Kelompok Usia Produktif Rentan Terkena Tuberkulosis
A
A
A
JAKARTA - Tuberkulosis (TB) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia terutama negara-negara yang sedang berkembang. Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban penyumbang penderita TB terbesar di dunia.
Penyakit TB di Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang belum dapat diatasi. Survei memperkirakan prevalensi TBC sebesar 660/100.000 atau berarti bahwa 0,65% populasi Indonesia menderita TB, atau setara 1.600.000 kasus TB, dimana tiap tahun terjadi 1.000.000 kasus baru.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan dr. Wiendra Waworuntu mengatakan bahwa usia produktif lebih rentan terkena TB. Ini karena di usia tersebut, orang yang melakukan kegiatan aktif tanpa menjaga kesehatan berisiko lebih mudah terserang TB.
"Tuberkulosis diketahui paling banyak menyerang kelompok usia produktif, dimana potensi kehilangan produktivitas sangat besar apabila penyakit ini tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan benar. Sebagai negara endemik tuberkulosis, maka beban dan kompleksitas yang ditimbulkan sangat besar mengingat penularannya yang cepat dan pengobatan yang lama. Rendahnya pengetahuan terhadap tuberkulosis menyebabkan rendahnya angka penemuan kasus. Berdasarkan data yang ada, saat ini terdapat 68% atau 676.000 kasus tuberkulosis yang tidak terdeteksi dan tidak dilaporkan," papar dia.
Untuk itu, cara terbaik untuk mempercepat penanggulangan tuberkulosis di Indonesia adalah melalui kolaborasi terpadu untuk menyebarluaskan informasi tentang penyakit tuberkulosis. Pasalnya penyebaran informasi sangat penting.
"Sebagai salah satu penyakit endemik prioritas di Indonesia yang perlu dieliminasi secara strategis dan masif melalui kolaborasi berbagai pihak," kata dia.
Berdasarkan permasalahan tersebut, kampanye nasional penanggulangan TB melalui TOSS TB (Temukan Tuberkulosis, Obati Sampai Sembuh) diharapkan bisa menjadi sarana penyampaian informasi dan edukasi mengenai TB kepada masyarakat luas dalam deteksi dini penyakit TB ini.
Berdasarkan hasil survei, penyebaran Video-Blogging atau yang biasa dikenal dengan Vlog melalui media online saat ini, diyakini efekif untuk mencegah penyebaran TB. Metode seperti ini lebih diminati oleh masyarakat saat ini terutama dalam konten penyebaran informasi.
Penyakit TB di Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang belum dapat diatasi. Survei memperkirakan prevalensi TBC sebesar 660/100.000 atau berarti bahwa 0,65% populasi Indonesia menderita TB, atau setara 1.600.000 kasus TB, dimana tiap tahun terjadi 1.000.000 kasus baru.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan dr. Wiendra Waworuntu mengatakan bahwa usia produktif lebih rentan terkena TB. Ini karena di usia tersebut, orang yang melakukan kegiatan aktif tanpa menjaga kesehatan berisiko lebih mudah terserang TB.
"Tuberkulosis diketahui paling banyak menyerang kelompok usia produktif, dimana potensi kehilangan produktivitas sangat besar apabila penyakit ini tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan benar. Sebagai negara endemik tuberkulosis, maka beban dan kompleksitas yang ditimbulkan sangat besar mengingat penularannya yang cepat dan pengobatan yang lama. Rendahnya pengetahuan terhadap tuberkulosis menyebabkan rendahnya angka penemuan kasus. Berdasarkan data yang ada, saat ini terdapat 68% atau 676.000 kasus tuberkulosis yang tidak terdeteksi dan tidak dilaporkan," papar dia.
Untuk itu, cara terbaik untuk mempercepat penanggulangan tuberkulosis di Indonesia adalah melalui kolaborasi terpadu untuk menyebarluaskan informasi tentang penyakit tuberkulosis. Pasalnya penyebaran informasi sangat penting.
"Sebagai salah satu penyakit endemik prioritas di Indonesia yang perlu dieliminasi secara strategis dan masif melalui kolaborasi berbagai pihak," kata dia.
Berdasarkan permasalahan tersebut, kampanye nasional penanggulangan TB melalui TOSS TB (Temukan Tuberkulosis, Obati Sampai Sembuh) diharapkan bisa menjadi sarana penyampaian informasi dan edukasi mengenai TB kepada masyarakat luas dalam deteksi dini penyakit TB ini.
Berdasarkan hasil survei, penyebaran Video-Blogging atau yang biasa dikenal dengan Vlog melalui media online saat ini, diyakini efekif untuk mencegah penyebaran TB. Metode seperti ini lebih diminati oleh masyarakat saat ini terutama dalam konten penyebaran informasi.
(alv)