Jika Serang Sel Otak, Tuberkulosis Bisa Sebabkan Kematian
A
A
A
JAKARTA - Tuberkulosis atau yang saat ini dikenal dengan TB bisa menyebabkan kematian jika penderitanya tidak mau berobat secara tuntas. Penyakit ini disebabkan bakteri dan dapat ditularkan melalui udara yang ditandai dengan gejala batuk tidak sembuh-sembuh.
Selain menyerang paru-paru, TB juga dapat menyerang organ lain. TB bisa menyerang sel otak yang dapat memicu kematian secara cepat.
"Tuberkulosis itu memang menyeramg semua organ tubuh jika tidak ditangani dengan cepat. Seperti tulang, paru, jantung, usus bahkan ke otak yang cukup membahayakan dan bisa memicu kematian lebih cepat," ujar Dr dr Erlina Burhan, Msc, Sp.P (K) di Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Menurut dia, TB hanya bisa disembuhkan dengan pengobatan untuk membunuh kuman atau virus yang menempel ditubuh. Pengobatan itu pun dilakukan selama enam bulan.
"Jadi kita buat untuk resistensinya, jadi obat itu buat membunuh kuman dan virus yang menempel di tubuh, dan itu pengobatannya harus dilakukan secara rutin selama enam bulan," katanya.
Untuk pengobatan, baik dewasa maupun anak kecil tidaklah berbeda. Hanya dosis obat yang diberikan pada dewasa dan anak kecil yang membedakannya.
"Enggak ada yang berbeda karena sama saja obatnya cuman dosisunya saja yang berbeda karena dilihat dari segi usianya dan tingkat penyakit TB nya seperti apa dan jenis TB apa yang diderita," papar dia.
Selain menyerang paru-paru, TB juga dapat menyerang organ lain. TB bisa menyerang sel otak yang dapat memicu kematian secara cepat.
"Tuberkulosis itu memang menyeramg semua organ tubuh jika tidak ditangani dengan cepat. Seperti tulang, paru, jantung, usus bahkan ke otak yang cukup membahayakan dan bisa memicu kematian lebih cepat," ujar Dr dr Erlina Burhan, Msc, Sp.P (K) di Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Menurut dia, TB hanya bisa disembuhkan dengan pengobatan untuk membunuh kuman atau virus yang menempel ditubuh. Pengobatan itu pun dilakukan selama enam bulan.
"Jadi kita buat untuk resistensinya, jadi obat itu buat membunuh kuman dan virus yang menempel di tubuh, dan itu pengobatannya harus dilakukan secara rutin selama enam bulan," katanya.
Untuk pengobatan, baik dewasa maupun anak kecil tidaklah berbeda. Hanya dosis obat yang diberikan pada dewasa dan anak kecil yang membedakannya.
"Enggak ada yang berbeda karena sama saja obatnya cuman dosisunya saja yang berbeda karena dilihat dari segi usianya dan tingkat penyakit TB nya seperti apa dan jenis TB apa yang diderita," papar dia.
(alv)