Mengenal Gejala dan Tanda Kanker Limfoma Hodgkin
A
A
A
JAKARTA - Kanker limfoma hodgkin merupakan kanker yang menyerang sistem kelenjar getah bening yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sistem ini terdiri atas jaringan pembuluh dan kelenjar yang tersebar di seluruh tubuh.
"Kanker limfoma hodgkin termasuk jenis kanker yang agresif dan jarang ditemukan jika dibandingkan dengan jenis kanker lain, termasuk kanker limfoma non hodgkin yang jauh lebih sering terjadi," ujar Ketua Perhimbupanan Hematologi-Onkolohi Medik (PERHOMPEDIN), Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPD-KHOM saat temu media di Gran Melia Jakarta, Rabu (17/1/2018).
Meski jarang ditemukan, tapi penyakit ini bisa menyerang siapa saja khususnya pada pria sebesar 60% dan 40% pada wanita. Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa mayoritas penderitanya ada pada kelompok usia remaja dan dewasa muda. Lebih dari sepertiga kasus ditemukan pada usia 15—30 tahun dan menyumbang 20% dari total jumlah kasus limfoma.
"Secara global lebih dari 62.000 orang terdiagnosa limfoma hodgkin di mana sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Di Indonesia, angka kasus baru limfoma hodgkin pada tahun 2012 mencapai sebesar 1.168 dengan jumlah kematian sebesar 687," papar Prof Arry.
Prof Arry menjelaskan, kanker limfoma hodgkin disebabkan oleh sel kanker yang berkembang pada sistem life. Sel-sel limfosit tipe B (sel darah putih yang bertugas melawan infeksi dan memproduksi antibodi) yang ada di dalam sistem limfa berlipat ganda secara tidak biasa dan bermutasi menjadi sel kanker. Sel ini terus bertambah banyak hingga membunuh sel-sel sehat dan menyebabkan tubuh rentan terhadap penyakit, menyebabkan munculnya gejala.
"Dapat metastase (sel kanker menyebar) ke organ tubuh lain," kata dia.
Sayangnya, karena tidak umum, ini membuat banyak masyarakat tidak mengenal faktor risiko dan gejalanya. Padahal, jika terdeteksi sejak dini, kanker limfoma hodgkin dapat disembuhkan melalui kemoterapi. Oleh karena itu, Prof Arry menekankan untuk tidak meremehkan gejala pada tubuh, khususnya benjolan meski berukuran kecil.
"Gejala paling umum dari kanker limfoma hodgkin diantaranya benjolan pada kelenjar getah bening yang ditemui di daerah leher, ketiak dan pangkal paha. Demam, atau meriang, berkeringat di malam hari, penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas hingga 10% atau lebih, kelelahan yang berlebihan dan kekurangan energi, kehilangan nafsu makan, batuk berkepanjangan, pembesaran limpa atau hati dan gatal-gatal," tutur dia.
"Kanker limfoma hodgkin termasuk jenis kanker yang agresif dan jarang ditemukan jika dibandingkan dengan jenis kanker lain, termasuk kanker limfoma non hodgkin yang jauh lebih sering terjadi," ujar Ketua Perhimbupanan Hematologi-Onkolohi Medik (PERHOMPEDIN), Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPD-KHOM saat temu media di Gran Melia Jakarta, Rabu (17/1/2018).
Meski jarang ditemukan, tapi penyakit ini bisa menyerang siapa saja khususnya pada pria sebesar 60% dan 40% pada wanita. Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa mayoritas penderitanya ada pada kelompok usia remaja dan dewasa muda. Lebih dari sepertiga kasus ditemukan pada usia 15—30 tahun dan menyumbang 20% dari total jumlah kasus limfoma.
"Secara global lebih dari 62.000 orang terdiagnosa limfoma hodgkin di mana sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Di Indonesia, angka kasus baru limfoma hodgkin pada tahun 2012 mencapai sebesar 1.168 dengan jumlah kematian sebesar 687," papar Prof Arry.
Prof Arry menjelaskan, kanker limfoma hodgkin disebabkan oleh sel kanker yang berkembang pada sistem life. Sel-sel limfosit tipe B (sel darah putih yang bertugas melawan infeksi dan memproduksi antibodi) yang ada di dalam sistem limfa berlipat ganda secara tidak biasa dan bermutasi menjadi sel kanker. Sel ini terus bertambah banyak hingga membunuh sel-sel sehat dan menyebabkan tubuh rentan terhadap penyakit, menyebabkan munculnya gejala.
"Dapat metastase (sel kanker menyebar) ke organ tubuh lain," kata dia.
Sayangnya, karena tidak umum, ini membuat banyak masyarakat tidak mengenal faktor risiko dan gejalanya. Padahal, jika terdeteksi sejak dini, kanker limfoma hodgkin dapat disembuhkan melalui kemoterapi. Oleh karena itu, Prof Arry menekankan untuk tidak meremehkan gejala pada tubuh, khususnya benjolan meski berukuran kecil.
"Gejala paling umum dari kanker limfoma hodgkin diantaranya benjolan pada kelenjar getah bening yang ditemui di daerah leher, ketiak dan pangkal paha. Demam, atau meriang, berkeringat di malam hari, penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas hingga 10% atau lebih, kelelahan yang berlebihan dan kekurangan energi, kehilangan nafsu makan, batuk berkepanjangan, pembesaran limpa atau hati dan gatal-gatal," tutur dia.
(alv)