Mewarnai Membantu Kurangi Kecemasan dan Depresi
A
A
A
SELANDIA BARU - Penelitian terbaru yang dilakukan University of Otago di Selandia Baru menemukan, kegiatan mewarnai yang dilakukan setiap hari bisa membantu mengurangi gejala kecemasan dan depresi.
Penelitian yang dipublikasikan di Creativity Research Journal ini melibatkan 115 wanita berusia 18-36 tahun.
Dilansir dari Metro, responden melakukan kegiatan mewarnai atau menyelesaikan teka-teki logika seperti Sudoku, selama sepekan.
Mereka diminta untuk melengkapi inventarisasi pengukuran psikologis seperti gejala depresi, stres, kecemasan, kemajuan, ketahanan, dan fokus pada awal dan akhir minggu.
Hasilnya menunjukkan, responden yang melakukan kegiatan mewarnai mengalami penurunan kadar gejala depresi dan kecemasan yang signifikan setelah intervensi, namun hal ini tidak terjadi pada kelompok yang terkontrol. Meski demikian, kedua kelompok juga menunjukkan peningkatan fokus.
"Apa mekanisme yang bertanggung jawab atas penurunan penyakit pada kelompok mewarnai. Misalnya, sering kali dikatakan bahwa mewarnai menginduksi kondisi fokus atau meditatif dikaitkan dengan penurunan aktivitas di amygdala, atau perubahan aktivitas di gelombang otak," papar Peneliti utama, Jayde Flett.
Flett menekankan, aktivitas yang fokus bukan penentu pendorong perubahan. Pasalnya, responden yang menyelesaikan teka-teki juga menjadi lebih fokus.
Penulis penelitian lainnya, Dr Tamlin Conner mengatakan, hasil penelitian ini baik untuk manfaat psikologi yang potensial dari mewarnai dan bisa sebagai alat untuk meningkatkan kesehatan mental.
Penelitian yang dipublikasikan di Creativity Research Journal ini melibatkan 115 wanita berusia 18-36 tahun.
Dilansir dari Metro, responden melakukan kegiatan mewarnai atau menyelesaikan teka-teki logika seperti Sudoku, selama sepekan.
Mereka diminta untuk melengkapi inventarisasi pengukuran psikologis seperti gejala depresi, stres, kecemasan, kemajuan, ketahanan, dan fokus pada awal dan akhir minggu.
Hasilnya menunjukkan, responden yang melakukan kegiatan mewarnai mengalami penurunan kadar gejala depresi dan kecemasan yang signifikan setelah intervensi, namun hal ini tidak terjadi pada kelompok yang terkontrol. Meski demikian, kedua kelompok juga menunjukkan peningkatan fokus.
"Apa mekanisme yang bertanggung jawab atas penurunan penyakit pada kelompok mewarnai. Misalnya, sering kali dikatakan bahwa mewarnai menginduksi kondisi fokus atau meditatif dikaitkan dengan penurunan aktivitas di amygdala, atau perubahan aktivitas di gelombang otak," papar Peneliti utama, Jayde Flett.
Flett menekankan, aktivitas yang fokus bukan penentu pendorong perubahan. Pasalnya, responden yang menyelesaikan teka-teki juga menjadi lebih fokus.
Penulis penelitian lainnya, Dr Tamlin Conner mengatakan, hasil penelitian ini baik untuk manfaat psikologi yang potensial dari mewarnai dan bisa sebagai alat untuk meningkatkan kesehatan mental.
(tdy)