Diabetes Mengintai Ibu Hamil
A
A
A
JAKARTA - Data International Diabetes Federation 2017 mengungkap lebih dari 199 juta wanita di dunia hidup dengan diabetes. Kondisi ini membuat perempuan dengan diabetes akan lebih sulit untuk hamil. Pasalnya kemungkinan besar kehamilannya berisiko, baik bagi ibu atau janin.
Direktur Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dr Lily Sriwahyuni Sulistyowati MM mengatakan sekitar 20,9 juta atau 16,2% proses kelahiran di 2015 menunjukkan tanda hiperglikemia (kondisi kadar gula darah tinggi) selama masa kehamilan dan 85,1% di antaranya disebabkan diabetes mellitus gestasional (GDM).
"Diabetes mellitus gestasional merupakan jenis diabetes yang muncul pada masa kehamilan tanpa riwayat penyakit diabetes sama sekali. Penyakit ini disebabkan oleh kelebihan kadar gula darah pada ibu yang disebabkan oleh hormon yang diproduksi plasenta," kata Dr Lily saat acara peringatan Hari Diabetes Sedunia di Hotel JW Mariot, Jakarta, Selasa (14/11/2017).
Meski GDM merupakan keadaan sementara yang dialami ibu hamil, namun penelitian menunjukkan lebih dari 50% perempuan dengan GDM akan terkena diabetes tipe 2 dalam rentang waktu 5-10 tahun setelah melahirkan. Oleh karena itu Dr Lily menyarankan untuk pentingnya melakukan skrining secara teratur.
"Kontrol kesehatan selama kehamilan itu penting, memanage cara melahirkan bersama dokter dan setelah melahirkan. Skrining tepat waktu untuk diabetes tipe 2 adalah penting bagi perempuan yang telah menderita diabetes gestasional untuk menghindari risiko diabetes mellitus gestasional yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari," bebernya.
Sayang, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang percaya beberapa mitos tentang diabetes. Salah satunya diabetes pada ibu hamil tidak perlu dianggap serius lantaran akan menghilang setelah melahiran.
Anggapan tersebut tidak tepat! Diabetes yang dibiarkan bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan hingga komplikasi.
"Jika diabetes dibiarkan tanpa pengobatan, anak-anak yang lahir dari ibu yang menderita diabetes selama hamil akan lahir dengan berat badan berlebih dan berisiko menderita diabetes tipe 2 di usia dewasa,” jelas Dr Lily.
“Diabetes gestasional harus mendapat perhatian serius dan pengobatan. Bisa muncul gangguan penglihatan, fungsi ginjal, fungsi sksual, fungsi syaraf, stroke, jantung koroner dan penyakit pembuluh darah tepi," tambah dia.
Sama seperti tipe diabetes lainnya, GDM ditandai dengan mudah haus dan lapar, sering kencing, berat badan menurun tanpa sebab yang jelas hingga cepat lelah serta mengantuk.
Beberapa kondisi pun berisiko mengalami diabetes mellitus, di antaranya riwayat keluarga, riwayat kehamilan dengan diabetes melitus, malas bergerak, obesitas, hipertensi serta diet tidak sehat.
"Walaupun turunan diabetes, bukan berati anak tidak bisa menghindari diabetes tp bisa diatur dengan pola hidup sehat. Yang paling utama itu adalah menjaga faktor risiko, itu cara paling pakem. Intinya itu harus CERDIK, Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres," pungkasnya.
Direktur Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dr Lily Sriwahyuni Sulistyowati MM mengatakan sekitar 20,9 juta atau 16,2% proses kelahiran di 2015 menunjukkan tanda hiperglikemia (kondisi kadar gula darah tinggi) selama masa kehamilan dan 85,1% di antaranya disebabkan diabetes mellitus gestasional (GDM).
"Diabetes mellitus gestasional merupakan jenis diabetes yang muncul pada masa kehamilan tanpa riwayat penyakit diabetes sama sekali. Penyakit ini disebabkan oleh kelebihan kadar gula darah pada ibu yang disebabkan oleh hormon yang diproduksi plasenta," kata Dr Lily saat acara peringatan Hari Diabetes Sedunia di Hotel JW Mariot, Jakarta, Selasa (14/11/2017).
Meski GDM merupakan keadaan sementara yang dialami ibu hamil, namun penelitian menunjukkan lebih dari 50% perempuan dengan GDM akan terkena diabetes tipe 2 dalam rentang waktu 5-10 tahun setelah melahirkan. Oleh karena itu Dr Lily menyarankan untuk pentingnya melakukan skrining secara teratur.
"Kontrol kesehatan selama kehamilan itu penting, memanage cara melahirkan bersama dokter dan setelah melahirkan. Skrining tepat waktu untuk diabetes tipe 2 adalah penting bagi perempuan yang telah menderita diabetes gestasional untuk menghindari risiko diabetes mellitus gestasional yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari," bebernya.
Sayang, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang percaya beberapa mitos tentang diabetes. Salah satunya diabetes pada ibu hamil tidak perlu dianggap serius lantaran akan menghilang setelah melahiran.
Anggapan tersebut tidak tepat! Diabetes yang dibiarkan bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan hingga komplikasi.
"Jika diabetes dibiarkan tanpa pengobatan, anak-anak yang lahir dari ibu yang menderita diabetes selama hamil akan lahir dengan berat badan berlebih dan berisiko menderita diabetes tipe 2 di usia dewasa,” jelas Dr Lily.
“Diabetes gestasional harus mendapat perhatian serius dan pengobatan. Bisa muncul gangguan penglihatan, fungsi ginjal, fungsi sksual, fungsi syaraf, stroke, jantung koroner dan penyakit pembuluh darah tepi," tambah dia.
Sama seperti tipe diabetes lainnya, GDM ditandai dengan mudah haus dan lapar, sering kencing, berat badan menurun tanpa sebab yang jelas hingga cepat lelah serta mengantuk.
Beberapa kondisi pun berisiko mengalami diabetes mellitus, di antaranya riwayat keluarga, riwayat kehamilan dengan diabetes melitus, malas bergerak, obesitas, hipertensi serta diet tidak sehat.
"Walaupun turunan diabetes, bukan berati anak tidak bisa menghindari diabetes tp bisa diatur dengan pola hidup sehat. Yang paling utama itu adalah menjaga faktor risiko, itu cara paling pakem. Intinya itu harus CERDIK, Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres," pungkasnya.
(tdy)