Manfaat Oligosakarida pada Sayuran dan Buah
A
A
A
JAKARTA - Memperbanyak makan serat merupakan anjuran yang sering kita dengar, tapi mengapa serat sangat penting bagi kesehatan?
Dilansir Mayo Clinic, serat pangan memiliki khasiat untuk mencegah maupun mengatasi konstipasi.
Makanan yang mengandung serat diketahui juga menyediakan manfaat kesehatan lain. Sebut saja menjaga berat badan hingga menurunkan risiko terkena penyakit diabetes dan penyakit jantung.
Serat pangan dapat ditemukan dalam sayuran dan buah-buahan dan mengandung polisakarida, oligosakarida, Lignin, serta substansi lain.
“Sumber serat pangan yang mengandung oligosakarida memiliki indeks glikemik rendah sehingga baik untuk menjaga kadar gula dalam darah,” kata Dr Hardianto Setiawan Ong SpPD-KGEH FINASIM.
Sementara, Direktur PT Lautan Natural Krimerindo Hendrik Gunawan menegaskan oligosakarida memiliki manfaat yang sangat banyak, di antaranya mampu meningkatkan keseimbangan cairan dalam saluran pencernaan dan memperbaiki konsistensi kotoran sehingga buang air besar menjadi lebih lancar. Juga berfungsi sebagai prebiotik yang merupakan makanan bagi bakteri-bakteri baik di dalam tubuh manusia yang juga dikenal dengan istilah probiotik.
Serat pangan yang juga dikenal dengan dietary fiber, merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resisten terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar.
Sifatnya ini membuat serat pangan tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan. Pedoman Gizi Seimbang 2014 menganjurkan konsumsi serat pangan oleh pria sebanyak 27-38 gram sementara wanita sebanyak 22- 32 gram per hari sebagai bagian dari pola makan gizi seimbang.
Namun dalam praktiknya, hanya sebagian kecil masyarakat yang memenuhi kecukupan asupan serat pangan yang dianjurkan, yakni 30 gram per hari.
Serat pangan sendiri dibedakan menjadi dua macam: serat larut (soluble fiber ) dan serat tak larut (insoluble fiber ). Soluble fiber adalah serat pangan yang larut dalam air yang membantu memperlambat proses pencernaan.
Serat larut memperlambat pengosongan perut sehingga merasa kenyang lebih lama, contoh makanan yang kaya akan serat larut antara lain beras, gandum, gandum, kentang, dan lainnya. Sementara insoluble fiber atau serat pangan yang tidak larut dalam air berguna untuk melancarkan buang air besar sehingga mengurangi risiko sembelit dan diare.
Serat tak larut juga membantu menghilangkan racun dari usus besar dan membantu mempertahankan pH (tingkat keasaman) usus sehingga mengurangi risiko kanker usus. Sayuran hijau tua, kacang-kacangan, wortel, dan almond banyak mengandung serat pangan jenis ini.
Dilansir Mayo Clinic, serat pangan memiliki khasiat untuk mencegah maupun mengatasi konstipasi.
Makanan yang mengandung serat diketahui juga menyediakan manfaat kesehatan lain. Sebut saja menjaga berat badan hingga menurunkan risiko terkena penyakit diabetes dan penyakit jantung.
Serat pangan dapat ditemukan dalam sayuran dan buah-buahan dan mengandung polisakarida, oligosakarida, Lignin, serta substansi lain.
“Sumber serat pangan yang mengandung oligosakarida memiliki indeks glikemik rendah sehingga baik untuk menjaga kadar gula dalam darah,” kata Dr Hardianto Setiawan Ong SpPD-KGEH FINASIM.
Sementara, Direktur PT Lautan Natural Krimerindo Hendrik Gunawan menegaskan oligosakarida memiliki manfaat yang sangat banyak, di antaranya mampu meningkatkan keseimbangan cairan dalam saluran pencernaan dan memperbaiki konsistensi kotoran sehingga buang air besar menjadi lebih lancar. Juga berfungsi sebagai prebiotik yang merupakan makanan bagi bakteri-bakteri baik di dalam tubuh manusia yang juga dikenal dengan istilah probiotik.
Serat pangan yang juga dikenal dengan dietary fiber, merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resisten terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus serta mengalami fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar.
Sifatnya ini membuat serat pangan tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan. Pedoman Gizi Seimbang 2014 menganjurkan konsumsi serat pangan oleh pria sebanyak 27-38 gram sementara wanita sebanyak 22- 32 gram per hari sebagai bagian dari pola makan gizi seimbang.
Namun dalam praktiknya, hanya sebagian kecil masyarakat yang memenuhi kecukupan asupan serat pangan yang dianjurkan, yakni 30 gram per hari.
Serat pangan sendiri dibedakan menjadi dua macam: serat larut (soluble fiber ) dan serat tak larut (insoluble fiber ). Soluble fiber adalah serat pangan yang larut dalam air yang membantu memperlambat proses pencernaan.
Serat larut memperlambat pengosongan perut sehingga merasa kenyang lebih lama, contoh makanan yang kaya akan serat larut antara lain beras, gandum, gandum, kentang, dan lainnya. Sementara insoluble fiber atau serat pangan yang tidak larut dalam air berguna untuk melancarkan buang air besar sehingga mengurangi risiko sembelit dan diare.
Serat tak larut juga membantu menghilangkan racun dari usus besar dan membantu mempertahankan pH (tingkat keasaman) usus sehingga mengurangi risiko kanker usus. Sayuran hijau tua, kacang-kacangan, wortel, dan almond banyak mengandung serat pangan jenis ini.
(tdy)