Tiga Dimensi Menjadi Sufi Produktif

Minggu, 24 Desember 2017 - 14:45 WIB
Tiga Dimensi Menjadi...
Tiga Dimensi Menjadi Sufi Produktif
A A A
PERNAHKAH Anda memikirkan apakah ada cara praktis yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas seseorang dalam menjalani hidup ini? Jika pikiran itu pernah terlintas meski sesaat, maka Anda patut membaca buku Muslim Produktif ketika Keimanan Menyatu dengan Produktivitas ini.

Dalam buku ini, Mohammed Faris memberikan kerangka-kerangka praktis untuk membantu para muslim urban agar bisa menjalani kehidupan di dunia ini dengan lebih produktif, baik secara spiritual, fisik, maupun sosial. Ketiga dimensi ini sedapat mungkin harus seiring sejalan jika ingin menggapai pribadi paripurna dalam hal produktivitas selama menjalani kehidupan.

Mohammed Faris adalah pendiri ProductiveMuslim.com, sebuah perusahaan sosial online yang sengaja didedikasikan untuk membantu umat muslim meningkatkan produktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Selain seorang penulis, ia juga menjadi pembicara di berbagai seminar tingkat internasional dan sering diminta menjadi mentor untuk sejumlah workshop di banyak negara.

Sepak terjangnya itu belakangan berhasil melambungkan namanya sehingga masuk daftar 500 muslim paling berpengaruh oleh The Royal Islamic Strategic Studies Center yang berbasis di Yordania pada 2014 lalu. Pada waktu menulis buku Muslim Produktif ketika Keimanan Menyatu dengan Produktivitas ini, setidaknya ada dua tujuan besar ingin disampaikan kepada khalayak pembaca.

Tujuan pertama adalah mengumpulkan apa saja yang sudah ia temukan tentang produktivitas dan bagaimana kaitannya dengan Islam. Kedua adalah menginspirasi Anda untuk menjalani kehidupan yang produktif (hal xvi). Menurut Faris, agar bisa menjadi seorang yang produktif, Anda harus memiliki tiga unsur yang satu dengan lainnya saling berkaitan, yaitu fokus, energi, dan waktu.

Ketiga unsur ini harus bisa sejalan seiring untuk bisa mencapai sebuah produktivitas yang diharapkan. Jika Anda memiliki fokus dan waktu, tetapi kekurangan energi, Anda akan merasa sangat lelah dan lesu untuk menangani tugas-tugas Anda.

Jika Anda memiliki banyak energi dan waktu, tetapi kurang fokus, konsentrasi Anda akan terus menerus terganggu dan melompat dari satu tugas ke tugas lain sehingga tidak bisa menyelesaikan tugas yang sedang Anda hadapi. Jika Anda memilik energi dan fokus, tetapi tidak mempunyai waktu, maka Anda tidak bisa produktif.

Oleh karena itu, produktivitas merupakan hasil dari ketiga unsur tersebut (hal 1). Secara keseluruhan buku yang ditulis dalam sembilan bab ini berisi tentang bagaimana memahami cara mengatur energi, fokus, dan waktu, yang kita miliki agar dapat menjalani kehidupan lebih produktif. Selain itu, juga memberikan kerangka pikir terkait bagaimana memahami ajaran agama Islam agar bisa membantu kita dalam meningkatkan ketiga faktor penting tersebut.

Dalam bab pembahasan produktivitas spiritual, ia menjabarkan konsep-konsep tertentu dalam agama Islam, amal ibadah, dan ritual-ritual untuk meningkatkan produktivitas melalui berbagai faktor psikologis, fisiologis, dan tentu saja faktor ketuhanan yang tidak bisa diukur secara sederhana.

Tujuannya adalah agar Anda menyadari bahwa spiritualitas merupakan bagian tak terpisahkan dari manusia produktif dan bahwa kita perlu menjadi "sufi produktif" di mana spiritualitas tertanam dalam setip aspek kehidupan kita (hal 38). Kemudian pada bab produktivitas fisik, ia menjelaskan dalam tiga hal mendasar. Bagian pertama adalah tentang bagaimana pola mengatur "energi fisik" kita bagaimana kita bisa mengoptimalkan tidur, nutrisi, dan kebugaran untuk meningkatkan kinerja tubuh kita.

Bagian kedua adalah tentang "fokus fisik" cara memanfaatkan kekuatan pikiran kita agar tetap fokus. Bagian ketiga adalah tentang "waktu fisik" cara mengelola waktu kita serta menerapkan alat-alat dan teknik praktis untuk mengoptimalkannya (hal 110).

Pada bab produktivitas sosial, Faris menjelaskan, bagaimana caranya melakukan sesuatu di luar diri Anda dan aktif membantu orang lain menggunakan waktu, pengetahuan, keahlian, serta kekuatan fisik Anda. Bentuknya bisa bermacam-macam, mulai dari membantu keluarga Anda dengan mengerjakan tugas-tugas rumah tangga sampai mendedikasikan waktu dan keahlian Anda pada satu proyek komunitas, atau bahkan memimpin kampanye nasional untuk suatu gerakan yang benar-benar Anda yakini.

Esensi yang mendasari produktivitas sosial adalah pelayanan (hal 214). Alhasil, dengan membaca buku karya Mohammad Faris ini, dapat memperkaya paradigma berpikir dan memberikan kontribusi sangat penting untuk mengembangkan pemahaman kita bagaimana nilai-nilai Islam sebenarnya bisa memengaruhi produktivitas seseorang.

Buku ini adalah sebuah jawaban dari per tanyaan banyak orang. Di sini penulisnya menawarkan pencerahan-pencerahan yang menarik dan tips-tips praktis tentang bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai Islam untuk menjalani kehidupan yang produktif. Sebab produktivitas dalam Islam bersifat multi dimensi, tapi juga menyeluruh, seimbang, dan terpadu.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0945 seconds (0.1#10.140)