Review Film: The Commuter
A
A
A
JAKARTA - Bagi para pengguna rutin commuter line, sudah bukan hal aneh jika mengenal orang-orang yang senantiasa bersama mereka berangkat atau pulang kerja dengan kereta yang sama. Perjalanan pun jadi menyenangkan karena memiliki teman baru di dalam kereta.
Tapi, bagaimana jika kebiasaan ini kemudian dimanfaatkan oleh seseorang yang berniat jahat? Tentunya, perjalanan yang biasanya menyenangkan berubah menjadi sesuatu yang menegangkan.
Tema inilah yang sepertinya diangkat dalam film The Commuter. Dibintangi Liam Neeson sebagai Michael McCaulay, film ini mengisahkan tentang perjalanan Michael, mantan polisi yang kemudian menjadi agen asuransi berangkat dan pulang kerja dari rumahnya di pinggiran New York.
Setiap hari, Michael selalu menumpangi kereta yang sama baik saat berangkat atau pun pulang kerja. Dia pun mengenal betul siapa saja teman perjalanannya. Salah satu yang akrab dengannya adalah Walt (Jonathan Banks).
Michael sedang sangat giat mencari uang karena putranya, Danny (Dean-Charles Chapman) bakal masuk kuliah ke universitas swasta. Di tengah usaha kerasnya itu, dia harus menerima kenyataan tiba-tiba dipecat dari tempatnya bekerja dan tidak menerima uang yang cukup untuk membiayai kuliah Danny.
Kalut, Michael berusaha menenangkan diri di sebuah bar langganannya. Dia kemudian bertemu mantan mitranya di kepolisian, Alex Murphy (Patrick Wilson). Kepada Alex, Michael mengisahkan masalahnya.
Michael kemudian pergi ke stasiun dan menumpangi kereta yang biasa dia tumpangi saat pulang kerja. Saat sedang duduk dan membaca, seorang wanita misterius mendatanginya. Wanita itu menawarkan uang USD25.000 kepada Michael untuk menjalankan sebuah misi, yaitu menemukan orang yang seharusnya tidak berada di kereta komuter itu.
Tergiur, Michael kemudian mencari dan mendapatkan uang tersebut. Dia kemudian mendapatkan perintah lagi dari wanita itu dengan iming-iming uang USD75.000. Michael yang awalnya tertarik, kemudian curiga dan berusaha menarik diri dari misi yang ternyata adalah sebuah konspirasi kriminal. Tapi, keputusan itu sudah telat. Saat dia berusaha mencari bantuan, Walt malah tewas terbunuh di hadapannya.
Tak ada jalan lain bagi Michael untuk mengikuti permainan tersebut. Dia pun akhirnya melakukan misi itu. Meskipun dia tahu risiko yang bakal dia hadapi.
The Commuter mencoba menawarkan ketegangan dalam sebuah perjalanan kereta komuter. Alurnya yang cepat membuat film berdurasi 1 jam 45 menit ini berjalan sesuai jalurnya tanpa drama yang bertele-tele. Sutradara Jaume Collet-Serra berhasil menciptakan thriller yang membuat penonton penasaran dengan adegan-adegan berikutnya di film ini.
Sayang, masih banyak lubang di sana sini dalam cerita film ini meskipun akting Neeson yang mengesankan. Anda mungkin akan terjebak dalam berbagai pertanyaan begitu film ini berakhir. Meski begitu, secara keseluruhan, film ini mampu menghadirkan ketegangan tersendiri yang bisa dinikmati secara utuh.
The Commuter sudah mulai tayang di bioskop-bioskop Tanah Air. Jika Anda pencinta film thriller, pastikan Anda tidak melewatkannya.
Tapi, bagaimana jika kebiasaan ini kemudian dimanfaatkan oleh seseorang yang berniat jahat? Tentunya, perjalanan yang biasanya menyenangkan berubah menjadi sesuatu yang menegangkan.
Tema inilah yang sepertinya diangkat dalam film The Commuter. Dibintangi Liam Neeson sebagai Michael McCaulay, film ini mengisahkan tentang perjalanan Michael, mantan polisi yang kemudian menjadi agen asuransi berangkat dan pulang kerja dari rumahnya di pinggiran New York.
Setiap hari, Michael selalu menumpangi kereta yang sama baik saat berangkat atau pun pulang kerja. Dia pun mengenal betul siapa saja teman perjalanannya. Salah satu yang akrab dengannya adalah Walt (Jonathan Banks).
Michael sedang sangat giat mencari uang karena putranya, Danny (Dean-Charles Chapman) bakal masuk kuliah ke universitas swasta. Di tengah usaha kerasnya itu, dia harus menerima kenyataan tiba-tiba dipecat dari tempatnya bekerja dan tidak menerima uang yang cukup untuk membiayai kuliah Danny.
Kalut, Michael berusaha menenangkan diri di sebuah bar langganannya. Dia kemudian bertemu mantan mitranya di kepolisian, Alex Murphy (Patrick Wilson). Kepada Alex, Michael mengisahkan masalahnya.
Michael kemudian pergi ke stasiun dan menumpangi kereta yang biasa dia tumpangi saat pulang kerja. Saat sedang duduk dan membaca, seorang wanita misterius mendatanginya. Wanita itu menawarkan uang USD25.000 kepada Michael untuk menjalankan sebuah misi, yaitu menemukan orang yang seharusnya tidak berada di kereta komuter itu.
Tergiur, Michael kemudian mencari dan mendapatkan uang tersebut. Dia kemudian mendapatkan perintah lagi dari wanita itu dengan iming-iming uang USD75.000. Michael yang awalnya tertarik, kemudian curiga dan berusaha menarik diri dari misi yang ternyata adalah sebuah konspirasi kriminal. Tapi, keputusan itu sudah telat. Saat dia berusaha mencari bantuan, Walt malah tewas terbunuh di hadapannya.
Tak ada jalan lain bagi Michael untuk mengikuti permainan tersebut. Dia pun akhirnya melakukan misi itu. Meskipun dia tahu risiko yang bakal dia hadapi.
The Commuter mencoba menawarkan ketegangan dalam sebuah perjalanan kereta komuter. Alurnya yang cepat membuat film berdurasi 1 jam 45 menit ini berjalan sesuai jalurnya tanpa drama yang bertele-tele. Sutradara Jaume Collet-Serra berhasil menciptakan thriller yang membuat penonton penasaran dengan adegan-adegan berikutnya di film ini.
Sayang, masih banyak lubang di sana sini dalam cerita film ini meskipun akting Neeson yang mengesankan. Anda mungkin akan terjebak dalam berbagai pertanyaan begitu film ini berakhir. Meski begitu, secara keseluruhan, film ini mampu menghadirkan ketegangan tersendiri yang bisa dinikmati secara utuh.
The Commuter sudah mulai tayang di bioskop-bioskop Tanah Air. Jika Anda pencinta film thriller, pastikan Anda tidak melewatkannya.
(alv)