Berkumpul dan Berkreasi di Komunitas

Sabtu, 25 November 2017 - 12:31 WIB
Berkumpul dan Berkreasi di Komunitas
Berkumpul dan Berkreasi di Komunitas
A A A
JAKARTA - Bagi sebagian orang, mengoleksi benda tertentu dapat menjadi hobi yang menarik dan menyenangkan. Bahkan, tidak jarang mereka rela merogoh kocek dalam demi melengkapi koleksinya.

Pada era serba modern ini, tentu tidak banyak orang yang menyukai barang antik nan lawas. Namun, minat orang untuk mengoleksi barang klasik ini tidak pernah mati. Kalau kamu anak muda yang hobi mengoleksi barang antik, tidak ada salahnya bergabung dengan komunitas pencinta barang antik seperti yang GEN SINDO rangkum pada edisi kali ini. Apa saja?

Euro Retro Enthusiast
Euro Retro Enthusiast merupakan salah satu komunitas yang aktif mengoleksi mobil antik era 1990-an. Tidak hanya hobi mengoleksi mobil euro retro, komunitas dengan akun Instagram @euroretroenthusiast yang sudah memiliki 19.700 followers ini juga senang mengoleksi aksesori dan modifikasinya.

Sebab, salah satu syarat bergabung dalam komunitas ini harus memodifikasi atau merestorasi mobilnya terlebih dulu. Komunitas yang terbentuk sejak 23 Maret 2015 ini terdiri dari bermacam klub pencinta mobil euro retro. Indra Goin dari klub Mercedes, Rangga Sulistya dari klub Peugeot, Edwyn Noegraha dari klub Volvo, Jendy Aja dari klub BMW, Iqbal Hamidi dari klub VW, dan Deddy Syafuandi dari klub Volvo merupakan penggagas terbentuknya komunitas ini.

“Saat ada acara kontes mobil di salah satu mal di Kemayoran, Jakarta, kami yang sudah kenal dari masa main mobil tahun ‘90-an bertemu lagi. Kami lihat kebanyakan peserta yang ikut kontes itu dari mobil buatan bukan euro. Maka itu, kami punya gagasan bikin Euro Retro Enthusiast biar mobil euro retro di Indonesia dan anak-anak mobil lama bisa lebih eksis dan aktif lagi,” kata Indra.

Komunitas yang sudah memiliki ratusan anggota ini biasa mengadakan acara meet up setiap satu bulan sekali. Biasanya ada 50–100 mobil yang hadir dan selalu ada anggota baru yang datang. Selain meet up bulanan, komunitas ini juga memiliki kegiatan tahunan, yaitu Eutrodicated, yang merupakan acara ulang tahun Euro Retro dan Retro Classic Reborn yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali.

Mayoritas anggota komunitas ini berasal dari Kota Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta. “Saya berharap ke depannya Euro Retro semakin besar dan ada di setiap provinsi di Indonesia agar bisa terus regenerasi.

Saya juga ingin klub dan komunitas mobil Indonesia dapat bersatu. Semoga mobil euro retro dari Indonesia bisa mendunia dan menjadi kiblat modifikasi mobil euro retro dunia,” ungkapnya.

Klasik Retro Indonesia
Berawal dari perkumpulan orangorang yang memiliki hobi serupa di grup BlackBerry Messenger (BBM), tepatnya pada 28 Oktober 2012, Andi Dwijuwono atau dikenal sebagai Andi Gandaria bersama teman-temannya resmi membentuk sebuah komunitas bernama Klasik Retro Indonesia.

“Kami ingin menyatukan pencinta kendaraan klasik dan kendaraan retro. Sebab dalam perjalanannya, kendaraan retro akan menjadi klasik pada waktunya,” ungkap Andi. Uniknya, tidak hanya orang tua yang tergabung dalam komunitas ini, anak muda pun ikut andil menjadi bagian komunitas ini. Range usia anggota komunitas mulai 18–70 tahun.

Setiap minggunya, komunitas ini mengumpulkan klub lain untuk berkumpul bersama dalam acara Sunday Morning Ride setiap Minggu pagi di lapangan parkir Ranch Market Pondok Indah, Jakarta Selatan. “Dalam acara tersebut, kami mengajak suatu klub mobil untuk hadir bergantian sebagai bintang tamu (featuring) agar penggemar dari klub lainnya pun dapat mengetahui seluk-beluk kendaraan tersebut dari klub yang kami highlight saat itu,” papar Andi.

Komunitas ini bertujuan agar jalur lintas Pondok Indah sebagai kenangan lintas Melawai era ‘80-an menjadi jalur klasik retro pertama di Indonesia. Andi berharap hal ini dapat menjadi objek wisata Jakarta. Dengan adanya mobil klasik dan retro yang berlalu-lalang di sekitar Pondok Indah, hal itu dapat menjadi daya tarik bagi penggemar dan turis, baik lokal maupun mancanegara, untuk melihat mobil atau motor katro (klasik retro).

“Kalau di Australia ada Parramatta Road dan di Amerika ada Route 66, saya berharap Jakarta punya jalur seperti kedua negara tersebut. Saya juga berharap pihak pemerintah daerah dapat mendukung program ini,” ujar Andi.

Anggota komunitas dengan akun Instagram @klasikretro ini tidak hanya mengoleksi automotif klasik retro, tetapi juga mengoleksi furnitur, mainan, pajangan, lukisan, serta berbagai benda lain yang berbau klasik. Bagi para pencinta klasik, akan menjadi kebanggaan tersendiri jika bisa memelihara benda yang tidak dapat dimiliki orang lain, ditambah pengetahuan tentang sejarah dan asal muasal benda tersebut.

Komunitas Djadoel Djakarta
Komunitas Djadoel Djakarta merupakan komunitas yang hampir semua anggotanya enggan membicarakan hal kekinian. Sesuai namanya, komunitas ini merupakan perkumpulan orang-orang yang memiliki kegemaran mengoleksi barang-barang tempo dulu, mulai televisi (TV), radio, telepon, koran, buku, mainan.

Barang klasik yang mempunyai kenangan tersebut sudah menjadi lifestyle. Komunitas yang terbentuk pada 3 Mei 2009 ini bertujuan mempersatukan pemilik, kolektor, dan penjual barang jaman dulu (jadul). Berawal dari pertemuan pada acara bertema hobies atau toys, akhirnya Fery Diananto dan kawan-kawan sepakat membuat acara dengan tema barang jadul.

Saat itulah dideklarasikan berdirinya Komunitas Djadoel Djakarta. Komunitas yang digagas Fery Diananto dan dua temannya itu memiliki anggota inti yang terdiri dari 18 orang. Untuk teman-teman di luar pengurus biasa disebut Sahabat Djadoel yang jumlahnya sudah mencapai ribuan orang.

Komunitas ini terhubung satu sama lain melalui Facebook Komunitas Djadoel Djakarta. Komunitas ini aktif mengadakan berbagai macam kegiatan, seperti bazar, pameran, workshop, dan persewaan properti. Tidak sedikit pula anggota komunitas yang menjalankan bisnis dari hobi ini.

“Bisnis ini dapat diawali dari modal berapa pun dan keuntungannya bisa mencapai 100%, bahkan lebih, kalau bisa mendapatkan barang langka,” tutur Fery. Untuk mendapatkan barang jadul, biasanya mereka mengadakan bazar atau membeli secara online dari teman-teman komunitas. Harganya pun bervariasi. Karena banyaknya jenis barang, dengan budget Rp50.000 pun sudah bisa mendapatkan barang jadul.

INDAH PERMATASARI
GEN SINDO
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4950 seconds (0.1#10.140)