Menikmati Lukisan Surgawi di Pantai Ngliyep di Kabupaten Malang
A
A
A
MALANG - Mentari baru saja beranjak dari cakrawala pagi. Sinarnya hangat menyapa. Di tengah cahaya mentari penuh kedamaian, mencoba melintasi jalan berkelok diselingi tanjakan dan turunan tajam, mengitari perbukitan kapur, di antara rerimbunan hutan.
Jalur berliku, yang menyajikan pemandangan elok di antara perbukitan hijau. Menjadi sajian alam yang memanjakan mata. Sajian alam ini, selalu menyapa ramah setiap wisatawan yang akan berkunjung ke pesisir selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur, seperti halnya di Pantai Ngliyep.
Pantai Ngliyep, terletak di wilayah Kecamatan Donomulyo, dan berjarak sekitar 65 kilometer (km) ke arah selatan dari pusat Kota Malang. Menyajikan lukisan misteri ilahi begitu indah. Hamparan pasir putih membentang di sepanjang bibir pantai, seolah menjadi selendang panjang di antara deburan obak yang bergulung-gulung menuju tepian pantai.
Ganasnya ombak Samudera Indonesia, menjadi alunan merdu bagi siapapun yang mengunjunginya. Pasir putih yang panjangnya bisa mencapai 2 km, selalu menyisakan jejak-jejak kaki saat dilintasi.
“Sebelum masuk ke wilayah pantai, ada sendang atau sumber air tawar di sisi kanan, dan Gunung Kombang di sisi kiri,” ujar Supianto, penjaga loket masuk Pantai Ngliyep.
Pantai Ngliyep banyak dikaitkan dengan keberadaan cerita tentang Nyi Roro Kudil sebagai penguasa Pantai Selatan. Sehingga, bukan hanya wisatawan yang ingin menikmati indahnya pantai saja yang berkunjung ke sana, tetapi juga banyak wisatawan yang sengaja datang untuk menjalani laku spiritual di sendang dan Gunung Kombang.
Pada bulan Maulud di kalender tahun Jawa, Pantai Ngliyep juga sangat ramai dikunjungi wisatawan. Ini karena ada upacara Labuhan yang selalu dilaksanakan pada tanggal 15 Maulud. Upacara ini berupa kegiatan korban, yakni berupa pelepasan kepala hewan ternak seperti sapi atau kambing ke tengah laut sebagai sesaji.
“Pada masa liburan sekolah, atau liburan setelah Lebaran. Pantai ini juga ramai dikunjungi wisatawan. Sehari bisa mencapai sekitar 2.000 orang pengunjung,” papar dia.
Keberadaan pasir putih yang mengitari pantai, membuat pantai ini tidak kalah menawan dengan Pantai Kuta di Bali. Selain itu, terdapat muara sungai, yang mempertemukan air tawar dari daratan dan air asin dari samudera.
Bergeser ke sisi timur, terdapat perbukitan yang lebat dengan tanaman liar. Kawasan ini, dikenal dengan Gunung Kombang. Wisatawan bisa menyusuri kawasan hutan yang masih lestari ini, untuk menyegarkan hati.
“Pantainya sangat indah, dan sangat cocok untuk wisata keluarga. Hamparan pasir putihnya sangat luas, sehingga bisa dibuat bermain anak-anak. Jalur menuju kawasan ini juga sangat mudah dijangkau,” ujar Wibowo, 32, wisatawan dari Kota Surabaya.
Keberadaan pantai-pantai di pesisir selatan Kabupaten Malang, layaknya lukisan surgawi yang penuh keindahan dan kedamaian. Pantai-pantai tersebut, menjadi kawasan unggulan wisata bagi kabupaten ini. Selain wisata sejarah, peninggalan masa kejayaan Kerajaan Singhasari.
Berbagai upaya untuk meningkatkan kunjungan ke kawasan wisata pesisir selatan ini, terus dilakukan oleh Pemkab Malang. Kehadiran Jalur Lintas Selatan (JLS), juga turut memudahkan akses bagi wisatawan saat mengunjungi deretan pantai-pantai tersebut.
Menurut Bupati Malang, Rendra Kresna, potensi yang akan tumbuh apabila JLS sudah terhubung, sangatlah besar. Utamanya, potensi pariwisata alam, dan potensi ekonomi kerakyatan. “Pembangunan JLS ini, akan menjadi kekuatan besar untuk pengembangan potensi Jawa Tmur,” kata dia.
Saat ini, JLS di sisi barat, dari Kecamatan Bantur, masih kurang sekitar 25 km lagi, untuk menembus wilayah Kabupaten Blitar, melintasi Kecamatan Donomulyo. Di sepanjang jalur tersebut, juga terdapat pantai-pantai yang sangat indah.
Sementara, di sisi timur, dari Kecamatan Sumbermanjing Wetan, JLS masih terputus sekitar 25 km, menuju ke wilayah Kabupaten Lumajang. Jalan akan dibangun dari Pantai Tamban, menuju ke Kecamatan Tirtoyudo, lalu masuk ke jalur utama antara Kabupaten Malang, dengan Kabupaten Lumajang.
Dia mengaku, potensi pariwisata di pesisir selatan, dipastikan akan meningkat tajam apabila JLS sudah tersambung. Saat ini saja, tingkat kunjungan wisata pantai bisa mencapai 3,5 juta orang/tahun. Targetnya, bisa naik menjadi antara 4—5 juta orang/tahun.
Selain sektor wisata, kehadiran JLS juga akan mendongkrak sektor perikanan dan pertanian. Khusus potensi ikan tuna, saat ini baru bisa termanfaatkan sekitar 12 ribu ton/tahun. Hal itu, diperkirakan baru sekitar 3,7—4% dari total potensi ikan tuna yang ada.
“Kalau ada JLS, pastinya akan masuk investasi besar, seperti pengalengan ikan, atau pengolahan ikan dalam bentuk yang lain. Tentunya, akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat,” tuturnya.
Jalur berliku, yang menyajikan pemandangan elok di antara perbukitan hijau. Menjadi sajian alam yang memanjakan mata. Sajian alam ini, selalu menyapa ramah setiap wisatawan yang akan berkunjung ke pesisir selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur, seperti halnya di Pantai Ngliyep.
Pantai Ngliyep, terletak di wilayah Kecamatan Donomulyo, dan berjarak sekitar 65 kilometer (km) ke arah selatan dari pusat Kota Malang. Menyajikan lukisan misteri ilahi begitu indah. Hamparan pasir putih membentang di sepanjang bibir pantai, seolah menjadi selendang panjang di antara deburan obak yang bergulung-gulung menuju tepian pantai.
Ganasnya ombak Samudera Indonesia, menjadi alunan merdu bagi siapapun yang mengunjunginya. Pasir putih yang panjangnya bisa mencapai 2 km, selalu menyisakan jejak-jejak kaki saat dilintasi.
“Sebelum masuk ke wilayah pantai, ada sendang atau sumber air tawar di sisi kanan, dan Gunung Kombang di sisi kiri,” ujar Supianto, penjaga loket masuk Pantai Ngliyep.
Pantai Ngliyep banyak dikaitkan dengan keberadaan cerita tentang Nyi Roro Kudil sebagai penguasa Pantai Selatan. Sehingga, bukan hanya wisatawan yang ingin menikmati indahnya pantai saja yang berkunjung ke sana, tetapi juga banyak wisatawan yang sengaja datang untuk menjalani laku spiritual di sendang dan Gunung Kombang.
Pada bulan Maulud di kalender tahun Jawa, Pantai Ngliyep juga sangat ramai dikunjungi wisatawan. Ini karena ada upacara Labuhan yang selalu dilaksanakan pada tanggal 15 Maulud. Upacara ini berupa kegiatan korban, yakni berupa pelepasan kepala hewan ternak seperti sapi atau kambing ke tengah laut sebagai sesaji.
“Pada masa liburan sekolah, atau liburan setelah Lebaran. Pantai ini juga ramai dikunjungi wisatawan. Sehari bisa mencapai sekitar 2.000 orang pengunjung,” papar dia.
Keberadaan pasir putih yang mengitari pantai, membuat pantai ini tidak kalah menawan dengan Pantai Kuta di Bali. Selain itu, terdapat muara sungai, yang mempertemukan air tawar dari daratan dan air asin dari samudera.
Bergeser ke sisi timur, terdapat perbukitan yang lebat dengan tanaman liar. Kawasan ini, dikenal dengan Gunung Kombang. Wisatawan bisa menyusuri kawasan hutan yang masih lestari ini, untuk menyegarkan hati.
“Pantainya sangat indah, dan sangat cocok untuk wisata keluarga. Hamparan pasir putihnya sangat luas, sehingga bisa dibuat bermain anak-anak. Jalur menuju kawasan ini juga sangat mudah dijangkau,” ujar Wibowo, 32, wisatawan dari Kota Surabaya.
Keberadaan pantai-pantai di pesisir selatan Kabupaten Malang, layaknya lukisan surgawi yang penuh keindahan dan kedamaian. Pantai-pantai tersebut, menjadi kawasan unggulan wisata bagi kabupaten ini. Selain wisata sejarah, peninggalan masa kejayaan Kerajaan Singhasari.
Berbagai upaya untuk meningkatkan kunjungan ke kawasan wisata pesisir selatan ini, terus dilakukan oleh Pemkab Malang. Kehadiran Jalur Lintas Selatan (JLS), juga turut memudahkan akses bagi wisatawan saat mengunjungi deretan pantai-pantai tersebut.
Menurut Bupati Malang, Rendra Kresna, potensi yang akan tumbuh apabila JLS sudah terhubung, sangatlah besar. Utamanya, potensi pariwisata alam, dan potensi ekonomi kerakyatan. “Pembangunan JLS ini, akan menjadi kekuatan besar untuk pengembangan potensi Jawa Tmur,” kata dia.
Saat ini, JLS di sisi barat, dari Kecamatan Bantur, masih kurang sekitar 25 km lagi, untuk menembus wilayah Kabupaten Blitar, melintasi Kecamatan Donomulyo. Di sepanjang jalur tersebut, juga terdapat pantai-pantai yang sangat indah.
Sementara, di sisi timur, dari Kecamatan Sumbermanjing Wetan, JLS masih terputus sekitar 25 km, menuju ke wilayah Kabupaten Lumajang. Jalan akan dibangun dari Pantai Tamban, menuju ke Kecamatan Tirtoyudo, lalu masuk ke jalur utama antara Kabupaten Malang, dengan Kabupaten Lumajang.
Dia mengaku, potensi pariwisata di pesisir selatan, dipastikan akan meningkat tajam apabila JLS sudah tersambung. Saat ini saja, tingkat kunjungan wisata pantai bisa mencapai 3,5 juta orang/tahun. Targetnya, bisa naik menjadi antara 4—5 juta orang/tahun.
Selain sektor wisata, kehadiran JLS juga akan mendongkrak sektor perikanan dan pertanian. Khusus potensi ikan tuna, saat ini baru bisa termanfaatkan sekitar 12 ribu ton/tahun. Hal itu, diperkirakan baru sekitar 3,7—4% dari total potensi ikan tuna yang ada.
“Kalau ada JLS, pastinya akan masuk investasi besar, seperti pengalengan ikan, atau pengolahan ikan dalam bentuk yang lain. Tentunya, akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat,” tuturnya.
(alv)