Review Film My Little Pony: The Movie
A
A
A
JAKARTA - My Little Pony adalah tokoh kartun kesayangan anak-anak masa kini. Tak hanya serialnya yang bisa disaksikan di saluran televisi berbayar atau streaming di internet, mainan dan aksesorinya pun bertebaran di toko dan menjadi incaran anak-anak.
Jika anak Anda adalah fans berat My Little Pony, maka tak ada salahnya untuk mengajak mereka untuk menyaksikan film My Little Pony: The Movie. Film garapan Lionsgate ini jelas diluncurkan untuk pasar anak-anak sehingga ceritanya pun ringan dan bakal menarik hati anak-anak. Di film ini, mereka pun bisa menyaksikan langsung aksi Pony kesayangan mereka.
Di film yang sudah tayang di bioskop kesayangan Anda itu dikisahkan kerajaan Equestria sedang mempersiapkan sebuah pesta untuk merayakan persahabatan. Putri persahabatan kerajaan itu, Twilight Sparkle, didapuk menjadi panitia acaranya. Dia dibantu oleh teman-temannya seperti Pinkie Pie, Rainbow Dash, Rarity, Applejack, Fluttershy dan asisten setianya, Spike di naga.
Saat sedang sibuk menyambut kedatangan bintang tamu acara itu, yaitu Songbird Serenade (Sia), kerajaan Equestria tiba-tiba mendapat serangan dari anak buah Raja Badai yang dipimpin seekor unicorn bernama Tempest Shadow yang kehilangan tanduknya. Dia meminta empat putri kerajaan Equestria untuk menyerahkan kekuatan sihirnya. Tentu saja, permintaan itu ditolak.
Segera, Tempest pun membekukan Putri Luna, Putri Cadance dan Putri Celeste. Sebelum beku, Putri Luna sempat menyuruh Putri Celeste lari dan meminta bantuan Ratu Kuda Nil. Sayang, Putri Celeste membeku sebelum lari.
Tapi, Twilight mampu lolos dari serangan itu. Dia dan teman-temannya kemudian pergi untuk berusaha mencari Ratu Kuda Nil. Perjalanan membuat mereka bertemu Capper, seekor kucing penipu. Di tempat tinggal Capper, Twilight dan kawan-kawannya tahu bahwa mereka seharusnya tidak mencari Ratu Kuda Nil, tapi Ratu Hippogriff di Gunung Ares.
Capper ternyata tidak membantu mereka. Dia malah menjual para pony itu untuk melunasi hutangnya. Di saat yang sama, Tempest muncul di rumah Capper. Para pony pun segera lari menyelamatkan diri. Tempest yang marah kemudian “menyandera” Capper untuk menemukan Twilight.
Twilight dan kawan-kawannya kemudian naik sebuah kapal terbang yang ternyata milik sekawanan perompak yang kemudian terpaksa menjadi kaki tangan Raja Badai. Di tengah perjalanan, para kawanan perompak itu berubah pikiran dan bersedia membantu Twilight. Sayang, kehadiran Tempest membuat semua rencana berubah.
Twilight dan kawan-kawannya akhirnya sampai di Gunung Ares. Tapi, mereka tidak menemukan satupun Hippogriff di tempat itu.
Film My Little Pony: The Movie ini sarat dengan pelajaran moral di sepanjang ceritanya. Selama 1 jam 44 menit, anak-anak yang menonton film ini bakal diajak untuk memahami apa itu arti persahabatan dan juga tentang kemandirian yang disajikan dengan gaya khas anak-anak yang dibalut dengan tingkah konyol karakternya.
Jika anak Anda adalah fans berat My Little Pony, maka tak ada salahnya untuk mengajak mereka untuk menyaksikan film My Little Pony: The Movie. Film garapan Lionsgate ini jelas diluncurkan untuk pasar anak-anak sehingga ceritanya pun ringan dan bakal menarik hati anak-anak. Di film ini, mereka pun bisa menyaksikan langsung aksi Pony kesayangan mereka.
Di film yang sudah tayang di bioskop kesayangan Anda itu dikisahkan kerajaan Equestria sedang mempersiapkan sebuah pesta untuk merayakan persahabatan. Putri persahabatan kerajaan itu, Twilight Sparkle, didapuk menjadi panitia acaranya. Dia dibantu oleh teman-temannya seperti Pinkie Pie, Rainbow Dash, Rarity, Applejack, Fluttershy dan asisten setianya, Spike di naga.
Saat sedang sibuk menyambut kedatangan bintang tamu acara itu, yaitu Songbird Serenade (Sia), kerajaan Equestria tiba-tiba mendapat serangan dari anak buah Raja Badai yang dipimpin seekor unicorn bernama Tempest Shadow yang kehilangan tanduknya. Dia meminta empat putri kerajaan Equestria untuk menyerahkan kekuatan sihirnya. Tentu saja, permintaan itu ditolak.
Segera, Tempest pun membekukan Putri Luna, Putri Cadance dan Putri Celeste. Sebelum beku, Putri Luna sempat menyuruh Putri Celeste lari dan meminta bantuan Ratu Kuda Nil. Sayang, Putri Celeste membeku sebelum lari.
Tapi, Twilight mampu lolos dari serangan itu. Dia dan teman-temannya kemudian pergi untuk berusaha mencari Ratu Kuda Nil. Perjalanan membuat mereka bertemu Capper, seekor kucing penipu. Di tempat tinggal Capper, Twilight dan kawan-kawannya tahu bahwa mereka seharusnya tidak mencari Ratu Kuda Nil, tapi Ratu Hippogriff di Gunung Ares.
Capper ternyata tidak membantu mereka. Dia malah menjual para pony itu untuk melunasi hutangnya. Di saat yang sama, Tempest muncul di rumah Capper. Para pony pun segera lari menyelamatkan diri. Tempest yang marah kemudian “menyandera” Capper untuk menemukan Twilight.
Twilight dan kawan-kawannya kemudian naik sebuah kapal terbang yang ternyata milik sekawanan perompak yang kemudian terpaksa menjadi kaki tangan Raja Badai. Di tengah perjalanan, para kawanan perompak itu berubah pikiran dan bersedia membantu Twilight. Sayang, kehadiran Tempest membuat semua rencana berubah.
Twilight dan kawan-kawannya akhirnya sampai di Gunung Ares. Tapi, mereka tidak menemukan satupun Hippogriff di tempat itu.
Film My Little Pony: The Movie ini sarat dengan pelajaran moral di sepanjang ceritanya. Selama 1 jam 44 menit, anak-anak yang menonton film ini bakal diajak untuk memahami apa itu arti persahabatan dan juga tentang kemandirian yang disajikan dengan gaya khas anak-anak yang dibalut dengan tingkah konyol karakternya.
(alv)