Ini Tanda-tanda Pubertas pada Anak

Rabu, 03 Mei 2017 - 21:03 WIB
Ini Tanda-tanda Pubertas pada Anak
Ini Tanda-tanda Pubertas pada Anak
A A A
JAKARTA - Pubertas merupakan masa seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Nah, awal pubertas pada anak perempuan ditandai dengan payudara yang membesar, bukan menstruasi.

Dr Aditya Suryansyah SpA dari Klinik Remaja RSAB Harapan Kita menjelaskan menstruasi menjadi tanda pubertas sudah selesai dan selanjutnya hanya menyempurnakan.
“Menstruasi terjadi dua sampai tahun setelah masa pubertas, dan setelah menstruasi maka seorang anak tidak bisa bertambah tinggi, paling bertambah 1-2 cm lagi,” kata dr Adit.

Sedangkan pada anak laki, pubertas ditandai dengan pembesaran testis dan tanda akil balik berupa bukan mimpi basah. Mimpi basah seperti halnya menstruasi pada perempuan adalah tanda akhir pubertas pada anak laki-laki. Dan tidak seperti pada anak perempuan, dibutuhkan 3-4 tahun setelah akhir pubertas baru anak laki-laki akan bertambah pesat pertambahan tinggi badannya, atau di usia SMP.

Semua perubahan fisik yang menadai pubertas ini dipengaruhi kondisi hormonal. Dr Adit mengingatkan untuk mewaspadai pubertas dini atau pubertas terlambat yang menunjukkan adanya kelainan.

Sementara, faktor yang berperan dalam awal pubertas tergantung etnis, kondisi sosial, nutrisi, aktivitas, penyakit kronis,psikologi dan lainnya. “Semua fakor ini menentukan awal pubertas, lebih cepat atau terlambat,” terangnya.

Awal pubertas pada anak perempuan adalah antara 8-13 tahun dan 9-14 tahun untuk anak laki-laki. Patokan ini penting untuk memantau keterlambatan atau pubertas terlalu cepat. Jika di bawah batas usia tersebut sudah mulai muncul tanda-tanda pubertas maka anak mengalami pubertas dini.

Demikian pula jika di atas umur tadi belum ada tanda-tanda pubertas, bisa dikatakan pubertas terlambat.

“Tetapi selalu ada variasi normal, di mana ada anak setelah pubertas tetap kecil namun dengan pertumbuhan stabil, karena memang secara warisan dari kedua orangtuanya memang tidak bisa tinggi. Yang perlu diwaspadai adalah hipoganadism yakni tidak berkembangnya hormon pertumbuhan dan hormon seks, dan juga sindrom turner,” terang dr Adit.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6058 seconds (0.1#10.140)