Review Film: Murder on the Orient Express

Rabu, 29 November 2017 - 06:30 WIB
Review Film: Murder...
Review Film: Murder on the Orient Express
A A A
JAKARTA - Hercule Poirot adalah salah satu tokoh detektif paling kondang sejagat seperti halnya Sherlock Holmes. Poirot yang sering muncul di novel misteri Agatha Christie ini memang cerdik dan pandai dalam menganalisa sebuah kasus pelik.

Kisah petualangan Poirot memang pernah diangkat ke layar kaca maupun lebar. Nah, di era zaman now, Poirot pun mendapatkan perlakuan istimewa yang lebih lebih modern.

Lewat Murder on the Orient Express, Poirot mengajak penikmat film menikmati petualangan misteri yang dia alami saat menumpangi kereta mewah pada era 30an itu. Di gerbong jurusan Istanbul—Calais, Poirot yang ingin bersantai harus berhadapan dengan misteri pembunuhan.

Kisah berawal ketika Poirot (Kenneth Branagh) harus pergi ke London setelah mendapatkan telegram tentang sebuah kasus yang pernah dia tangani di kota itu. Di Istanbul, dia bertemu Buoc (Tom Bateman) yang merupakan direktur perusahaan kereta api Orient. Dia meminta tolong agar bisa mendapatkan kursi untuk pergi ke Inggris. Beruntung, Buoc bisa mendapatkan satu kompartemen untuk Poirot, yaitu kompartemen nomor 3.

Di gerbong itu, Poirot bertemu banyak orang. Mereka adalah SE Ratchett (Johnny Depp) bersama asistennya Edward Henry Masterman (Derek Jacobi) dan Hector Macqueen (Josh Gad), Ny Caroline Hubbard (Michelle Pfeiffer), Pilar Estravados (Penelope Cruz), Mary Debenham (Daisy Ridley), Dokter Arbuthnot (Leslie Odom Jr.), Gerhard Hardman (Willem Dafoe), Putri Dragomiroff (Judi Dench) beserta pembantunya Hildegarde Schmidt (Olivia Colman), Biniamino Marquez (Manuel Garcia-Rulfo) dan Count Rudolph Andrenyi (Sergei Polunin) beserta istrinya Countess Elena Andrenyi (Lucy Boynton). Gerbong itu dikondekturi Pierre Michel (Marwan Kenzari).

Perjalanan kereta dari Istanbul hingga Calais memakan waktu tiga hari perjalanan dan menembus sejumlah kota dan negara. Suatu kali, ketika sedang bersantai di gerbong restorasi, Ratchett mendekati Poirot. Pria berwajah bengis itu hendak meminta untuk menggunakan jasa Poirot. Dia mendapatkan surat ancaman pembunuhan dan ingin Poirot melindunginya. Permintaan itu ditolak Poirot.

Malamnya, di tengah hujan salju, Poirot mendengar suara ribut dari kompartemen sebelahnya, yaitu kompartemen milik Ratchett. Ketika dia memeriksa, ternyata tidak terjadi apa-apa. Selang beberapa saat kemudian, kereta terhenti karena adanya longsoran salju.

Waktu sarapan tiba. Masterman mengantarkan sarapan untuk Ratchett. Dia beberapa kali mengetuk pintu, tapi tidak dibuka. Poirot turut memeriksa dan menjebol pintu disaksikan Buoc dan kondektur Michel. Saat Poirot masuk kompartemen itu, Ratchett sudah tewas dengan banyak tusukan menghujani tubuhnya.

Bersama Buoc, Poirot harus memutar otak untuk menganalisa dan kemudian menemukan siapa pembunuh Ratchett. Dia yakin salah satu penumpang di gerbong itu adalah pelakunya.

Murder on the Orient Express ini adalah usaha kedua untuk mengangkat cerita tentang petualangan Poirot itu ke layar lebar. Sebelumnya, novel ini pernah diangkat menjadi film pada 1974.

Disutradarai Kenneth Branagh, Murder on the Orient Express bakal membawa Anda menikmati indahnya gerbong kereta mewah di masa lalu. Efek visual yang diaplikasikan di film ini seolah membuat longsoran salju yang menimpa kereta ini nyata adanya.

Plot kisah ini tidak terlalu melenceng dari kisahnya di novel. Perbedaannya yang paling mencolok ada pada awal mula kisah ini. Di novel, cerita dimulai dari Suriah, sedangkan di film, dimulai dari tembok ratapan di Yerusalem.

Banyak perbedaan film ini dengan bukunya. Tapi, secara keseluruhan tetap bisa dinikmati. Ada beberapa hal baru yang disajikan di film ini yang mungkin di bukunya tidak pernah dieksplorasi. Poirot bahkan terlihat beraksi dengan heroiknya di film ini.

Sayangnya, ada beberapa hal yang menganggu dalam film ini. Di film ini seolah ada beberapa bagian terlompati dan kemudian di bagian lain di-flashback sehingga film ini agak kurang nyaman ditonton.

Salah satu poin plus di film ini yang benar-benar saya apresiasi sebagai orang yang sudah membaca novelnya adalah bagian ending-nya. Branagh sepertinya memperhatikan betul bagian ini dan memberikan perlakuan yang berbeda dan sangat menarik untuk menutup kisah petulangan Poirot di film ini.

Petualangan Hercule Poirot di Murder on the Orient Express bisa Anda saksikan di bioskop kesayangan Anda mulai hari ini, Rabu (29/11/2017). Jangan sampai ketinggalan!

(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1426 seconds (0.1#10.140)