Review Film Transformers: The Last Knight

Rabu, 21 Juni 2017 - 21:16 WIB
Review Film Transformers:...
Review Film Transformers: The Last Knight
A A A
JAKARTA - Transformers: The Last Knight diklaim sebagai karya terakhir Michael Bay sebagai sutradara film bertema alien robot ini. Film ini diharapkan mampu memuaska kerinduan para penggemar serial film ini.

Transformers 5 ini adalah kelanjutan Transformer 4 atau The Age of Extinction. Pada akhir film tersebut, Optimus Prime terlihat mengambang di antariksa. Di The Last Knight, Optimus Prime kemudian mendarat di planet asalnya, Cybertron.

Di Bumi, masa lalu Transformers pun mulai terkuak. Di masa lalu, para robot alien ini membantu pasukan Raja Arthur dari Inggris melawan pasukan Saxon. Sebelumnya, mereka memberikan sebuah tongkat sakti kepada penyihir Merlin dan mengatakan, keturunan Merlin bakal mampu mengendalikan tongkat tersebut.

Di masa kini, Transformers harus hidup dalam persembunyian karena diburu agen TRF. Saat sedang membantu sejumlah anak yang diburu TRF, Cade Yeager (Mark Wahlberg) bertemu ksatria Transformer yang sedang sekarat. Dia kemudian memberikan sebuah azimat kepada Cade, tapi Cade menolaknya. Hanya, azimat itu kemudian terus mengikutinya.

Sementara, Cybertron—rumah Transformer—terus mendekati Bumi. Optimus Prime yang mendarat di planet itu lantas sadar dari tidurnya. Dia kemudian menemukan bahwa planetnya itu sudah mati. Dia lalu bertemu penciptanya, Quintessa, yang kemudian memanipulasi pikiran Optimus Prime sehingga dia pun jadi jahat. Quintessa menyuruh Optimus Prime agar menghancurkan Bumi atau Unicron sehingga Cybertron bisa hidup.

Mendekatnya Cybertron ke Bumi ini juga diketahui militer. Lennox (Josh Duhamel), seorang militer, yang kini bekerja bersama TRF, berbicara kepada mantan bosnya mengenai teknologi kuno alien di Bumi. Teknologi itu bisa membantu Cybertron masuk ke atmosfir Bumi tapi hanya dengan menggunakan tongkat yang diberikan kepada Merlin. TRF lantas membuat kesepakatan dengan Megatron, yang menuntut pembebasan anak buahnya dari Decepticons. Mereka lantas memburu Cade.

Cade dan Bumblebee bertemu Cogman, robot pengurus rumah tangga yang mengajak mereka pergi ke Inggris atas undangan Sir Edmund Burton (Sir Anthony Hopkins), satu-satunya keturunan Ordo Witwiccan yang masih hidup. Di rumah Burton, mereka bertemu Viviane, seorang dosen yang merupakan keturunan terakhir Merlin.

Di rumah itu, Burton mengisahkan semuanya tentang sejarah Transformer dan juga keberadaan tongkat Merlin tersebut. Cade dan Viviane kemudian mengetahui bahwa tongkat itu bisa ditemukan di museum angkatan laut.

Dengan sebuah kapal selam yang mereka “curi” dari museum, Cade, Viviane, Cogman dan Bumblebee menyelam ke dasar lautan. Mereka lantas menemukan sebuah pesawat antariksa kuno milik alien yang karam. Di tempat itu, mereka menemukan tongkat Merlin dan juga para ksatria Transformer yang tertidur. Pergerakan mereka membuat para ksatria itu bangkit.

Pertarungan pun takterelakkan terjadi. Cade dan Viviane kemudian mendapatkan bantuan dari Lennox dan pasukannya yang terus membuntuti pergerakan mereka sejak awal. Situasi kian memanas ketika Optimus Prime yang kini berganti nama menjadi Nemesis Prime muncul dan meminta tongkat itu.

Pertempuran kemudian pecah antara Nemesis Prime dan Bumblebee di atas kapal antariksa tersebut. Pada satu titik, Bumblebee berhasil mengalahkan Nemesis Prime yang kemudian berubah kembali menjadi Optimus Prime. Di saat yang sama, Megatron dan pasukannya muncul dan merebut tongkat Merlin itu dari tangan Optimus Prime. Para ksatria yang bangkit kemudian ramai-ramai menghukum Optimus Prime karena dianggap berkhianat.

Sementara, tongkat itu sudah berada di tangan Quintessa yang menggunakannya untuk menghancurkan Bumi demi hidupnya kembali Cybertron. Cage, Viviane, Lennox, Optimus Prime, Bumblebee, para ksatria Transfomers dan autobot pun harus bersaing dengan waktu untuk mendapatkan kembali tongkat itu dari tangan Quintessa sebelum Bumi hancur.

Selama 2,5 jam, Anda akan disuguhi rentetan cerita panjang dengan plot yang kompleks dan seperti dipaksakan untuk saling berkaitan satu sama lain atau malah tidak ada kaitannya sama sekali. Alurnya yang lambat mungkin akan membuat Anda bosan dan ingin cepat-cepat keluar dari gedung bioskop.

Tapi, harus diakui bahwa spesial efek film ini masih menjadi salah satu daya tariknya. Kehadiran Cogman mampu memberikan banyak adegan komedi di film ini selain tingkah dan percakapan konyol antara para tokoh dan autobot. Apa pun itu, jika Anda ingin mencari hiburan tanpa banyak mikir, film ini bisa menjadi alternatif tontonan Anda pada musim liburan kali ini. Transformers: The Last Knight sudah bisa Anda saksikan di bioskop-bioskop kesayangan Anda mulai Rabu (21/6/2017).
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1062 seconds (0.1#10.140)