I Fashion Festival dan The Masterpiece 2017 Tampilkan Koleksi Etnik dan Seni
A
A
A
JAKARTA - Setelah sukses di tahun-tahun sebelumnya, MNCI Fashion bersama dengan MNC Lifestyle dan MNC Channels kembali menggandeng para desainer Indonesia untuk memamerkan karya terbaiknya di ajang I Fashion Festival (IFF) dan The Masterpiece 2017.
Sebanyak 10 desainer menampilkan karyanya yang terinspirasi dari seni tradisional dan kontemporer. Hasil rancangannya terlihat lebih lebih berbeda. Apa yang dilakukan desainer Tanah Aie ini sebagai bukti perancang Indonesia tak kalah dengan desainer internasional.
Deputy Programming & Production MNC lifestyle dan Fashion Henry Junifer mengatakan ada desain dengan gaya klasik kontemporer. Hal itu sesuai dengan temanya, The Art OF Revival dan Asian Heritage.
"Jadi kolekis yang dihadirkan para perancang desainer ini menghidupkan kembali kecintaan terhadap fashion Indonesia dan fashion show ekslusif dari Highend Magazine," kata Henry di Gedung INews, Jakarta, Jumat (12/8/2017) .
Tidak hanya itu, acara ini bekerja sama dengan empat sekolah desain ternama, di mana para siswanya menghadirkan pameran dengan koloborasi seni dan fashion secara bersamaan.
"Kami undang, seperti sekolah Binus, Raffles Institute of Higher Education, Lasalle College Indonesia, dan Bunka School of Fashion. Mereka menghadirkan tema art dan fashion yang digabungkan hingga menghasilkan karya yang luar biasa," terang dia.
Koleksi yang dihadirkan sebanyak 50 busana dengan permainan warna serta pola rancangan yang diibaratkan sebagai palet tinta. Ada juga penggabungan kain dan material sebagai kuasnya. Lalu terdapat terobosan dalam industri fashion yang menampilkan beberapa busana.
Sementara, I Fashion Festival 2017 dan The MAsterpiece 2017 ini menampilkan 10 fashion desainer baik dalam dan luar negeri, yakni Rinda Salmun, Danjyo Hiyoji, Patrick Owen, Malik Moestaram, Sutanto Danuwidjaja, Billy Tjong, Yongki Budisustisna, Yoseph Sinudarsono, Poppy Dharsono dan Melta Tan.
Sebanyak 10 desainer menampilkan karyanya yang terinspirasi dari seni tradisional dan kontemporer. Hasil rancangannya terlihat lebih lebih berbeda. Apa yang dilakukan desainer Tanah Aie ini sebagai bukti perancang Indonesia tak kalah dengan desainer internasional.
Deputy Programming & Production MNC lifestyle dan Fashion Henry Junifer mengatakan ada desain dengan gaya klasik kontemporer. Hal itu sesuai dengan temanya, The Art OF Revival dan Asian Heritage.
"Jadi kolekis yang dihadirkan para perancang desainer ini menghidupkan kembali kecintaan terhadap fashion Indonesia dan fashion show ekslusif dari Highend Magazine," kata Henry di Gedung INews, Jakarta, Jumat (12/8/2017) .
Tidak hanya itu, acara ini bekerja sama dengan empat sekolah desain ternama, di mana para siswanya menghadirkan pameran dengan koloborasi seni dan fashion secara bersamaan.
"Kami undang, seperti sekolah Binus, Raffles Institute of Higher Education, Lasalle College Indonesia, dan Bunka School of Fashion. Mereka menghadirkan tema art dan fashion yang digabungkan hingga menghasilkan karya yang luar biasa," terang dia.
Koleksi yang dihadirkan sebanyak 50 busana dengan permainan warna serta pola rancangan yang diibaratkan sebagai palet tinta. Ada juga penggabungan kain dan material sebagai kuasnya. Lalu terdapat terobosan dalam industri fashion yang menampilkan beberapa busana.
Sementara, I Fashion Festival 2017 dan The MAsterpiece 2017 ini menampilkan 10 fashion desainer baik dalam dan luar negeri, yakni Rinda Salmun, Danjyo Hiyoji, Patrick Owen, Malik Moestaram, Sutanto Danuwidjaja, Billy Tjong, Yongki Budisustisna, Yoseph Sinudarsono, Poppy Dharsono dan Melta Tan.
(tdy)