Reinkarnasi Film Komedi 1990-an
A
A
A
JAKARTA - Para komedian Indonesia yang berjaya di era 1990-an nampaknya mulai unjuk gigi kembali di era sekarang. Kali ini lewat layar lebar. Penampakan ini tak lain karena sukses Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! part 1 menjadi film terlaris sepanjang sejarah perfilman Indonesia dengan meraih 6,8 juta penonton.
Setelah Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! part 1 berjaya di akhir 2016, para personel grup lawak Bagito pun siap terjun ke bioskop. Ada juga Generasi Kocak: 90-an VS Komika yang memadukan komedian yang populer di era 1990-an dan sekarang yang dikenal dengan nama komika.
Film yang dihadirkan para pelawak di era 1990-an ini bisa dibilang beda. Alasannya karena masing-masing grup lawak ini memiliki karakter yang pandai mengocak perut penggemarnya.
Seperti diketahui, pada dekade 1980-1990 Warkop aktif membuat film-film komedi yang laris ditonton. Bahkan honor pemainnya saat itu mencapai Rp15 juta per film. Nah, Indro pun kembali mengangkat kisah mereka lewat pemain muda yakni dengan menggandeng Abimana Aryasatya, Vino G Bastian, dan Tora Sudiro, di mana ketiga memerankan karakter Dono, Kasino, dan Indro.
Melalui Warkop DKI: Jangkrik Boss! part1, pemainnya mengombinasikan dengan film sebelumnya, di mana mereka sebagai personel sebuah Lembaga Swasta yang bernama CHIIPS (Cara Hebat Ikut-Ikutan Penanggulangan Sosial). Nah, saat bertugas, mereka kerap membuat kekacauan dengan aksi konyolnya. Komedi jenis ini memang sudah jarang ditemukan dewasa ini.
Miing, Didin, dan Unang tidak memungkiri jika mereka siap kembali ke layar lebar karena keberhasilan Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! part 1. Lewat grup lawak Bagito, trio kocak ini berjaya di dunia hiburan, terutama di dunia lawak pada 1990-an. Salah satunya lewat acara Ba-Sho yang ditayangkan RCTI.
Bedanya dengan Warkop DKI, film yang akan dimainkan oleh mereka sendiri. Tentu saja ini akan memberi daya tarik lebih. “Masak kayak Warkop (DKI)? Pasti bedalah. Ya, pokoknya mau berkarya baik film, televisi, radio, panggung itu teknis sih. Kalau filmnya mau naikin pamor ya kita bikin itu,” kata Miing.
Sementara film Generasi Kocak: 90-an VS Komika lebih membandingkan dua generasi yang populer di Indonesia, di mana pemain generasi 1990-an yang dihadirkan yakni, Adi Bing Slamet, Jaja Miharja, Kadir, dan Mandra.
Sedangkan generasi kekinian diwakili para komika Afif Xavi, Arafah Rianti, Anyun Cadel, Resti Wulandari. Mereka diadu dengan konsep atas bawah dalam poster.
"Enggak nyangka bisa main bareng legenda. Pas Adi Bing Slamet, Kadir, Jaja Miharja, dan Mandra populer saya belum lahir. Saya senang dan bangga bisa bermain dengan mereka," kata Arafah.
Dalam poster film Generasi Kocak: 90-an VS Komika ini memperlihatkan simbol generasi. Setiap pemain membawa benda-benda yang mewakili generasinya sendiri. Di generasi 1990-an, Adi menggunakan walkman sedangkan Mandra bermain yoyo. Kadir pun memegang senjata era 90-an. Senjata Kadir jelas berbeda dengan senjata kekinian yang dimiliki Afif Xavi.
Akan tetapi belum dapat dipastikan film ini akan masuk bioskop dalam waktu dekat, tetapi dari posternya sudah bisa terlihat, film ini akan memberi hiburan menarik kepada pecinta film Indonesia, khususnya generasi sekarang.
Berbeda dengan film Maju Kena Mundur Kena. Mendengar judul film tersebut memang tidak asing, khususnya generasi 1990-an, di mana Dono, Kasino dan Indro menjadi bintangnya. Hanya saja kali ini diisi oleh pemain muda, seperti Adinda Thomas, Claudya Putri, dan Melayu Nicole.
Setelah Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! part 1 berjaya di akhir 2016, para personel grup lawak Bagito pun siap terjun ke bioskop. Ada juga Generasi Kocak: 90-an VS Komika yang memadukan komedian yang populer di era 1990-an dan sekarang yang dikenal dengan nama komika.
Film yang dihadirkan para pelawak di era 1990-an ini bisa dibilang beda. Alasannya karena masing-masing grup lawak ini memiliki karakter yang pandai mengocak perut penggemarnya.
Seperti diketahui, pada dekade 1980-1990 Warkop aktif membuat film-film komedi yang laris ditonton. Bahkan honor pemainnya saat itu mencapai Rp15 juta per film. Nah, Indro pun kembali mengangkat kisah mereka lewat pemain muda yakni dengan menggandeng Abimana Aryasatya, Vino G Bastian, dan Tora Sudiro, di mana ketiga memerankan karakter Dono, Kasino, dan Indro.
Melalui Warkop DKI: Jangkrik Boss! part1, pemainnya mengombinasikan dengan film sebelumnya, di mana mereka sebagai personel sebuah Lembaga Swasta yang bernama CHIIPS (Cara Hebat Ikut-Ikutan Penanggulangan Sosial). Nah, saat bertugas, mereka kerap membuat kekacauan dengan aksi konyolnya. Komedi jenis ini memang sudah jarang ditemukan dewasa ini.
Miing, Didin, dan Unang tidak memungkiri jika mereka siap kembali ke layar lebar karena keberhasilan Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! part 1. Lewat grup lawak Bagito, trio kocak ini berjaya di dunia hiburan, terutama di dunia lawak pada 1990-an. Salah satunya lewat acara Ba-Sho yang ditayangkan RCTI.
Bedanya dengan Warkop DKI, film yang akan dimainkan oleh mereka sendiri. Tentu saja ini akan memberi daya tarik lebih. “Masak kayak Warkop (DKI)? Pasti bedalah. Ya, pokoknya mau berkarya baik film, televisi, radio, panggung itu teknis sih. Kalau filmnya mau naikin pamor ya kita bikin itu,” kata Miing.
Sementara film Generasi Kocak: 90-an VS Komika lebih membandingkan dua generasi yang populer di Indonesia, di mana pemain generasi 1990-an yang dihadirkan yakni, Adi Bing Slamet, Jaja Miharja, Kadir, dan Mandra.
Sedangkan generasi kekinian diwakili para komika Afif Xavi, Arafah Rianti, Anyun Cadel, Resti Wulandari. Mereka diadu dengan konsep atas bawah dalam poster.
"Enggak nyangka bisa main bareng legenda. Pas Adi Bing Slamet, Kadir, Jaja Miharja, dan Mandra populer saya belum lahir. Saya senang dan bangga bisa bermain dengan mereka," kata Arafah.
Dalam poster film Generasi Kocak: 90-an VS Komika ini memperlihatkan simbol generasi. Setiap pemain membawa benda-benda yang mewakili generasinya sendiri. Di generasi 1990-an, Adi menggunakan walkman sedangkan Mandra bermain yoyo. Kadir pun memegang senjata era 90-an. Senjata Kadir jelas berbeda dengan senjata kekinian yang dimiliki Afif Xavi.
Akan tetapi belum dapat dipastikan film ini akan masuk bioskop dalam waktu dekat, tetapi dari posternya sudah bisa terlihat, film ini akan memberi hiburan menarik kepada pecinta film Indonesia, khususnya generasi sekarang.
Berbeda dengan film Maju Kena Mundur Kena. Mendengar judul film tersebut memang tidak asing, khususnya generasi 1990-an, di mana Dono, Kasino dan Indro menjadi bintangnya. Hanya saja kali ini diisi oleh pemain muda, seperti Adinda Thomas, Claudya Putri, dan Melayu Nicole.
(tdy)