Memahami dan Mengetahui Permasalahan dari Bayi Prematur

Kamis, 09 November 2017 - 12:00 WIB
Memahami dan Mengetahui...
Memahami dan Mengetahui Permasalahan dari Bayi Prematur
A A A
JAKARTA - Angka kejadian kebutaan pada anak tidak setinggi dengan kebutaan pada orang dewasa seperti katarak. Tetapi total beban emosional, sosial, dan ekonomi yang harus dibayar akibat kebutaan seorang anak terhadap keluarga, masyarakat maupun negara jauh lebih besar dibandingkan beban yang harus dibayar akibat kebutaan pada orang tua.

Berbagai permasalahan terkait bayi prematur ini tak pelak karena masih kurangnya pengetahuan orang tua, serta perhatian dan dukungan dari para dokter, tenaga kesehatan, pemerintah, serta pihak terkait untuk menginformasikan bagaimana cara menghadapi atau merawat bayi prematur.

Di Indonesia, angka kematian bayi prematur telah berkurang berkat ketersediaan inkubator pada fasilitas neonatal intensive care units (NICU) di rumah sakit. Namun, kasus retinopati prematuritas (ROP) masih diperkirakan meningkat karena banyak bayi prematur tersebut yang bertumbuh menjadi anak-anak.

Data dari RSCM menunjukkan pada 2013, kurang dari 10% bayi lahir prematur di rumah sakit selain RSCM memperoleh pemeriksaan ROP. “Walaupun standar dan pedoman tata laksana penanganan ROP sudah ada, sayangnya tidak banyak dipatuhi secara sistematis karena kurangnya pelatihan, kapasitas, dan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi bayi berisiko dan merujuk untuk mendapatkan perawatan,” kata Prof Dr Rita Sita Sitorus SpM (K) PhD.

Untuk diketahui, sekitar 10% dari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun) menderita kelainan refraksi dan hanya 12,5% yang menggunakan kacamata.

90% kebutaan disebabkan berbagai hal yang sebenarnya dapat dicegah melalui deteksi dini dan perawatan yang tepat. Secara global, sekitar 314 juta orang mengalami cacat mata karena berbagai alasan. 153 juta orang mengalami cacat mata (mata minus, mata plus, astigmatism). Hampir semua orang yang mengalami masalah ini dapat memiliki penglihatan normal dengan bantuan kacamata, kontak lensa, atau operasi mata. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1142 seconds (0.1#10.140)