Finansial dan Keluarga Jadi Alasan Klasik
A
A
A
LONDON - Tahun baru seyogianya menjadi awal kebahagiaan. Tapi, tidak bagi sebagian orang. Awal tahun di anggap sebagai momen paling tepat untuk bercerai.
Dan, tanggal 8 Januari merupakan hari paling populer mengajukan perceraian. Hingga akhirnya, 8 Januari disebut “Hari Perceraian”. Di tanggal itu banyak orang ingin mengakhiri bahtera rumah tangganya. Kenapa harus menunggu 8 Januari? Di Barat, banyak pasangan melihat faktor keuangan dan keluarga menjadi faktor penentu utama perceraian.
Melansir Sky News, sebanyak 2.000 orang dewasa yang disurvei oleh firma hukum Slater and Gordon menyatakan, 37% responden menyebut kan alasan keuangan menjadi masalah utama dalam pernikahan.
Bahkan 22% responden menyebutkan masalah uang menjadi masalah utama menyebabkan pasangan suami dan istri bercerai. Namun, 25% responden menyebutkan pasangan suami dan istri setelah bercerai itu tetap tinggal bersama dengan alasan anak mereka. Sedang kan 24% berkilah karena tidak mau kehilangan rumah mereka.
“Hubungan yang telah menunjukkan keretakan kemungkinan akan pecah di bawah tekanan dan pengeluaran saat Natal,” ujar pengacara keluarga dari firma Slater and Gordon, Lorraine Harvey, dilansir BBC.
Berdasarkan catatan Badan Statistik Nasional Inggris, hampir 107.000 pasangan heteroseksual bercerai pada 2017. Jumlah itu merupakan peningkatan sebanyak 5,8% dibanding angka 2015 dan angka tertinggi sejak 2009. Mengurus perceraian dalam ranah hukum Inggris dan Wales cukup mudah. Namun, masalah harta gono-gini dan hak asuh anak bisa mempersulit proses tersebut. Dengan begitu, tidak mengherankan banyak pasangan yang memilih berkonsultasi ke pengacara untuk memudahkan proses itu.
Pengacara perceraian dari firma Seddons, Toby Hales, mengungkap bahwa memecahkan masalah harta gono-gini bisa lebih sulit bagi pasangan ketika mereka tidak sepakat. “Di pengadilan prosesnya terhambat sehingga menyebabkan stres tambahan dan menguras keuangan,” ujarnya.
Secara rata-rata, perlu waktu setahun bagi pasangan yang bercerai untuk mencapai kesepakatan finansial. Namun, menurut survei firma Seddons, seperempat dari keseluruhan kasus membutuhkan lebih dari 18 bulan. Soal biaya mengurus perceraian di Inggris, rata-rata pasangan bisa membayar sekitar 9.000 poundsterling (Rp163,7 juta). Sedangkan bagi pasangan di kawasan London jumlahnya bisa mencapai dua kali lipatnya. (Andika Hendra)
Dan, tanggal 8 Januari merupakan hari paling populer mengajukan perceraian. Hingga akhirnya, 8 Januari disebut “Hari Perceraian”. Di tanggal itu banyak orang ingin mengakhiri bahtera rumah tangganya. Kenapa harus menunggu 8 Januari? Di Barat, banyak pasangan melihat faktor keuangan dan keluarga menjadi faktor penentu utama perceraian.
Melansir Sky News, sebanyak 2.000 orang dewasa yang disurvei oleh firma hukum Slater and Gordon menyatakan, 37% responden menyebut kan alasan keuangan menjadi masalah utama dalam pernikahan.
Bahkan 22% responden menyebutkan masalah uang menjadi masalah utama menyebabkan pasangan suami dan istri bercerai. Namun, 25% responden menyebutkan pasangan suami dan istri setelah bercerai itu tetap tinggal bersama dengan alasan anak mereka. Sedang kan 24% berkilah karena tidak mau kehilangan rumah mereka.
“Hubungan yang telah menunjukkan keretakan kemungkinan akan pecah di bawah tekanan dan pengeluaran saat Natal,” ujar pengacara keluarga dari firma Slater and Gordon, Lorraine Harvey, dilansir BBC.
Berdasarkan catatan Badan Statistik Nasional Inggris, hampir 107.000 pasangan heteroseksual bercerai pada 2017. Jumlah itu merupakan peningkatan sebanyak 5,8% dibanding angka 2015 dan angka tertinggi sejak 2009. Mengurus perceraian dalam ranah hukum Inggris dan Wales cukup mudah. Namun, masalah harta gono-gini dan hak asuh anak bisa mempersulit proses tersebut. Dengan begitu, tidak mengherankan banyak pasangan yang memilih berkonsultasi ke pengacara untuk memudahkan proses itu.
Pengacara perceraian dari firma Seddons, Toby Hales, mengungkap bahwa memecahkan masalah harta gono-gini bisa lebih sulit bagi pasangan ketika mereka tidak sepakat. “Di pengadilan prosesnya terhambat sehingga menyebabkan stres tambahan dan menguras keuangan,” ujarnya.
Secara rata-rata, perlu waktu setahun bagi pasangan yang bercerai untuk mencapai kesepakatan finansial. Namun, menurut survei firma Seddons, seperempat dari keseluruhan kasus membutuhkan lebih dari 18 bulan. Soal biaya mengurus perceraian di Inggris, rata-rata pasangan bisa membayar sekitar 9.000 poundsterling (Rp163,7 juta). Sedangkan bagi pasangan di kawasan London jumlahnya bisa mencapai dua kali lipatnya. (Andika Hendra)
(nfl)