Review Film Jack Reacher: Never Go Back
A
A
A
JAKARTA - Tom Cruise kembali ke layar bioskop tahun ini sebagai Jack Reacher. Mantan mayor Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) ini muncul kembali untuk membantu membersihkan nama Mayor Susan Turner (Cobie Smulders) yang dituding telah melakukan aksi mata-mata.
Sementara membantu Susan, Jack menemukan fakta lain bahwa dirinya diduga punya seorang anak perempuan bernama Samantha (Danika Yarosh). Gadis berusia 15 tahun itu adalah putri seorang PSK bernama Candance.
Saat hendak membantu Susan, Jack malah harus berurusan dengan polisi militer karena dituduh membunuh pengacara. Dia pun dijebloskan ke penjara. Di penjara itu, Jack melihat Susan. Dia pun putar otak untuk membebaskannya.
Begitu ada kesempatan, Jack membawa kabur Susan. Keduanya pun jadi buronan polisi militer dan seorang pembunuh yang diperankan Patrick Heusinger. Dalam pelarian, Jack dan Susan terpaksa membawa serta Samantha yang nyawanya juga terancam. Bertiga, mereka pergi ke New Orleans, yang diyakini akan memberikan semua jawaban atas persoalan mereka.
Berhasilkah Jack membuktikan bahwa Susan tidak bersalah? Siapakah dalang di balik tuduhan terhadap Susan itu? Apa latar belakangnya? Dan, apakah Samantha benar-benar anak Jack?
Semuanya bisa terjawab di film Jack Reacher: Never Go Back. Film yang dibesut Edward Zwick ini bisa Anda saksikan di bioskop mulai 19 Oktober.
Secara keseluruhan, film ini bisa dinikmati. Banyak humor yang tercetus di sana. Sayangnya, dibandingkan film Jack Reacher yang pertama, plot twist di film ini agak membosankan dan hambar.
Banyaknya adegan kekerasan di film ini tak membantu menambah kuat cerita yang ada. Kurangnya chemistry antara Tom dan Cobie juga menjadi faktor jika film ini hambar. Tidak banyak kejutan yang disajikan dan alurnya pun mudah ditebak.
Sementara membantu Susan, Jack menemukan fakta lain bahwa dirinya diduga punya seorang anak perempuan bernama Samantha (Danika Yarosh). Gadis berusia 15 tahun itu adalah putri seorang PSK bernama Candance.
Saat hendak membantu Susan, Jack malah harus berurusan dengan polisi militer karena dituduh membunuh pengacara. Dia pun dijebloskan ke penjara. Di penjara itu, Jack melihat Susan. Dia pun putar otak untuk membebaskannya.
Begitu ada kesempatan, Jack membawa kabur Susan. Keduanya pun jadi buronan polisi militer dan seorang pembunuh yang diperankan Patrick Heusinger. Dalam pelarian, Jack dan Susan terpaksa membawa serta Samantha yang nyawanya juga terancam. Bertiga, mereka pergi ke New Orleans, yang diyakini akan memberikan semua jawaban atas persoalan mereka.
Berhasilkah Jack membuktikan bahwa Susan tidak bersalah? Siapakah dalang di balik tuduhan terhadap Susan itu? Apa latar belakangnya? Dan, apakah Samantha benar-benar anak Jack?
Semuanya bisa terjawab di film Jack Reacher: Never Go Back. Film yang dibesut Edward Zwick ini bisa Anda saksikan di bioskop mulai 19 Oktober.
Secara keseluruhan, film ini bisa dinikmati. Banyak humor yang tercetus di sana. Sayangnya, dibandingkan film Jack Reacher yang pertama, plot twist di film ini agak membosankan dan hambar.
Banyaknya adegan kekerasan di film ini tak membantu menambah kuat cerita yang ada. Kurangnya chemistry antara Tom dan Cobie juga menjadi faktor jika film ini hambar. Tidak banyak kejutan yang disajikan dan alurnya pun mudah ditebak.
(alv)