Traveling Seru, Nyaman dan Homey
A
A
A
TAK terasa 2017 akan segera berlalu, dan adil rasanya menutup tahun ini dengan liburan yang seru, nyaman, dan paling penting membuat kita betah alias homey.
Alea, misalnya, sudah merencanakan liburan akhir tahun sejak dua bulan lalu. Tahun ini ibu satu anak ini memutuskan untuk mencoba sesuatu yang berbeda. "Karena liburannya cukup lama, saya tidak menginap di hotel. Saya memilih menyewa apartemen, lalu berpindah di rumah orang lain melalui AirBnB, dan terakhir menyewa vila. Semuanya lewat AirBnB," paparnya.
Banyak alasan yang membuat Alia memilih memakai jasa AirBnB yang menekankan pada economy sharing itu. Salah satunya adalah, dia membawa putrinya yang masih berusia 5 tahun. "Saya butuh homey feeling. Membuat liburan ini menjadi nyaman, karena saya berpindah-pindah tempat. Takutnya anaknya jadi bosan," ujarnya yang memilih berpetualang mengelilingi Pulau Bali tersebut.
Dia menambahkan, selain seru karena menginap di "rumah orang" memberikan pengalaman yang berbeda, ada juga rasa nyaman. "Ini bukan pertama kali saya menggunakan jasa ini. Biasanya untuk keperluan pekerjaan. Kali ini saya memakai untuk liburan bersama keluarga," tutur Alea.
Wanita berusia 29 tahun itu menambahkan, pertama mengenal AirBnB ketika melancong ke Spanyol dan beberapa negara Eropa lainnya awal tahun ini. Lantaran khawatir adanya perubahan rencana, maka berkat bujukan seorang kawan, Alea memilih menggunakan AirBnB. "Justru dengan AirBnB komunikasi (dengan pemilik) amatlah mudah. Mau datang lebih cepat, atau datang terlambat, minta jemput, minta antar, asal dikomunikasikan, biasanya host kita tak keberatan," paparnya.
Di Spanyol, Alea memilih apartemen yang tak jauh dari landmark ternama, Sagrada Familia. Di lokasi strategis tersebut, Alea hanya butuh jalan kaki sekitar lima menit untuk menuju Sagrada Familia atau untuk naik kereta bawah tanah. Tak hanya itu, harga yang ditawarkan pun luar biasa terjangkau, yakni USD40 untuk dua kamar per malam.
"Apartemen tersebut memiliki lima kamar. Kami menyewa dua kamar, satu kamar ditempati pemilik apartemen, dan sisanya juga disewakan," imbuh Alea.
Dalam menyewa AirBnB, ada keunikan lain. Bila menyewa apartemen yang memiliki beberapa kamar, kemungkinan besar kita akan serumah dengan penyewa lain. "Seru lantaran bisa berkawan dengan orang-orang baru yang berasal dari berbagai negara," ujarnya.
Dalam menggunakan jasa AirBnB, ada beberapa opsi, yakni tinggal dengan host alias pemilik properti, seperti pengalaman Alea di Spanyol, atau bahkan menyewa seluruh properti untuk pribadi. "Ada beberapa pilihan dan amat mudah dalam memilih karena aplikasinya gak rumit," kata Alea.
Aura memiliki alasan lain dalam menggunakan jasa AirBnB. "Ekonomis! Jatah hotel bisa dipakai untuk dua atau tiga hari jika tinggal di AirBnB. Selain itu, homey-nya dapet banget," ujarnya.
AirBnB mengusung konsep home sharing. Head of Public Policy AirBnB Southeast Asia Mich Goh mengatakan, konsep home sharing membawa manfaat besar bagi masyarakat, mulai diversifikasi pariwisata hingga menghasilkan aktivitas ekonomi yang signifikan bagi warga lokal. Sampai saat ini, ada lebih dari 880.000 tamu yang datang ke Indonesia dengan menggunakan jasa AirBnB. Sementara, tuan rumah AirBnB di Indonesia telah memperoleh pemasukan lebih dari Rp1 triliun dalam setahun terakhir dari hasil menyewakan rumah mereka.
"Konsep home sharing juga telah membantu dalam menyalurkan manfaat wisata di luar destinasi liburan pada umumnya, memungkinkan beragam komunitas memperoleh manfaat dari pariwisata dan perhotelan," imbuh Goh.
Tuan rumah AirBnB dipastikan mendapat 97% biaya yang dikenakan kepada penyewa. Dalam setahun terakhir, tuan rumah AirBnB di Indonesia 28,4 juta dengan total pendapatan seluruh tuan rumah Rp1,15 triliun. “Kami mendorong jumlah masyarakat untuk berwisata dan berbelanja di lingkungan lokal sekitarnya. Ini berarti bahwa sebagian besar uang yang dihasilkan oleh platform AirBnB tetap berada di masyarakat setempat," ujarnya.
Alea, misalnya, sudah merencanakan liburan akhir tahun sejak dua bulan lalu. Tahun ini ibu satu anak ini memutuskan untuk mencoba sesuatu yang berbeda. "Karena liburannya cukup lama, saya tidak menginap di hotel. Saya memilih menyewa apartemen, lalu berpindah di rumah orang lain melalui AirBnB, dan terakhir menyewa vila. Semuanya lewat AirBnB," paparnya.
Banyak alasan yang membuat Alia memilih memakai jasa AirBnB yang menekankan pada economy sharing itu. Salah satunya adalah, dia membawa putrinya yang masih berusia 5 tahun. "Saya butuh homey feeling. Membuat liburan ini menjadi nyaman, karena saya berpindah-pindah tempat. Takutnya anaknya jadi bosan," ujarnya yang memilih berpetualang mengelilingi Pulau Bali tersebut.
Dia menambahkan, selain seru karena menginap di "rumah orang" memberikan pengalaman yang berbeda, ada juga rasa nyaman. "Ini bukan pertama kali saya menggunakan jasa ini. Biasanya untuk keperluan pekerjaan. Kali ini saya memakai untuk liburan bersama keluarga," tutur Alea.
Wanita berusia 29 tahun itu menambahkan, pertama mengenal AirBnB ketika melancong ke Spanyol dan beberapa negara Eropa lainnya awal tahun ini. Lantaran khawatir adanya perubahan rencana, maka berkat bujukan seorang kawan, Alea memilih menggunakan AirBnB. "Justru dengan AirBnB komunikasi (dengan pemilik) amatlah mudah. Mau datang lebih cepat, atau datang terlambat, minta jemput, minta antar, asal dikomunikasikan, biasanya host kita tak keberatan," paparnya.
Di Spanyol, Alea memilih apartemen yang tak jauh dari landmark ternama, Sagrada Familia. Di lokasi strategis tersebut, Alea hanya butuh jalan kaki sekitar lima menit untuk menuju Sagrada Familia atau untuk naik kereta bawah tanah. Tak hanya itu, harga yang ditawarkan pun luar biasa terjangkau, yakni USD40 untuk dua kamar per malam.
"Apartemen tersebut memiliki lima kamar. Kami menyewa dua kamar, satu kamar ditempati pemilik apartemen, dan sisanya juga disewakan," imbuh Alea.
Dalam menyewa AirBnB, ada keunikan lain. Bila menyewa apartemen yang memiliki beberapa kamar, kemungkinan besar kita akan serumah dengan penyewa lain. "Seru lantaran bisa berkawan dengan orang-orang baru yang berasal dari berbagai negara," ujarnya.
Dalam menggunakan jasa AirBnB, ada beberapa opsi, yakni tinggal dengan host alias pemilik properti, seperti pengalaman Alea di Spanyol, atau bahkan menyewa seluruh properti untuk pribadi. "Ada beberapa pilihan dan amat mudah dalam memilih karena aplikasinya gak rumit," kata Alea.
Aura memiliki alasan lain dalam menggunakan jasa AirBnB. "Ekonomis! Jatah hotel bisa dipakai untuk dua atau tiga hari jika tinggal di AirBnB. Selain itu, homey-nya dapet banget," ujarnya.
AirBnB mengusung konsep home sharing. Head of Public Policy AirBnB Southeast Asia Mich Goh mengatakan, konsep home sharing membawa manfaat besar bagi masyarakat, mulai diversifikasi pariwisata hingga menghasilkan aktivitas ekonomi yang signifikan bagi warga lokal. Sampai saat ini, ada lebih dari 880.000 tamu yang datang ke Indonesia dengan menggunakan jasa AirBnB. Sementara, tuan rumah AirBnB di Indonesia telah memperoleh pemasukan lebih dari Rp1 triliun dalam setahun terakhir dari hasil menyewakan rumah mereka.
"Konsep home sharing juga telah membantu dalam menyalurkan manfaat wisata di luar destinasi liburan pada umumnya, memungkinkan beragam komunitas memperoleh manfaat dari pariwisata dan perhotelan," imbuh Goh.
Tuan rumah AirBnB dipastikan mendapat 97% biaya yang dikenakan kepada penyewa. Dalam setahun terakhir, tuan rumah AirBnB di Indonesia 28,4 juta dengan total pendapatan seluruh tuan rumah Rp1,15 triliun. “Kami mendorong jumlah masyarakat untuk berwisata dan berbelanja di lingkungan lokal sekitarnya. Ini berarti bahwa sebagian besar uang yang dihasilkan oleh platform AirBnB tetap berada di masyarakat setempat," ujarnya.
(amm)