Review Logan: Akhir Dramatis Perjalanan Sang Legenda X-Men
A
A
A
JAKARTA - Berseting pada tahun 2029, Logan (Hugh Jackman) sudah mulai kehilangan kemampuannya untuk beregenerasi. Ini membuat karakter yang memiliki nama mutan Wolverine itu mulai menua.
Dikisahkan, di tahun tersebut hampir semua mutant yang ada di dunia musnah. Logan, bersama dengan Charles Xavier (Patrick Stewart), adalah beberapa dari sedikit mutan yang masih hidup, namun mereka harus menjalani hidup secara tersembunyi.
Tiba-tiba seorang mutan muda, yang merupakan hasil rekayasa genetika muncul di kehidupan Logan. Mutant tersebut adalah X-23 (Dafne Keen), yang tidak lain merupakan kloningan dari Logan.
Pertemuannya dengan X-23 menjadi awal mula petualangan baru dan terakhir yang harus dilalui Logan. Logan memiliki misi untuk mengantarkan X-23 ke "Eden", tempat berlindung terakhir pada mutant.
Petualangan ini juga membuat dia bertemu X-24 (Hugh Jackman), kloningan lain dari Logan. Berbeda dengan Wolverine, sosok ini merupakan seorang pembunuh berdarah dingin.
Rating "R" yang dilekatkan pada film ini membuat sang sutradara James Mangold bebas untuk berekspresi, dan menunjukkan sisi lain Logan. Film ini jauh lebih kelam dan berdarah-darah dibandingkan dengan film Wolverine atau X-Men sebelumnya. Sumpah serapah khas Logan sangat sering terdengar di film ini.
Selain itu, Mangold juga sukses membangun alur cerita dalam film ini, dimana film ini terasa lebih dramatis, dan mengharu biru dibanding dengan seri Wolverine sebelumnya. Film ini juga menghadirkan komedi yang cukup untuk melenturkan urat syaraf dan emosi, setelah digodok oleh pertarungan berdarah dan drama yang cukup membuat kita menghela nafas.
Komedi yang ada di film ini muncul dari perdebatan antara Logan dan Profesor X, atau saat terjadi perdebatan antara Logan dan X-23. Profesor X dalam film ini memiliki karakater yang cukup berbeda dengan film sebelumnya, tapi tanpa kehilangan sikap bijaksana khas Carles Xavier.
Logan dijadwalkan akan mulai menghiasi layar lebar Indonesia mulai akhir pekan ini. Jangan sampai ketinggalan untuk melihat akhir perjalanan dari sang legenda X-Men!
Dikisahkan, di tahun tersebut hampir semua mutant yang ada di dunia musnah. Logan, bersama dengan Charles Xavier (Patrick Stewart), adalah beberapa dari sedikit mutan yang masih hidup, namun mereka harus menjalani hidup secara tersembunyi.
Tiba-tiba seorang mutan muda, yang merupakan hasil rekayasa genetika muncul di kehidupan Logan. Mutant tersebut adalah X-23 (Dafne Keen), yang tidak lain merupakan kloningan dari Logan.
Pertemuannya dengan X-23 menjadi awal mula petualangan baru dan terakhir yang harus dilalui Logan. Logan memiliki misi untuk mengantarkan X-23 ke "Eden", tempat berlindung terakhir pada mutant.
Petualangan ini juga membuat dia bertemu X-24 (Hugh Jackman), kloningan lain dari Logan. Berbeda dengan Wolverine, sosok ini merupakan seorang pembunuh berdarah dingin.
Rating "R" yang dilekatkan pada film ini membuat sang sutradara James Mangold bebas untuk berekspresi, dan menunjukkan sisi lain Logan. Film ini jauh lebih kelam dan berdarah-darah dibandingkan dengan film Wolverine atau X-Men sebelumnya. Sumpah serapah khas Logan sangat sering terdengar di film ini.
Selain itu, Mangold juga sukses membangun alur cerita dalam film ini, dimana film ini terasa lebih dramatis, dan mengharu biru dibanding dengan seri Wolverine sebelumnya. Film ini juga menghadirkan komedi yang cukup untuk melenturkan urat syaraf dan emosi, setelah digodok oleh pertarungan berdarah dan drama yang cukup membuat kita menghela nafas.
Komedi yang ada di film ini muncul dari perdebatan antara Logan dan Profesor X, atau saat terjadi perdebatan antara Logan dan X-23. Profesor X dalam film ini memiliki karakater yang cukup berbeda dengan film sebelumnya, tapi tanpa kehilangan sikap bijaksana khas Carles Xavier.
Logan dijadwalkan akan mulai menghiasi layar lebar Indonesia mulai akhir pekan ini. Jangan sampai ketinggalan untuk melihat akhir perjalanan dari sang legenda X-Men!
(alv)