Cerdas Sebelum Putuskan Operasi Plastik

Rabu, 24 Mei 2017 - 02:12 WIB
Cerdas Sebelum Putuskan...
Cerdas Sebelum Putuskan Operasi Plastik
A A A
JAKARTA - Bedah plastik makin populer di Indonesia, terlihat dari angka tindakan bedah plastik yang terus meningkat. Namun sebagai pasien cerdas juga perlu mengetahui faktor risiko, jenis tindakan, komplikasi, hingga pemilihan dokter dan tempat tindakan yang tepat.

Tindakan bedah plastik untuk mengoreksi bentuk wajah ataupun bagian tubuh lainnya menjadi pilihan, khususnya kaum hawa guna mendapatkan bentuk wajah yang diinginkan.

The American Society of Plastic Surgeon melaporkan sebanyak 15,6 juta penduduk di Amerika Serikat melakukan tindakan bedah plastik pada 2014. Terjadi peningkatan sekitar 3 persen dari tahun sebelumnya.

Tidak hanya di AS, tindakan mengoreksi bentuk wajah ternyata juga cukup marak di Indonesia. Bahkan, dari tahun ke tahun berbagai jenis tindakan bedah plastik semakin meningkat, meski tidak diketahui angkanya secara pasti, data Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Bina Estetika, Menteng, Jakarta Pusat menunjukan dari sekian banyak jenis tindakan bedah plastik di RSKB Bina Estetika, rhinoplasty (operasi hidung) merupakan tindakan yang paling banyak dilakukan.

Disusul dengan blepharoplasty (operasi kelopak mata), breast augmentation (pembesaran payudara), dan liposuction (sedot lemak). Tentunya hampir semua tindakan bedah plastik tersebut ditujukan untuk mempercantik penampilan.

Kendati demikian, sebagai pasien yang cerdas, kita juga perlu mengetahui faktor risiko, jenis tindakan, lama pemulihan, dan komplikasi yang mungkin terjadi.

Disamping itu, pemilihan dokter dan tempat dilakukannya tindakan bedah plastik juga perlu menjadi perhatian utama bagi pasien sebelum memutuskan melakukan tindakan bedah. Blepharoplasty misalnya, operasi kelopak mata ini bukan tanpa risiko.

Inilah yang perlu pasien ketahui. Beberapa risiko yang mungkin terjadi setelah melakukan tindakan ini meliputi infeksi, mata kering, hingga adanya bekas luka sayatan.
“Setelah operasi dilakukan pasien diminta menghindari beberapa aktivitas seperti, berenang, jogging, aerobic, dan merokok,” kata dr Sidik Setiamihardja SpB SpBP, dokter spesialis bedah plastik RSKB Bina Estetika, Menteng dalam presentasinya bertempat di Auditorium Lantai empat RSKB Bina Estetika,Teuku Cik Ditiro, Menteng.

Blepharoplasty merupakan operasi pada kelopak mata bagian atas maupun bawah yang ditujukan untuk alasan kosmetik, meski demikian pada beberapa kasus, blepharoplasty juga dilakukan pada orang lanjut usia dengan kelopak mata bagian atas yang kendur.

Pada kasus seperti ini, blepharoplasty ditujukan untuk memperbaiki penglihatan pasien, seperti halnya penuaan pada kulit yang ditandai dengan keriput, pada kelopak mata berkurangnya elastisitas ditambah dengan gerakan kelopak mata yang terus-menerus untuk berkedip mengakibatkan kelopak mata menjadi kendur, ditandai dengan munculnya lipatan ekstra atau tonjolan pada kelopak mata.

“Adanya lipatan berlebih pada kelopak mata bagian atas dapat mengakibatkan terganggunya penglihatan seseorang. Selain itu mata menjadi terlihat sayu sehingga mengganggu penampilan dan terlihat lebih tua,” papar dr Sidik.

Disisi lain lemak yang berfungsi sebagai bantalan bola mata juga dapat menyebabkan benjolan pada kelopak mata bagian atas dan bawah seiring bertambahnya usia. Untuk itu blepharoplasty dapat dipilih menjadi solusi.

Di AS, prosedur ini sering dilakukan pada wanita usia 35 tahun ke atas. Prosedur ini umumnya membutuhkan waktu selama dua jam, dan hanya membutuhkan anastesi lokal. Setelah operasi dilakukan, pasien dibawa ke ruang pemulihan, dan diawasi untuk melihat ada tidaknya komplikasi. Pada kelopak mata bagian atas, dokter bedah plastik akan membuat sayatan sepanjang garis lipatan kelopak mata.

Dokter kemudian memisahkan kulit dengan jaringan dibawahnya, dan membuang sebagian lemak, kulit serta otot jika memang diperlukan. Penutupan bekas sayatan dilakukan menggunakan jahitan kecil dan umumnya sembuh dalam waktu 3 sampai 6 hari.

Blepharoplasty setidaknya bisa bertahan 5 sampai 7 tahun, dalam mempercantik tampilan mata anda. Berbeda lagi dengan liposuction. Prosedur sedot lemak ini merupakan salah satu cara instan untuk menghilangkan lemak di bawah kulit.

Daerah yang paling sering dilakukan prosedur ini meliputi tubuh bagian bawah, seperti perut, paha bagian dalam, dan daerah sekitar bokong. Sedangkan untuk tubuh bagian atas, biasanya terpusat pada payudara dan punggung, lengan, wajah, serta leher.

Operasi dapat dilakukan oleh lebih dari satu dokter, guna mempersingkat prosedur dan lamanya pembiusan. Kedengarannya menakutkan, namun nyatanya liposuction menjadi pilihan favorit bagi mereka yang ingin menghilangkan lemak di tubuh dalam waktu cepat plus tanpa perlu susah payah berolahraga.

Ya, liposuction amat digandrungi mulai dari orang biasa sampai kalangan artis. Sementara itu, dikatakan oleh dr. Laksmi Achyati, SpBP, dokter spesialis bedah plastik RSKB Bina Estetika, Menteng, body sculpting (seni memahat tubuh) sebenarnya merupakan bagian dari teknik pembedahan rekonstruksi dalam bidang bedah plastic, tapi pasien perlu tahu, penurunan berat badan yang sangat banyak, biasanya tidak diikuti dengan perubahan atau penyusutan kulit. Akibatnya, kulit tampak kendur dan menggelambir. Ini juga yang terjadi pada mereka yang menjalani liposuction.

“Untuk inilah body sculpting dilakukan, karena dapat membuang kelebihan kulit dan membuatnya terlihat lebih kecang," papar dr Laksmi.

Seiring dengan waktu, body sculpting lebih dikenal sebagai cara untuk memahat tubuh menjadi lebih enak dilihat. Selain dengan pembedahan, body sculpting saat ini banyak ditawarkan tanpa operasi.

Nah, kini Anda sudah memiliki gambaran tentang tindakan bedah plastik yang paling banyak digemari wanita Indonesia. Kalaupun tertarik untuk melakukan tindakan ini jangan lupa ketahui faktor risiko dan lainnya. Dapatkan informasi yang selengkap mungkin dan pastikan memilih dokter serta tempat yang terpercaya.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0619 seconds (0.1#10.140)