Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak Sabet Penghargaan Internasional
A
A
A
JAKARTA - Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak yang mengambil latar belakang di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini telah lolos seleksi festival film internasional. Beberapa festival yang diikuti film ini, antara lain Festival Film Cannes pada Mei 2017, New Zealand International Film Festival dan Melbourne Film Festival pada Agustus 2017, Toronto International Film Festival dan Festival international du Film deFemmesde Sale (FlFFS) Maroko pada September 2017, SitgesFantasticFilm Festival, Busan International Film Festival, dan QCinema international Film Festival pada Oktober 2017.
Tidak hanya lolos dalam festival film internasional yang cukup bergengsi, Marlina juga sukses menyabet sejumlah penghargaan. Di antaranya film dengan skenario terbaik pada FlFFS Maroko edisi ke-11, dan dan penghargaan sebagai film terbaik Asia/l NestWave dari The QCinema Film Festival, Filipina.
Di luar itu, Marsha Timoty juga menyabet penghargaan sebagai aktris terbaik dari Sitges International Fantastic Film Festival, sekaligus mengalahkan bintang Nicole Kidman. "Pas tahu aku dapat penghargaan kemarin di Sitges: international Fantastic Film Festival itu, rasanya terbayar sudah usaha aku mulai dari latihan dialek Sumba selama dua bulan dan belajar berkuda,” papar Marsha.
Film yang menurut Lembaga Sensor Film masuk kategori 17+ ini merupakan produksi bersema Cinesurya dan KaningaPictures (Indonesia), dengan beberapa mitra ko-produkai internasional yaitu Sasha & Co Production (Prancis), Astro Shaw (Malaysia), HOOQ Originals (Singapura) dan PurinPictures (Thailand).
Film ini dibintangi oleh Marsha Timothy (Marlina), Dea Panendra (Novi), Egi Fedly (Markus), dan Yoga Pratama (Frans). Untuk skenario digarap oleh Mouly Surya dan Rama Adi, dengan ide cerita dari Garin Nugroho.
”Ide cerita Marlina ini sebenarnya dari Mas Garin. Waktu 2014, saya dan dia, sama-sama menjadi juri di Festival Film lndonesia, tiba-tiba Mas Garin ngajak untuk bikin film bareng. Nah di situ kali pertama Mas Garin cerita Marlina kepada saya," papar Mouly Surya.
"Saya nggak mengubah premis dari Mas Garin dari awal. Tapi saya menambahkan detil-detil dan memberikan kendaraan berupa genre western terhadap film ini,” lanjut dia.
Film ini mengisahkan tentang Marlina (Marsha Timothy), seorang janda yang tinggal di perbukitan di Sumba. Suatu hari, rumahnya disatroni 7 orang perampok. Mereka mengancam harta, nyawa serta kehormatannya dihadapan suaminya yang telah berbentuk mumi duduk di sebelah pojok ruangan.
Marlina pun kemudian pergi mencari keadilan dan penebusan. Dalam perjalanannya, dia bertemu bos perampok itu, yaitu Markus (Egi Fedly) dan memenggal kepalanya. Dia lantas membawa kepala itu kemana-mana. Marlina juga bertemu Novi (Dea Panendra), yang menantikan kelahiran anaknya dan Franz (Yoga Pramata), yang meminta Marlina mengembalikan kepala Markus. Dengan berjalan tanpa kepala, Markus berjalan menguntit Marlina.
Tidak hanya lolos dalam festival film internasional yang cukup bergengsi, Marlina juga sukses menyabet sejumlah penghargaan. Di antaranya film dengan skenario terbaik pada FlFFS Maroko edisi ke-11, dan dan penghargaan sebagai film terbaik Asia/l NestWave dari The QCinema Film Festival, Filipina.
Di luar itu, Marsha Timoty juga menyabet penghargaan sebagai aktris terbaik dari Sitges International Fantastic Film Festival, sekaligus mengalahkan bintang Nicole Kidman. "Pas tahu aku dapat penghargaan kemarin di Sitges: international Fantastic Film Festival itu, rasanya terbayar sudah usaha aku mulai dari latihan dialek Sumba selama dua bulan dan belajar berkuda,” papar Marsha.
Film yang menurut Lembaga Sensor Film masuk kategori 17+ ini merupakan produksi bersema Cinesurya dan KaningaPictures (Indonesia), dengan beberapa mitra ko-produkai internasional yaitu Sasha & Co Production (Prancis), Astro Shaw (Malaysia), HOOQ Originals (Singapura) dan PurinPictures (Thailand).
Film ini dibintangi oleh Marsha Timothy (Marlina), Dea Panendra (Novi), Egi Fedly (Markus), dan Yoga Pratama (Frans). Untuk skenario digarap oleh Mouly Surya dan Rama Adi, dengan ide cerita dari Garin Nugroho.
”Ide cerita Marlina ini sebenarnya dari Mas Garin. Waktu 2014, saya dan dia, sama-sama menjadi juri di Festival Film lndonesia, tiba-tiba Mas Garin ngajak untuk bikin film bareng. Nah di situ kali pertama Mas Garin cerita Marlina kepada saya," papar Mouly Surya.
"Saya nggak mengubah premis dari Mas Garin dari awal. Tapi saya menambahkan detil-detil dan memberikan kendaraan berupa genre western terhadap film ini,” lanjut dia.
Film ini mengisahkan tentang Marlina (Marsha Timothy), seorang janda yang tinggal di perbukitan di Sumba. Suatu hari, rumahnya disatroni 7 orang perampok. Mereka mengancam harta, nyawa serta kehormatannya dihadapan suaminya yang telah berbentuk mumi duduk di sebelah pojok ruangan.
Marlina pun kemudian pergi mencari keadilan dan penebusan. Dalam perjalanannya, dia bertemu bos perampok itu, yaitu Markus (Egi Fedly) dan memenggal kepalanya. Dia lantas membawa kepala itu kemana-mana. Marlina juga bertemu Novi (Dea Panendra), yang menantikan kelahiran anaknya dan Franz (Yoga Pramata), yang meminta Marlina mengembalikan kepala Markus. Dengan berjalan tanpa kepala, Markus berjalan menguntit Marlina.
(alv)