JK Rowling, Pernah Ludeskan Harta demi Beramal
A
A
A
JK Rowling kembali mempertahankan posisinya sebagai penulis terkaya di dunia versi Forbes. Sebelumnya selama empat tahun, pundi-pundi uangnya menurun drastis, bukan karena akibat foya-foya atau bangkrut, tapi karena dihabiskan untuk beramal.
Hasil kekayaan penulis asal Inggris bernama asli Joanne Rowling ini tentu saja berkat penjualan buku secara cetak, e-book, audio, televisi, dan film. Meski begitu, kekayaannya tidak didapat dengan mudah.
Menjelang musim panas pada 2000, tiga buku pertama Harry Potter, yaitu Harry Potter and the Sorcerer’s Stone, Harry Potter the Chamber of Secrets, serta Harry Potter and the Prisoner of Azkaban selesai ditulis oleh Rowling. Namun sayangnya sebanyak 12 penerbit menolak untuk menerbitkan karya perdana Rowling tersebut. Hingga akhirnya penerbit kecil Bloomsbury memberi kesempatan perempuan kelahiran 31 Juli 1965 ini untuk menerbitkan bukunya tersebut meski dengan sedikit keuntungan.
Yang terjadi berikutnya tentu sudah tercatat dalam sejarah. Novel Harry Potter meledak di pasaran dunia. Ketiga buku perdananya telah menangguk keuntungan lebih kurang USD480 juta (Rp 6,3 triliun) dalam masa tiga tahun dengan cetakan 35 juta naskah dalam 35 bahasa. Pada Juli 2000, buku Harry Potter and the Goblet of Fire telah dicetak untuk pertama kalinya sebanyak 5,3 juta naskah dengan pesanan tambahan sebanyak 1,8 juta naskah. Buku ketujuhnya bahkan memecahkan rekor sebagai buku yang paling cepat terjual habis di dunia. Mungkin, hanya Rowling seorang yang bisa superkaya hanya dari menjadi penulis saja.
Kesuksesan buku pertama, membuat sutradara Chris Colombus ingin mengangkat buku tersebut ke layar lebar. Akhinya film Harry Potter and the Sorcerer’s Stone ditayangkan pada 16 November 2001. Pada ujung minggu pembukaannya di Amerika Serikat, film tersebut telah memecahkan rekor dengan keuntungan sekitar USD 93,5 juta (Rp 1,2 triliun). Pendapatan ini lebih banyak USD20 juta dari pemegang rekor terdahulu yaitu film The Lost World: Jurassic Park tahun 1999. Kesuksesan terus berlanjut sampai dengan film Harry Potter yang kedelapan.
"Total, delapan film Harry Potter mampu mendapat keuntungan USD8 miliar. Ia pun menjadi penulis terkaya di dunia sejak 2008," ujar Produser Forbes, Hayley Cuccinello.
Tak hanya pandai menulis novel, JK Rowling juga bekerja sebagai konsultan untuk stasiun televisi NBC Universal. Lewat pekerjaannya ini ia mampu mendapat pemasukan tambahan USD 60 juta (Rp798 miliar). Kekayaan yang ia kumpulkan lantas tidak membuatnya bersantai-santai, perempuan yang kini berdomisili di Skotlandia ini pandai mengelola keuangannya dengan menanam kekayaannya di berbagai investasi.
Setelah menikmati kesuksesannya, Rowling mengalami kemerosotan kekayaan yang drastis. Bukan untuk foya-foya, Rowling justru menyumbangkan sekitar USD160 juta (Rp1,5 triliun) untuk berbagai kegiatan amal dunia. Kondisi ini menyebabkan ia tersingkir dari daftar miliarder dunia tahun 2012 sampai 2016 oleh Forbes.
Tapi Rowling tidak menyesali hal ini. Dia justru bahagia karena bisa membantu banyak orang dari kekayaannya.
"Anda memiliki sebuah tanggung jawab moral jika Anda telah mendapat jauh lebih banyak dari yang Anda butuhkan, Anda harus melakukan hal-hal bijak terhadapnya dan berbagilah dengan cerdas," ujar Rowling.
Forbes memperkirakan bahwa pengarang Harry Potter ini telah memberikan sumbangan kemanusiaan untuk menolong para orang tua tunggal. Bantuan diberikan khususnya dengan membangun fasilitas perawatan anak yang bebas biaya dan membantu para orang tua tunggal untuk mendapatkan pekerjaan atau kembali ke bangku sekolah.
"Dia juga telah menuliskan tiga buku untuk disumbangkan yakni Fantastic Beasts and Where to Find Them, Quidditch Through the Ages dan The Tales of Beedle the Bard. Buku-buku tersebut telah mengumpulkan sekitar USD30 juta (Rp400 miliar) untuk berbagai sumbangan," ujar Cuccinello.
Setelah tidak lagi menempati posisi pertama penulis terkaya dunia, pada tahun ini Rowling kembali dinobatkan menjadi penulis terkaya di dunia. Hasil penghitungan memperkirakan Rowling meraup USD95 juta (Rp1,2 triliun) pada 2016 hingga 31 Mei 2017. Itu artinya dalam satu menit, Rowling mampu mengumpulkan USD180 (Rp2,4 juta).
Pendapatan perempuan 52 tahun itu berasal dari penjualan buku Harry Potter and the Cursed Child. Buku itu terjual lebih dari 680.000 kopi di Inggris Raya hanya dalam tiga hari sejak dirilis. Buku itu pun jadi buku yang paling cepat terjual setelah buku terakhir dari serial Harry Potter, yaitu Harry Potter and the Deathly Hallows. Pundi-pundi kekayaan Rowling juga didapat dari komisi film Fantastic Beasts and Where to Find Them yang dirilis pada 2016.
Tak hanya menjadi penulis terkaya, Rowling ternyata juga masuk daftar pesohor dunia terkaya pada 2017 versi a. Rowling pun merangkak ke posisi tiga. Ia berada dibawah posisi rapper Diddy dan penyanyi bersuara emas Beyonce. (Dwi Nur Ratnaningsih)
Hasil kekayaan penulis asal Inggris bernama asli Joanne Rowling ini tentu saja berkat penjualan buku secara cetak, e-book, audio, televisi, dan film. Meski begitu, kekayaannya tidak didapat dengan mudah.
Menjelang musim panas pada 2000, tiga buku pertama Harry Potter, yaitu Harry Potter and the Sorcerer’s Stone, Harry Potter the Chamber of Secrets, serta Harry Potter and the Prisoner of Azkaban selesai ditulis oleh Rowling. Namun sayangnya sebanyak 12 penerbit menolak untuk menerbitkan karya perdana Rowling tersebut. Hingga akhirnya penerbit kecil Bloomsbury memberi kesempatan perempuan kelahiran 31 Juli 1965 ini untuk menerbitkan bukunya tersebut meski dengan sedikit keuntungan.
Yang terjadi berikutnya tentu sudah tercatat dalam sejarah. Novel Harry Potter meledak di pasaran dunia. Ketiga buku perdananya telah menangguk keuntungan lebih kurang USD480 juta (Rp 6,3 triliun) dalam masa tiga tahun dengan cetakan 35 juta naskah dalam 35 bahasa. Pada Juli 2000, buku Harry Potter and the Goblet of Fire telah dicetak untuk pertama kalinya sebanyak 5,3 juta naskah dengan pesanan tambahan sebanyak 1,8 juta naskah. Buku ketujuhnya bahkan memecahkan rekor sebagai buku yang paling cepat terjual habis di dunia. Mungkin, hanya Rowling seorang yang bisa superkaya hanya dari menjadi penulis saja.
Kesuksesan buku pertama, membuat sutradara Chris Colombus ingin mengangkat buku tersebut ke layar lebar. Akhinya film Harry Potter and the Sorcerer’s Stone ditayangkan pada 16 November 2001. Pada ujung minggu pembukaannya di Amerika Serikat, film tersebut telah memecahkan rekor dengan keuntungan sekitar USD 93,5 juta (Rp 1,2 triliun). Pendapatan ini lebih banyak USD20 juta dari pemegang rekor terdahulu yaitu film The Lost World: Jurassic Park tahun 1999. Kesuksesan terus berlanjut sampai dengan film Harry Potter yang kedelapan.
"Total, delapan film Harry Potter mampu mendapat keuntungan USD8 miliar. Ia pun menjadi penulis terkaya di dunia sejak 2008," ujar Produser Forbes, Hayley Cuccinello.
Tak hanya pandai menulis novel, JK Rowling juga bekerja sebagai konsultan untuk stasiun televisi NBC Universal. Lewat pekerjaannya ini ia mampu mendapat pemasukan tambahan USD 60 juta (Rp798 miliar). Kekayaan yang ia kumpulkan lantas tidak membuatnya bersantai-santai, perempuan yang kini berdomisili di Skotlandia ini pandai mengelola keuangannya dengan menanam kekayaannya di berbagai investasi.
Setelah menikmati kesuksesannya, Rowling mengalami kemerosotan kekayaan yang drastis. Bukan untuk foya-foya, Rowling justru menyumbangkan sekitar USD160 juta (Rp1,5 triliun) untuk berbagai kegiatan amal dunia. Kondisi ini menyebabkan ia tersingkir dari daftar miliarder dunia tahun 2012 sampai 2016 oleh Forbes.
Tapi Rowling tidak menyesali hal ini. Dia justru bahagia karena bisa membantu banyak orang dari kekayaannya.
"Anda memiliki sebuah tanggung jawab moral jika Anda telah mendapat jauh lebih banyak dari yang Anda butuhkan, Anda harus melakukan hal-hal bijak terhadapnya dan berbagilah dengan cerdas," ujar Rowling.
Forbes memperkirakan bahwa pengarang Harry Potter ini telah memberikan sumbangan kemanusiaan untuk menolong para orang tua tunggal. Bantuan diberikan khususnya dengan membangun fasilitas perawatan anak yang bebas biaya dan membantu para orang tua tunggal untuk mendapatkan pekerjaan atau kembali ke bangku sekolah.
"Dia juga telah menuliskan tiga buku untuk disumbangkan yakni Fantastic Beasts and Where to Find Them, Quidditch Through the Ages dan The Tales of Beedle the Bard. Buku-buku tersebut telah mengumpulkan sekitar USD30 juta (Rp400 miliar) untuk berbagai sumbangan," ujar Cuccinello.
Setelah tidak lagi menempati posisi pertama penulis terkaya dunia, pada tahun ini Rowling kembali dinobatkan menjadi penulis terkaya di dunia. Hasil penghitungan memperkirakan Rowling meraup USD95 juta (Rp1,2 triliun) pada 2016 hingga 31 Mei 2017. Itu artinya dalam satu menit, Rowling mampu mengumpulkan USD180 (Rp2,4 juta).
Pendapatan perempuan 52 tahun itu berasal dari penjualan buku Harry Potter and the Cursed Child. Buku itu terjual lebih dari 680.000 kopi di Inggris Raya hanya dalam tiga hari sejak dirilis. Buku itu pun jadi buku yang paling cepat terjual setelah buku terakhir dari serial Harry Potter, yaitu Harry Potter and the Deathly Hallows. Pundi-pundi kekayaan Rowling juga didapat dari komisi film Fantastic Beasts and Where to Find Them yang dirilis pada 2016.
Tak hanya menjadi penulis terkaya, Rowling ternyata juga masuk daftar pesohor dunia terkaya pada 2017 versi a. Rowling pun merangkak ke posisi tiga. Ia berada dibawah posisi rapper Diddy dan penyanyi bersuara emas Beyonce. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(bbk)