Kampanye Lawan Penyakit Kanker lewat Retro Run 2017
A
A
A
JAKARTA - Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan Mundipharma melalui brand Betadine bekerja sama untuk kedua kalinya menyelenggarakan kegiatan Betadine Retro Run 2017 yang merupakan lari mundur pertama di Indonesia, di Kawasan Lot 8 SCBD, Jakarta, Minggu (17/9/2017). Acara ini digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terkait upaya pencegahan dan penanggulangan kanker sekaligus bentuk donasi pada penanggulangan kanker, total 1.500 peserta dan didukung 200 penyintas kanker turut serta dalam kegiatan ini.
Betadine Retro Run terdiri dari kegiatan race run 5 km dan juga fun run 3,5 km, pada fun run peserta diajak untuk melakukan lari mundur berjarak 500 meter yang kemudian diikuti dengan berbagai kegiatan menarik diantaranya adalah MB Track yang menjadi pusat tema Retro Run tahun ini, terinspirasi dari permainan game tahun 80—90an yang digemari oleh berbagai usia yaitu Follow Me Area dimana tersedia 6 drone yang siap mengabadikan momen lari peserta. Selain itu ada pula Selfie Track di mana peserta menampilkan keceriaan saat mengambil foto dan Fighting Track di mana peserta ditantang untuk berlari melawan angin yang merupakan representasi perjuangan mereka yang melawan kanker.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia dan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono mengatakan Yayasan Kanker Indonesia terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk pencegahan dan penanggulangan kanker. “Melalui acara ini kami mendorong masyarakat untuk menjalani hidup lebih sehat sebagai salah satu upaya penting pencegahan kanker, sekaligus mendorong masyarakat untuk selalu mencari dan informasi tepat terkait kanker,” ucap Prof Aru.
Dia juga menjelaskan bahwa dalam acara ini YKI memperkenalkan Buletin HARPA sebuah media dari YKI yang informatif tentang kanker di Indonesia, Prof Aru berharap dengan adanya media tersebut pengetahuan masyarakat mengenai kanker dapat meningkat dan memperoleh informasi yang tepat seputar kanker.
“Mengenai Lari mundur ini sebenarnya disarankan bagi mereka yang baru saja operasi lutut, karena menguatkan otot-otot tanpa mencederai bekas operasinya. Manfaat lainnya adalah dalam lari mundur kita selalu hati-hati, indera kita dilatih untuk lebih tajam dan keseimbangan, ini yang penting karena gangguan keseimbangan merupakan musuh besar kaum lansia,” papar Prof Aru.
Sementara itu Country Manager PT Mundipharma Healthcare Indonesia, Mada Shinta Dewi mengaku senang melihat antusiasme masyarakat yang tinggi untuk ikut dalam kegiatan ini. “Pada kegiatan ini masyarakat dapat menunjukkan kepeduliannya kepada para penderita kanker dan juga dapat memperoleh informasi mengenai pencegahan kanker, selain itu total 100% perolehan dana dari tiket sejumlah Rp225 juta akan disumbangkan seluruhnya kepada YKI untuk penanggulangan kanker,” papar Mada.
Betadine Retro Run terdiri dari kegiatan race run 5 km dan juga fun run 3,5 km, pada fun run peserta diajak untuk melakukan lari mundur berjarak 500 meter yang kemudian diikuti dengan berbagai kegiatan menarik diantaranya adalah MB Track yang menjadi pusat tema Retro Run tahun ini, terinspirasi dari permainan game tahun 80—90an yang digemari oleh berbagai usia yaitu Follow Me Area dimana tersedia 6 drone yang siap mengabadikan momen lari peserta. Selain itu ada pula Selfie Track di mana peserta menampilkan keceriaan saat mengambil foto dan Fighting Track di mana peserta ditantang untuk berlari melawan angin yang merupakan representasi perjuangan mereka yang melawan kanker.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia dan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono mengatakan Yayasan Kanker Indonesia terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk pencegahan dan penanggulangan kanker. “Melalui acara ini kami mendorong masyarakat untuk menjalani hidup lebih sehat sebagai salah satu upaya penting pencegahan kanker, sekaligus mendorong masyarakat untuk selalu mencari dan informasi tepat terkait kanker,” ucap Prof Aru.
Dia juga menjelaskan bahwa dalam acara ini YKI memperkenalkan Buletin HARPA sebuah media dari YKI yang informatif tentang kanker di Indonesia, Prof Aru berharap dengan adanya media tersebut pengetahuan masyarakat mengenai kanker dapat meningkat dan memperoleh informasi yang tepat seputar kanker.
“Mengenai Lari mundur ini sebenarnya disarankan bagi mereka yang baru saja operasi lutut, karena menguatkan otot-otot tanpa mencederai bekas operasinya. Manfaat lainnya adalah dalam lari mundur kita selalu hati-hati, indera kita dilatih untuk lebih tajam dan keseimbangan, ini yang penting karena gangguan keseimbangan merupakan musuh besar kaum lansia,” papar Prof Aru.
Sementara itu Country Manager PT Mundipharma Healthcare Indonesia, Mada Shinta Dewi mengaku senang melihat antusiasme masyarakat yang tinggi untuk ikut dalam kegiatan ini. “Pada kegiatan ini masyarakat dapat menunjukkan kepeduliannya kepada para penderita kanker dan juga dapat memperoleh informasi mengenai pencegahan kanker, selain itu total 100% perolehan dana dari tiket sejumlah Rp225 juta akan disumbangkan seluruhnya kepada YKI untuk penanggulangan kanker,” papar Mada.
(alv)