota Palu.
Menurut Hidayat, selama ini ketersediaan kamar hotel tidak mampu memenuhi kebutuhan event. “Beragam kegiatan tidak mampu diakomodir perhotelan. Sedangkan hari-hari biasa saja, tingkat hunian begitu tinggi, maka dari itu sudah jauh-jauh hari kami siapkan dan beri semangat pengusaha Hotel,” ujar Hidayat.
Hidayat menambahkan, di tahun-tahun mendatang, sejumlah event yang sudah diagendakan Pemerintah Kota Palu. Antara lain Festival Pesona Palu Nomoni, Temu Budaya Nusantara, marathon internasional dan lain-lain.
(alv)