Alleira Batik Hadirkan 42 Koleksi Terbaru Bertajuk Yavadvipa
A
A
A
JAKARTA - Brand batik ternama, Alleira Batik kembali menghadirkan koleksi terbarunya. Melalui sebuah pagelaran dengan tajuk Yavadvipa atau yang berarti Tanah Jawa, sebanyak 42 desain terbaru dihadirkan dengan unsur modern kontemporer yang menjadi ciri khas Alleira Batik.
Setiap desain koleksi ini menggambarkan keindahan warisan budaya Indonesia seperti batik khas Cirebon, Yogyakarta dan Lasem yang menjadi fokus pagelaran kali ini dan dituangkan dalam berbagai material yang nyaman dikenakan. Seperti kain tenun ATBM, supersilk, katun jacquard, taffeta dan suede.
"Yavadvipa terinspirasi dari keindahan atau kebudayaan batik, terutama dari pulau Jawa. Banyak sekali batik dari Jawa," papar Direktur Kreatif Alleira, Anita Asmaya saat jumpa pers Yavadvipa di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Kamis, (6/10/2016).
Tak hanya material yang beragam, desain yang ditampilkan pun juga beragam. Mulai dari potongan boxy, short jaket, coat hingga loose dress yang dikreasikan dari berbagai material dengan berbagai corak dan motif batik. Ada juga jumpsuit, fitted dress, a line dress, crop top dan long coat.
Semuanya tersaji dalam warna-warna klasik tempo dulu yang dipadu dengan warna-warna masa kini yang modern dan chic. Menariknya peragaan kali ini hadir dalam enam sequence yang memiliki kekuatan masing-masing.
"Dihadirkan dalam sequence yang berbeda. Koleksi yang dihadirkan kita sajikan dengan ciri batik atau warna atau identitas dari batik itu sendiri, seperti dari Cirebon dan dikemas dari siluet modern. Sehingga bisa dipake semua kalangan," kata dia.
Sequence pertama mengangkat motif Cirebon, Lasem dan Jogja yang didedikasikan untuk Yayasan Pendidikan Harapan Papua (YPHP) dengan mengusung tema Yava for Charity. Koleksi ini pun berupa stola dan kemeja batik yang dibawakan oleh Sandiaga Uno, Widyawati, Rima Melati, Ninik L Karim, Saleh Husein dan Agum Gumelar.
Kedua, batik Cirebon berajuk Mega Barong yang terinspirasi dari Mega Mendung, motif khas budaya Cirebon dan berbentuk iring-iringan awan menjadi koleksi ready to wear. Ketiga, dengan tajuk Paksi Ageng, menghadirkan koleksi batik Lasem yang dipadukan kebudayaan lokal dan Tioghoa. Sekar jagad tampil dalam gaya khas Alleira Batik. Potongan asimetris, high collar, permainan kontras warna menjadi daya tarik disesi ini.
Lewat Alleira Batik kids collections, sequence keempat didominasi dengan keceriaan dari motif Cirebon, Lasem dan Jogja dalam bentuk kemeja, blazer, outer, dress flare dengan warna alam yang alami. Sequense kelima hadir untuk Tunggadewi Foundation, dengan menampilkan sarimbit alias bermotif sama untuk ibu dan anak dalam desain busana berpotongan beragam.
Terinspirasi dari kemegahan candi Borobudur yang kaya akan relief, Alleira menciptakan rangkaian desain bertema Caraka Jogja. Di sequence ini berbagai permainan motif sayap burung dipadu dengan motif Parang dan Kawung. Ada juga motif aksara Hanacaraka dengan material hand woven silk, supersilk and organza berbentuk dress dan kulot.
Setiap desain koleksi ini menggambarkan keindahan warisan budaya Indonesia seperti batik khas Cirebon, Yogyakarta dan Lasem yang menjadi fokus pagelaran kali ini dan dituangkan dalam berbagai material yang nyaman dikenakan. Seperti kain tenun ATBM, supersilk, katun jacquard, taffeta dan suede.
"Yavadvipa terinspirasi dari keindahan atau kebudayaan batik, terutama dari pulau Jawa. Banyak sekali batik dari Jawa," papar Direktur Kreatif Alleira, Anita Asmaya saat jumpa pers Yavadvipa di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Kamis, (6/10/2016).
Tak hanya material yang beragam, desain yang ditampilkan pun juga beragam. Mulai dari potongan boxy, short jaket, coat hingga loose dress yang dikreasikan dari berbagai material dengan berbagai corak dan motif batik. Ada juga jumpsuit, fitted dress, a line dress, crop top dan long coat.
Semuanya tersaji dalam warna-warna klasik tempo dulu yang dipadu dengan warna-warna masa kini yang modern dan chic. Menariknya peragaan kali ini hadir dalam enam sequence yang memiliki kekuatan masing-masing.
"Dihadirkan dalam sequence yang berbeda. Koleksi yang dihadirkan kita sajikan dengan ciri batik atau warna atau identitas dari batik itu sendiri, seperti dari Cirebon dan dikemas dari siluet modern. Sehingga bisa dipake semua kalangan," kata dia.
Sequence pertama mengangkat motif Cirebon, Lasem dan Jogja yang didedikasikan untuk Yayasan Pendidikan Harapan Papua (YPHP) dengan mengusung tema Yava for Charity. Koleksi ini pun berupa stola dan kemeja batik yang dibawakan oleh Sandiaga Uno, Widyawati, Rima Melati, Ninik L Karim, Saleh Husein dan Agum Gumelar.
Kedua, batik Cirebon berajuk Mega Barong yang terinspirasi dari Mega Mendung, motif khas budaya Cirebon dan berbentuk iring-iringan awan menjadi koleksi ready to wear. Ketiga, dengan tajuk Paksi Ageng, menghadirkan koleksi batik Lasem yang dipadukan kebudayaan lokal dan Tioghoa. Sekar jagad tampil dalam gaya khas Alleira Batik. Potongan asimetris, high collar, permainan kontras warna menjadi daya tarik disesi ini.
Lewat Alleira Batik kids collections, sequence keempat didominasi dengan keceriaan dari motif Cirebon, Lasem dan Jogja dalam bentuk kemeja, blazer, outer, dress flare dengan warna alam yang alami. Sequense kelima hadir untuk Tunggadewi Foundation, dengan menampilkan sarimbit alias bermotif sama untuk ibu dan anak dalam desain busana berpotongan beragam.
Terinspirasi dari kemegahan candi Borobudur yang kaya akan relief, Alleira menciptakan rangkaian desain bertema Caraka Jogja. Di sequence ini berbagai permainan motif sayap burung dipadu dengan motif Parang dan Kawung. Ada juga motif aksara Hanacaraka dengan material hand woven silk, supersilk and organza berbentuk dress dan kulot.
(alv)