Menuju Indonesia Bebas TBC
A
A
A
JAKARTA - Di Indonesia, tuberculosis (TBC) adalah penyakit menular yang paling banyak menyebabkan kematian dan menjadi ancaman berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Pada 2016 terdapat 274 kasus kematian per hari yang disebabkan TB. Harus ada upaya serius untuk menekan tingginya kasus TB baru yang mencapai 1.020.000 penderita pada 2016 dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus TB terbesar kedua di dunia. Dikatakan Dr dr Erlina Burhan MSc SpP (K), dokter ahli paru dari RSUP Persahabatan, untuk mencapai Indonesia bebas TB pada 2050 diperlukan usaha luar biasa.
Kementerian Kesehatan tentu tidak boleh hanya bekerja apa adanya atau business as usual. Semua yang memiliki kontak langsung dengan pasien TBC, menurut dr Erlina, harus diperiksa dan dievaluasi. Ia juga mengharapkan ada usaha mencari pasien TBC dengan melakukan penapisan (screening ) di tempat-tempat umum, seperti di transportasi publik.
“Salah satu upaya dan wujud kepedulian pemberantasan TBC adalah membiasakan diri menggunakan masker. Terutama yang menderita batuk-batuk, di mana pun, terutama di ruangan berpenyejuk udara (AC) wajib mengenakan masker,” ujarnya dalam acara #PeduliKitaPeduliTBC yang digelar oleh Forum Stop TB Partnership Indonesia (FSTPI) di Kantor Pusat PPTI.
Terkait penyakit TBC, dr Erlina menyatakan umumnya pasien menganggap dua bulan pertama merasa sudah sembuh sehingga berhenti meminum obat. “Ini yang berbahaya. Ini akan menimbulkan TBC resistan obat (TBRO). Untuk itu, yang perlu kita perhatikan adalah pencegahan bagaimana TBC tidak tertular ke kita,” ujarnya.
Sementara itu, Arifin Panigoro, Ketua Umum FSTPI, memaparkan, penyakit TBC adalah penyakit lama, terjadi hampir di seluruh dunia, dan penanganannya tidak sederhana. Banyak yang menganggap penyakit ini sudah selesai dan masyarakat menyalahkan pemerintah.
“Tapi menurut saya, semua masyarakat harus terlibat di situ. Mari kita diskusikan apa yang bisa kita perbuat. Pemerintah bersama masyarakat perlu mengeroyok TBC ini,” kata Arifin.
Kampanye TBC di seluruh wilayah Indonesia perlu gencar dilakukan secara terus-menerus agar target eliminasi TBC pada 2030 bisa tercapai. Beban penanggulangan penyakit menular ini dinilai begitu besar. Apalagi Indonesia menjadi negara kedua dalam jumlah kasus TBC di dunia setelah India. (Sri Noviarni)
Pada 2016 terdapat 274 kasus kematian per hari yang disebabkan TB. Harus ada upaya serius untuk menekan tingginya kasus TB baru yang mencapai 1.020.000 penderita pada 2016 dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus TB terbesar kedua di dunia. Dikatakan Dr dr Erlina Burhan MSc SpP (K), dokter ahli paru dari RSUP Persahabatan, untuk mencapai Indonesia bebas TB pada 2050 diperlukan usaha luar biasa.
Kementerian Kesehatan tentu tidak boleh hanya bekerja apa adanya atau business as usual. Semua yang memiliki kontak langsung dengan pasien TBC, menurut dr Erlina, harus diperiksa dan dievaluasi. Ia juga mengharapkan ada usaha mencari pasien TBC dengan melakukan penapisan (screening ) di tempat-tempat umum, seperti di transportasi publik.
“Salah satu upaya dan wujud kepedulian pemberantasan TBC adalah membiasakan diri menggunakan masker. Terutama yang menderita batuk-batuk, di mana pun, terutama di ruangan berpenyejuk udara (AC) wajib mengenakan masker,” ujarnya dalam acara #PeduliKitaPeduliTBC yang digelar oleh Forum Stop TB Partnership Indonesia (FSTPI) di Kantor Pusat PPTI.
Terkait penyakit TBC, dr Erlina menyatakan umumnya pasien menganggap dua bulan pertama merasa sudah sembuh sehingga berhenti meminum obat. “Ini yang berbahaya. Ini akan menimbulkan TBC resistan obat (TBRO). Untuk itu, yang perlu kita perhatikan adalah pencegahan bagaimana TBC tidak tertular ke kita,” ujarnya.
Sementara itu, Arifin Panigoro, Ketua Umum FSTPI, memaparkan, penyakit TBC adalah penyakit lama, terjadi hampir di seluruh dunia, dan penanganannya tidak sederhana. Banyak yang menganggap penyakit ini sudah selesai dan masyarakat menyalahkan pemerintah.
“Tapi menurut saya, semua masyarakat harus terlibat di situ. Mari kita diskusikan apa yang bisa kita perbuat. Pemerintah bersama masyarakat perlu mengeroyok TBC ini,” kata Arifin.
Kampanye TBC di seluruh wilayah Indonesia perlu gencar dilakukan secara terus-menerus agar target eliminasi TBC pada 2030 bisa tercapai. Beban penanggulangan penyakit menular ini dinilai begitu besar. Apalagi Indonesia menjadi negara kedua dalam jumlah kasus TBC di dunia setelah India. (Sri Noviarni)
(nfl)