Parade Kapal Buka Festival Pesona Selat Lembeh 2017
A
A
A
BITUNG - Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2017 di Kota Bitung akhirnya resmi dibuka Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw, Jumat (6/10/2017). Pembukaan itu juga disaksikan Reydonnyzar Moendek selaku perwakilan Kemendagri, Esti Reko Astuti selaku Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara.
Event ini mendapat apresiasi luar biasa dari berbagai kalangan. “Kami mengapresiasi Pemerintah Kota Bitung sebagai penyelenggara. Selaku pemerintah pusat akan selalu memberikan dukungan bagi Kota Bitung yang sedang giat mempromosikan sektor pariwisatanya, international Hub Port, dan KEK-nya,” papar Moendek.
Moendek mengatakan, dia telah beberapa kali mengunjungi Selat Lembeh dan menurutnya Selat Lembeh seperti putri cantik yang sedang tidur. Oleh karena itu segenap upaya harus dilakukan agar sang putri bisa bangun dan dikenal semua orang.
Dalam sambutannya, Wali Kota Bitung Max Lomban berharap pelaksanaan FPSL 2017 menjadi upaya yang tepat dalam membangun Kota Bitung lewat sektor pariwisata dengan mendatangkan wisatawan secara langsung ke objek wisata serta sebagai wahana pengembangan dan pembinaan seni dan budaya daerah. Dia juga mengajak segenap masyarakat domestik maupun dari luar untuk dapat menghadiri dan memeriahkan pelaksanaan FPSL 2017 ini.
"Pelaksanaan FPSL 2017 sudah kita ramu sedemikian rupa sehingga selama lima hari ada berbagai event menarik seperti parade kapal hias, lomba renang Selat Lembeh, run 10 K, pagelaran dan parade budaya, pertunjukan musik, talkshow, coral plantation, lomba masak, dan lain sebagainya bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Sedangkan Esti Reko Astuti berharap pelaksanaan FPSL 2017 ini dapat menjadi agenda yang berkelanjutan sebagai usaha pengembangan sektor pariwisata daerah.
Pembukaan acara FPSL ditandai dengan bunyi stom kapal KRI oleh Wakil Gubernur Sulut, Perwakilan Kemendagri Esti Reko Astuti, Wali Kota Bitung, Kepala Satkamla Lantamal VIII diikuti parade kapal hias yang mengundang decak kagum ribuan masyarakat yang hadir.
Wali Kota Bitung Max Lomban dan Wakil Wali Kota Bitung Maurits Mantiri sendiri membuka jalannya sailing pass atau parade perahu hias. Peserta parade ini terdiri atas masyarakat baik dari dalam Kota Bitung dan luar Kota Bitung, instansi pemerintah, serta berbagai peserta lainnya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pembukaan lomba renang yang mengambil start di Papusungan, Kecamatan Lembeh Selatan dan finish di Dermaga Satkamla Kota Bitung oleh Lomban dan Mantiri didampingi Sekertaris Daerah Kota Bitung Audy Pangemanan bersama Ketua TP-PKK Kota Bitung Ny. Khouni Lomban Rawung dan Wakil Ketua TP-PKK Kota Bitung Ny. Rita Mantiri Tangkudung bersama Ketua DWP Kota Bitung Riny Pangemanan Tinangon.
Sekkot Bitung sekaligus ketua panita, Audy Pangemanan berharap seluruh warga masyarakat di seluruh bumi Nyiur Melambai dapat datang ke Kota Bitung dan meramaikan FPSL tahun 2017 ini.
“Karena FPSL memiliki ciri khas yang sangat unik yaitu fokusnya di Selat dengan menu utama Sailling Pass atau Parade Kapal di sepanjang 7 km Selat Lembeh yang akan diikuti oleh ribuan kapal kecil dan besar oleh para pelaku usaha perikanan, nelayan, pengusaha, swasta maupun kapal kapal perang dan niaga. Festival seperti ini hanya ada di Kota Bitung,” tutur dia.
Event ini mendapat apresiasi luar biasa dari berbagai kalangan. “Kami mengapresiasi Pemerintah Kota Bitung sebagai penyelenggara. Selaku pemerintah pusat akan selalu memberikan dukungan bagi Kota Bitung yang sedang giat mempromosikan sektor pariwisatanya, international Hub Port, dan KEK-nya,” papar Moendek.
Moendek mengatakan, dia telah beberapa kali mengunjungi Selat Lembeh dan menurutnya Selat Lembeh seperti putri cantik yang sedang tidur. Oleh karena itu segenap upaya harus dilakukan agar sang putri bisa bangun dan dikenal semua orang.
Dalam sambutannya, Wali Kota Bitung Max Lomban berharap pelaksanaan FPSL 2017 menjadi upaya yang tepat dalam membangun Kota Bitung lewat sektor pariwisata dengan mendatangkan wisatawan secara langsung ke objek wisata serta sebagai wahana pengembangan dan pembinaan seni dan budaya daerah. Dia juga mengajak segenap masyarakat domestik maupun dari luar untuk dapat menghadiri dan memeriahkan pelaksanaan FPSL 2017 ini.
"Pelaksanaan FPSL 2017 sudah kita ramu sedemikian rupa sehingga selama lima hari ada berbagai event menarik seperti parade kapal hias, lomba renang Selat Lembeh, run 10 K, pagelaran dan parade budaya, pertunjukan musik, talkshow, coral plantation, lomba masak, dan lain sebagainya bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Sedangkan Esti Reko Astuti berharap pelaksanaan FPSL 2017 ini dapat menjadi agenda yang berkelanjutan sebagai usaha pengembangan sektor pariwisata daerah.
Pembukaan acara FPSL ditandai dengan bunyi stom kapal KRI oleh Wakil Gubernur Sulut, Perwakilan Kemendagri Esti Reko Astuti, Wali Kota Bitung, Kepala Satkamla Lantamal VIII diikuti parade kapal hias yang mengundang decak kagum ribuan masyarakat yang hadir.
Wali Kota Bitung Max Lomban dan Wakil Wali Kota Bitung Maurits Mantiri sendiri membuka jalannya sailing pass atau parade perahu hias. Peserta parade ini terdiri atas masyarakat baik dari dalam Kota Bitung dan luar Kota Bitung, instansi pemerintah, serta berbagai peserta lainnya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pembukaan lomba renang yang mengambil start di Papusungan, Kecamatan Lembeh Selatan dan finish di Dermaga Satkamla Kota Bitung oleh Lomban dan Mantiri didampingi Sekertaris Daerah Kota Bitung Audy Pangemanan bersama Ketua TP-PKK Kota Bitung Ny. Khouni Lomban Rawung dan Wakil Ketua TP-PKK Kota Bitung Ny. Rita Mantiri Tangkudung bersama Ketua DWP Kota Bitung Riny Pangemanan Tinangon.
Sekkot Bitung sekaligus ketua panita, Audy Pangemanan berharap seluruh warga masyarakat di seluruh bumi Nyiur Melambai dapat datang ke Kota Bitung dan meramaikan FPSL tahun 2017 ini.
“Karena FPSL memiliki ciri khas yang sangat unik yaitu fokusnya di Selat dengan menu utama Sailling Pass atau Parade Kapal di sepanjang 7 km Selat Lembeh yang akan diikuti oleh ribuan kapal kecil dan besar oleh para pelaku usaha perikanan, nelayan, pengusaha, swasta maupun kapal kapal perang dan niaga. Festival seperti ini hanya ada di Kota Bitung,” tutur dia.
(alv)